perasaan

22 1 0
                                    

Sungguh indah matahari yang mulai terbit di timur. Allah SWT. Adalah sebaik baik Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta ini, tetapi banyak juga orang yang masih terlelap dalam tidurnya, padahal bangun sebelum matahari terbit itu terdapat keberkahan yang begitu besar dan manfaat yang berlimpah.

Minggu demi Minggu, bahkan bulan demi bulan perasaan yang aneh selalu menghantui zuhra. Entah kapan perasaan itu muncul bahkan tanpa disadari Zuhra merasa tidak ingin kehilangan sosok yang selalu setia menunggu balasan cinta darinya.

Rasanya hati Zuhra sedang berbunga bunga hari ini, ingin sekali ia bertemu dengan pujaan hatinya hari ini juga, tapi ia langsung beristighfar dan mengingat Allah karena dirinya sudah dikuasai oleh nafsu syaitan yang selalu menggoda.

Pov akbar

"Pa, akbar ingin melamar Zuhra, teman akbar kuliah dulu". Ucap akbar untuk lawan bicaranya diseberang telepon.

"Oke, kapan kamu mau melamar dia". Jawab pria yang bersuara berat menandakan ia sudah tidak muda lagi.
" Secepatnya pa".
"Baik, Minggu depan papa pulang, dan langsung melamar wanita yang kamu pilih dan dalam sebulan kalian bisa langsung menikah. Tidak baik ditunda tunda"

"Iya pa, masalah pernikahan hari ini pun aku siap, tapi apa dia mau nerima aku?".
"Hush, gak boleh kamu ngomong gitu, perkataan doa, yang penting usaha, masalah hasil belakangan. Yaudah papa ada meeting. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam".

'alhamdulillah, akhirnya aku bisa menghalalkan kamu zuhra' batin akbar.


Pov Ali

"Ya Allah, mengapa hati ini begitu gelisah. Ya Allah kendalikan lah hati ini, mengapa hati hamba selalu berdesir setiap melihat Zuhra ,apa ini tanda bahwa hamba harus mengkhitbah dan menjadikanya penyempurna iman hamba, Ya Allah, yang maha pengasih maha penyayang, tunjukilah jalan yang benar kepada hamba, hamba tidak ingin sesat dan lebih mementingkan nafsu hamba, Ya Allah sesungguhnya hamba bertawakal kepadaMu." Doa Ali di masjid setelah ia melaksanakan Salat subuh berjamaah.

Pov author

Pagi hari yang dibalut oleh keceriaan matahari yang bersinar membuat setiap sudut ruangan rumah kembali terang setelah kegelapan yang menguasai sebagian belahan bumi ini.

Zuhra, ya dia sekarang adalah direktur utama di perusahaan perusahaan milik ayahnya, setelah beberapa bulan ia ditinggalkan oleh ayahnya itu, kini ia sedang sibuk dengan urusan bisnis, padahal sebenarnya jika dilihat, tidak cocok karena ia adalah lulusan fakultas hukum bukan ekonomi yang digeluti oleh ayahnya. Tapi apa boleh buat, ia mau tidak mau harus meneruskan kerja keras ayahnya yang selama ini telah membangun perusahaan sampai titik darah penghabisan.

" Assalamualaikum, buk. Ada yang ingin bertemu ibu". Ucap sekretaris junior yang lebih muda dari zuhra ya walaupun hanya beberapa bulan saja, karena Zuhra ini baru berusia 24 tahun, jadi ia tergolong direktur yang paling muda diantara pemilik pemilik perusahaan lain yang sukses.
"Siapa Tika?" Tanya Zuhra setelahnya.
"Kata bapak itu sih namanya kalo gak salah pak akbar, Bu"balas Tika.

"Akbar? Oh baik, saya akan langsung turun kebawah, kamu selesaikan saja pekerjaan kamu, oiya ada agenda apa saya hari ini?"
" Ibu ada rapat nanti pukul sebelas siang Bu"
"Oh oke, berarti masih ada waktu dua jam lagi kan, nanti telepon saya ya"
"Baik Bu"

" Heran, Bu Zuhra kok nampak bahagia banget ya, biasanya juga cueknya minta ampun kalo ada tamu yang datang" ucap Tika sendiri setelah Zuhra langsung sedikit berlari menuju lantai dasar kantor. Memang kepribadian Zuhra setelah ayahnya meninggal sedikit berubah, menjadi sedikit lebih cuek dan terlalu formal tidak seperti dirinya dulu yang selalu ceria dan kekanak-kanakan, mungkin juga pengaruh usia yang semakin bertambah dan pengalaman hidup yang kian banyak.

*****
"Assalamualaikum, maaf tunggu lama" ucap Zuhra yang sedikit ngos-ngosan akibat berlari dari lantai empat, ya walaupun naik lift tetapi jarak lift dan kursi tempat tamu menunggu agak jauh.

"Waalaikumsalam, subhanallah. Kamu tampak beda Zuhra" jawab akbar yang tak henti-hentinya menatap Zuhra.
" Jangan liat Zuhra gitu dong akbar, gak baik kita kan bukan mahram" balas Zuhra yang tak terasa pipinya sudah memerah.
"Eh, maaf maaf, astaghfirullah aku gak bermaksud"

"Iya, memangnya beda gimana?"lanjut Zuhra.
"Lebih dewasa dan lebih berwibawa"
"Haha,biasa aja kali" jawab Zuhra terkekeh.
'dan lebih cantik' batin akbar yang tidak berani ia ungkapkan karena bisa saja ia diceramahi nanti sama Zuhra.

" Mau ngomong apa?" Tanya Zuhra.
"Maaf ya disini aja karena rame, klo ditempat lain takut jadi fitnah" lanjut Zuhra takut akbar tersinggung.
"I..iya gak papa" jawab akbar dan malah akbar sekarang yang jadi canggung dan ngomong nya mulai terbata bata.
"Jadi gini, aku ingin....."ucap akbar dan terputus.

"Ingin apa?" Tanya Zuhra penasaran.
"Aku ingin.... Ingin melamar kamu"akhirnya akbar lega dan kembali deg degan dengan jawaban Zuhra nantinya.
Zuhra? Jangan ditanya lagi, rasanya ia ingin pingsan, siapa yang tidak senang sekaligus terharu jika seseorang yang kita cintai melamar kita.

"A..aku gak buru buru kok, kamu bisa pikir pikir dulu, dan aku juga akan bawa orang tua ku Minggu depan" ucap akbar pelan tapi meyakinkan.
"Hmm, aku tunggu orang tua kamu" balas Zuhra malu malu, pipi yang sudah memerah, serta kaki yang seperti nya tidak terinjak di bumi lagi.

"Zuhra juga akan menghubungi Om visal untuk wali nanti" lanjut Zuhra .
" Ja..jadi lamaran aku diterima?" Ucap akbar tak percaya.
"Hemm, gak tau. Menurut kamu?" Balas Zuhra menunduk.
"Zuhraaaaaa, kamu serius nerima aku?".
"Hemmm, sebenarnya Zuhra harus shalat istikharah dulu. Tapi gak tau kenapa hari Zuhra udah yakin dan mantap".
"Gak pa pa aku tunggu deh, aku juga gak buru buru"jawab akbar.
"Oke".

Akbar sebelumnya sudah mendaftar menjadi pengacara di Swiss ,maka dari itu ia akan sering bolak balik ke Swiss .

************
"Assalamualaikum, bang"sapa akbar pada Ali disebuah kafe.
"Waalaikumsalam" balas Ali dengan senyum manisnya yang membuat para akhwat pingsan sambil tersenyum. Hehe lebay juga ya, ah lupakan.

"Bang, aku punya kabar gembira ni" jawab akbar dengan ceria.
"Waah, apaan tu beritanya?" Balas Ali.
" Gak dipesenin minum dulu gitu bang, hehe kan biar istimewa"

"Kayaknya kabar nya lebih dari biasa ya?" Tanya Ali menggoda akbar.
"Iya dong bang, sangat luar luar luar biasa" balas akbar sumringah.
"Oke, kamu mau pesen apa ni?"

"Coklat panas aja satu"
"Oke" jawab Ali dan langsung memesankan apa yang dipesan akbar barusan dan kembali duduk di kursi yang berhadapan dengan Akbar.
" Bang, Abang setelah lulus kuliah s2 ini gak balik ke Turki lagi kan?"tanya Akbar.

"Balik dong, tapi gak sering sering, cuma sekali sekali aja untuk liat Abi sama bunda" jawab Ali dengan tenang.
" Oo"
" Eh ,tadi kamu mau ngomong kabar luar luar luar biasa apa?"
"Oiya, bang. Aku udah lamar seseorang dan disetujui oleh papa"

"Masyaallah, selamat ya bar. Ini mah bukan kabar bahagia lagi, udah lebih dari kabar bahagia. Siapa calon yang beruntung itu?"
"Dia Zuhra bang, Zuhra yang kita pergi waktu itu waktu ayahnya meninggal, aku memang udah lama suka sama dia cuma cinta bertepuk sebelah tangan, tapi gak tau kenapa sekarang dia malah nerima aku tanpa menimang nimang lagi bang"

Deg..
Hati Ali yang terasa berkecamuk dan pecah seketika mendengar itu, tapi ia pandai menyembunyikan nya.
"Alhamdulillah dong kali kayak gitu" ucap Ali yang tiba tiba ia menjadi tidak semangat dalam perbincangan ini.
"Pasti"
"Eh, Abang lupa. Abang ada jadwal meeting di kantor, Abang duluan ya"
" Yah, kok cepet banget bang?"
"Iya nih, sorry banget ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam".

'Ya Allah, kendalikan hati ini yang begitu perih, jika dia bukan jodoh hamba, tolonglah Engkau hapus dia jauh jauh dari hati ini ya Allah' batin Ali .


Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang