senyum yang kembali

16 1 0
                                    

Genap 22 tahun. Ya,zuhra sekarang sudah semakin dewasa yaitu umurnya yang sudah menginjak usia ke 22.
Walaupun perayaan ulang tahunnya itu ya cukup membuat nya terkejut sekaligus bahagia, tidak menutup kemungkinan bahwa hatinya masih terasa perih dan sakit akibat pengusiran yang dilakukan ayahnya.

Pagi yang mengawali hari barunya Zuhra sangat cerah dan menyemangati siapa pun yang keluar rumah saat itu juga. Tetapi seperti biasa, setelah subuh Zuhra tetap tidak keluar dari kamar sederhana yang ditempati nya itu, sementara aisyah sudah sibuk menyiapkan keperluaannya untuk kuliah hari ini.

Jam pun menunjukkan pukul 08.00 pagi, Zuhra akhirnya keluar dari zona nyamannya itu menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Dhuha dikamarnya.
"Ra, sini dulu dong ,aku mau nanya nih" ucap aisyah yang sedang duduk di ruang tengah sambil membereskan kumpulan tugas tugasnya.
" Iya, Syah , kenapa?" Tanya Zuhra mendekati aisyah.

"Coba deh kamu jujur sama aku, kamu itu kenapa?dari kemarin aku lihat kamu itu murung terus? Jangan jangannn kamu lagi putus cinta ya? Ayo ngaku, ha-ha-ha. baru tau aku seorang Zuhra yang gak pernah mikirin seseorang, tiba tiba galau gak jelas gitu"
"Siapa juga yang lagi putus cinta. Aku gak pernah ya mikirin cowok Mulu kayak bucin diluar sana, bucin itu gak ada faedahnya, lagian ngapain juga pikirin jodoh, jodoh kan udah ada yang atur jadi gak usah capek capek dan repot mikirin siapa yang bakal jadi jodoh kita, yang ada buang buang waktu tanpa ada kepastian yang jelas" jawab Zuhra tegas.

"Iya..iya aku ngerti, sejak kapan kamu itu mikirin yang begituan, cintanya akbar aja kamu gantung gitu tanpa ada balasan Haha".tawa aisyah sambil meledek Zuhra.
"Aisyaaahhh" teriak Zuhra sambil mencubit lengannya aisyah dengan geram, dan tanpa ia sadari senyum yang sudah dua hari ini hilang, muncul kembali.
"Aaaahhh, sakit Zuhra iya...iya...ampun....ampun, gitu dong senyum kan cantik jadinya" ucap aisyah yang masih menahan sakit karena cubitan Zuhra yang mematikan.

"Jadi kenapa selama ini kamu murung sama kurung diri dikamar gitu?" Tanya aisyah setelah beberapa saat mereka tertawa dengan pecah.
Tiba tiba tawa itu pun berhenti dan berubah menjadi hening kembali saat pertanyaan itu dilontarkan oleh aisyah.
Zuhra merenung dan mencoba mengumpulkan segenap keberanian untuk menceritakan hal yang terjadi padanya kemarin pagi.
"..............,jadi zuhra memutuskan untuk tinggal sama kamu aisyah,karena kamu tinggal sendiri di rumah kontrakan ini. Aisyah kamu janji gak akan ceritakan ini pada siapapun apalagi bang Raihan".jelas aisyah terkait hal yang ia alami itu.

Setelah mendengar cerita itu aisyah berhambur air mata dan memeluk Zuhra dengan erat. seketika suasana rumah sederhana itu menjadi hening amdan hanya terdengar Isak tangis mereka berdua.

"Yang sabar ya Ra, insyaallah aku akan bersama kamu dan mendukungmu selalu" semangat aisyah sembari menghapus air matanya Zuhra.
"Makasih banyak Syah"jawab Zuhra.
" Udah ah Gak usah terlalu dipikirin, sekarang kita shalat Dhuha dan tenangin pikiran kamu, habis itu kita ke kampus, gak sabar kan ketemu sama akbar, hehehe" ajak aisyah dengan kekehan yang membuat zuhra mencubitnya sekali lagi setelah mendengar ucapan terakhir itu.
"Iiih, sakit tau, cubitan kamu tu kayak cubitan maut vampir"
"Vampir gak nyubit kali, dia itu isap darah pake mulut"
"Yaiyalah ngisap pake mulut ,ya masak ngisap pake mata kan gak mungkin".
Percakapan mereka yang memecahkan keheningan dirumah itu dan terdengar suara tawa dari dua wanita yang sama sama kuliah di fakultas hukum itu.

Kini senyum Zuhra kembali, dan sedikit keceriaan yang telah hilang dari kemarin muncul kembali. Setelah mereka selesai dengan celotehan yang membuat keduanya tertawa lepas, mereka melanjutkan dengan shalat Dhuha yang membuat mereka berdua tenang.
"Ya Allah, engkau adalah sebaik-baik Tuhan, engkau telah memberikan sejuta nikmat kepadaku, aku tau engkau melukis takdir ku seperti ini karena engkau sangat menyayangi ku dan ingin menaikkan derajat ku. Terima kasih ya Allah, engkau telah memberikan teman dunia akhirat yang sungguh mulia untuk menemaniku menjalani takdir yang engkau berikan".isi doa yang dipanjatkan Zuhra setelah shalat Dhuha yang membuat hatinya menjadi lebih damai dan tenang.


Vote terus ya temen temen, maaf kalo ada yang gak nyambung (mungkin)😅😅.

Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang