bohong

16 1 2
                                    

Zuhra tidak keluar dari kamarnya sejak pulang dari pasar tadi, ntah dia sedang apa, sampai membuat nya sangat betah berada dikamar yang sederhana itu.
"Zuhra, keluar dong. Dari tadi siang kamu gak keluar keluar dari kamar, sini dong bantu aku masak buat makan malam".teriak aisyah dari luar kamar sambil mengetuk pintu.
Zuhra yang mendengar itu pun tersentak kaget dari lamunan nya ,sejak habis Maghrib tadi ia didalam kamar dan terus melamun. Saat ia hendak membuka pintu kamarnya itu, ia melihat seluruh ruang tengah yang gelap dan yang anehnya lagi ia tidak menemukan aisyah padahal tadi dengan jelas ia mendengar teriakan aisyah dari luar pintu kamarnya itu.
Setelah beberapa detik ia mencari sosok aisyah yang tak kunjung ia temukan, tiba tiba lampu menyala dan sudah ramai teman temannya berkumpul disana termasuk juga ada bang Raihan dan kak indah tetapi mereka tidak membawa bayi lucu mereka. Mereka semua mengucapkan barakallah Zuhra serentak  Dan membuat Zuhra terkejut bukan main, ada sedikit lengkungan di bibir Zuhra tetapi tidak seluruhnya. Dan juga ia melihat kue ultah yang cukup indah dan beberapa hiasan juga makanan makanan yang banyak tersedia di meja.
"Barakallah adikku tersayang, semoga panjang umur,sehat selalu, dan yang paling penting cepet selesai kuliahnya ya biar jadi sarjana hukum, hehehe" ucap bang Raihan sambil terkekeh. Dan yang lainnya pun mengaamiinkan doa bang Raihan tadi.
"Aamiin, makasih bang"jawab Zuhra dan langsung menyalim tangan bang Raihan dan kak indah. Sementara akbar terus memerhatikan Zuhra dengan hikmat.
"Woi, hati hati zina" bisik Arif yang hanya didengar oleh akbar yang berada disampingnya. Akbar yang mendengar itu pun langsung beristighfar dalam hatinya.
"Kenapa kamu tinggal dirumah aisyah, Ra?"tanya kak indah penasaran.
"Zuhra, cuma mau selesain skripsi sama aisyah aja kok kak, kalo dirumah kan gak ada yang bisa Zuhra kompromi kan masalah skripsi. Ayah sering keluar kota dan gak tau kapan pulangnya, kalo bibi mana ngerti tentang ilmu hukum, kan bibi dulu lulusan tata boga" bohong zuhra, padahal ia diusir oleh ayahnya, karena Zuhra tak ingin merusak hubungan persahabatan antara orang tua bang Raihan sama ayahnya yang sudah terjalin cukup lama bahkan jauh sebelum ia lahir.
"Baik, saatnya kita makan malam sekalian potong kue nya" sambung Reza semangat, anak ini memang selalu bersemangat dalam setiap hal.
"Serrrrbuuuu" jawab teman temannya serentak.

Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang