wisuda

23 2 0
                                    

Setelah melewati masa masa kuliah yang cukup membuat kesabaran dan keikhlasan yang harus disediakan sebanyak-banyaknya. Kini, Zuhra dan teman teman yang seletting dengannya berhasil mencapai keberhasilan yang sangat dinantikan.
"Udah belum Ra?nanti telat kita ke gedungnya" tanya aisyah yang sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu.
"Iya sabar Syah"sahut Zuhra dibalik pintu kamarnya.

Setelah aisyah menunggu beberapa menit lagi, tibalah sesosok yang cantik natural dengan hijab segiempat yang dikreasikan menutup dada hingga perut dengan memakai gamis hitam longgar dan handbag yang menambah kesan elegan dari penampilan nya hari ini.
"Subhanallah, Ra aku gak pernah liat kamu sebegitu cantik, walaupun kamu cuma pakai lipstik,bedak,sama celak doang tapi terkesan sangat manis. Memang cantik dari lahir ini mah"ucap aisyah yang terkesan dengan penampilan Zuhra hari ini. Entah ada aura dari mana, ia terlihat begitu cantik.

"Alhamdulillah, makasih aisyahku" balas Zuhra sambil mencubit pipi aisyah dengan gemesnya.
Mereka berdua berangkat menuju gedung acara wisuda Dengan menggunakan motor milik aisyah. Setelah lima belas menit dalam perjalanan mereka sampai disebuah gedung bertingkat dan banyak sekali papan bunga yang menghiasi luar gedung.

Tidak lama setelah aisyah memarkir kan motor nya dan Zuhra yang menunggu dia di belakangnya, datanglah beberapa wanita yang mendekati mereka dan mengucap salam.
"Assalamualaikum Zuhra, aisyah"salam mereka serentak.
"Waalaikumsalam, eh vani,wina,rahma kagetin aja" jawab Zuhra terkejut dan langsung berbalik melihat mereka bertiga.
"Waalaikumsalam, udah ngapain diluar , yuk masuk"jawab aisyah dengan muka datarnya itu yang menjengkelkan.

Mereka berlima masuk ke gedung yang bertingkat tiga itu dan duduk di kursi yang telah disiapkan oleh panitia pelaksana acara wisuda tersebut.
"Assalamualaikum" suara salam yang sudah tak asing lagi yang didengar oleh Zuhra dan teman temannya.
"Waalaikumsalam, akbar. Dari mana aja dari tadi kita puter puter gak liat kamu, baru datang ya?"tanya wina.
"Iya, tadi pagi banget sebelum aku siap siap, aku ke bandara dulu, temen aku dari Turki datang ke sini sama ayahnya karena ada urusan penting gitu terus sekalian dia mau liat aku wisuda, ya dia memang lebih tua dari aku dua tahun, makanya aku udah anggap dia tu sodara kandung sendiri dan juga dia anggap aku sebagai adiknya" jelas Akbar panjang lebar.

"Wihh seru dong ya punya Abang laki laki dari Turki pasti ganteng" sambung vani dengan muka imut nya.
"Yee, bukan orang Turki asli, tapi merantau ke Turki asli nya mah orang Indonesia juga, ibu kandungnya orang Aceh jadi gak heran kalo dia bolak balik Aceh supaya silaturahmi nya sama keluarga disini gak terputus ya walaupun juga karena urusan perusahaan ayahnya. Tapi kalo kamu mau liat ganteng apa gaknya, aku yakin 100% deh dia ganteng banget, ibu kandungnya itu asli orang lamno, kamu tau sendiri kan orang lamno itu gimana, ada keturunan Portugis gitu jadi, matanya coklat muda dan kulitnya juga putih. Ah, nanti liat aja sendiri. Oiya, dan satu lagi yang paling penting adalah dia itu jomblo dan sekarang lagi lanjutin kuliah s2nya, sekarang udah mau lulus, tapi belom, tinggal beberapa bulan lagi kok". Jelas Akbar lagi dengan panjang kali lebar.

"Ooooooo" balas vani dan teman-temannya serentak.
"Waah, ada apa ni kok kayaknya seru ya" ucap Reza yang tiba tiba ada di belakang akbar dan menghampiri mereka.
"Reza, kenapa gak salam dulu, buat terkejut kita aja" ucap rahma dengan nada sebal.
"Tau tuh, mbok ya salam dulu kalo menghampiri seseorang,kan enak didenger"sambung aisyah.
"Hehe, iya iya maaf oke, assalamualaikum ukhti ukhti,termasuk yang satu ini ni" ucap Reza sambil menunjuk ke arah akbar.
"Waalaikumsalam, apaan sih aku akhwan bukan ukhti" balas akbar memasang muka sebal.
"Lagian ngapain kamu sendiri laki laki disini, ini kan tempat duduk perempuan, yang laki laki disebelah sana kali" Reza terkekeh.

"Iya, aku juga tau, aku cuma mau bilang bang Raihan gak datang karena mendadak ada kerjaan kantor yang penting dan gak sempat kabarin kamu Zuhra, gak pa pa kan?"tanya akbar meyakinkan.
"Serius? Kok bang Raihan gak kabarin Zuhra ?terus siapa nanti yang akan foto di papan bunga sama Zuhra?" Tanya Zuhra meyakinkan, karena jika ayahnya yang pergi itu tidak mungkin, ayahnya sedang marah besar padanya dan mungkin tidak menganggap nya lgi,sedangkan bang Raihan baru saja bilang akan pergi keluar kota, kalo bibi gak mungkin karena pasti dilarang oleh ayahnya.
"Iya Ra, serius tapi jangan khawatir kata bang Raihan, umi, Abi,sama kak indah datang kok, jadi gak perlu sedih, oke?"jawab akbar menenangkan Zuhra yang dilihatnya sudah bersedih.
"Oo, oke. Gak pa pa kalo gitu, makasih akbar udah kasih tau ke Zuhra" ucap Zuhra tersenyum.

"Iya, sama sama Ra" balas akbar dengan malu dan tak terasa pipinya yang kini memerah, namanya juga cinta, sekuat dan segarang apa pun laki laki pasti akan lemah dihadapan cintanya.
"Yaudah kami berdua duduk dulu ya para ukhti" ucap Reza sambil menarik tangan akbar.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Berselang beberapa menit kemudian acara pun dimulai, tampaklah seorang mc yang cantik membawakan acara formal ini dan menyambut para tetamu yang sudah berdatangan mulai dari kerabat para mahasiswa dan mahasiswi yang wisuda serta orang orang penting yang diundang oleh universitas.

Setelah acara formal selesai, kini tinggallah satu sesi terakhir yaitu sesi pemotretan. Sesi pemotretan ini dikhususkan untuk para wisudawan dan wisudawati untuk berfoto bersama keluarga nya. Zuhra yang sibuk mencari Batang hidung kak indah, umi, dan Abi itu pun akhirnya ketemu juga. Zuhra mengajak mereka bertiga untuk berpose formal dan dilanjutkan berpose bebas. Ya, sebenarnya hatinya sudah sangat sakit karena tidak ada keluarga yang sedarah dengan nya disaat momen kelulusan nya itu. Bahkan, pamannya, yaitu adik dari ayahnya itu juga tidak sempat datang ke acara yang paling membahagiakan ini. Tapi, zuhra sangat bersyukur karena masih ada orang yang sangat menyayangi nya disaat ia sedang kesulitan dan kebahagiaan seperti sekarang ini. Dan juga ia memang sudah menganggap umi dan Abi sebagai orang tua nya sendiri, meskipun ia sudah sangat kecewa dengan ayah dan ibunya yang tega meninggalkan nya, dan ya ia memang sudah menganggap ibunya itu tiada walaupun itu dianggap durhaka mungkin sebagai seorang anak, tapi apa dayanya, ia juga seorang Manusia yang memiliki perasaan dan hati, sudah pasti ia akan merasa sakit hati yang mendalam yang diakibatkan oleh kedua orang tuanya itu.

Akhirnya, semua acara selesai dengan berjalan dengan lancar, kini mereka sudah mendapat gelar di belakang nama mereka. SH, itulah gelar yang wisudawan dan wisudawati yang tadi merayakan kelulusan nya itu dapatkan.

Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang