-ΔΔΔ-
Aksara masih setia memandangi api unggun dihadapannya, disaat yang lain asyik bernyanyi dan menikmati suasana malam yang sejuk. Pemuda manis itu masih memikirkan ucapan Harsa, tentang perasaannya kepada Cila dan Pradipta.Entahlah, ia merasa tak mendapatkan jawaban yang berarti didalam benaknya. Pikirannya lelah, tapi ia tak tahu harus berbuat apa. Hingga salah satu temannya menyikut lengan Aksara pelan.
" Ngapa diem mulu si pak ketu? Ini pada nyanyi semua loh. Gak mau ikutan nyanyi ato apa kek? " Aksara hanya tersenyum menanggapi ucapan temannya itu, tak benar - benar berminat untuk mengikuti ajakan Dirga.
" Pradipta, dari tadi ngeliatin lo mulu. Eleh - eleh, ada apa nih kalian berdua? Beberapa minggu ini makin deket? " Aksara melirik Pradipta yang memandangnya kosong setelah mendengar ucapan Dirga, entahlah. Apa arti tatapan pemuda itu.
" Gak tau deh, pusing. " Dirga tersenyum jahil melirik mereka berdua, ia sangat yakin. Pasti ada sesuatu diantara mereka berdua. Mengerjai mereka, seru sepertinya.
" OY BANG KAF! GAK MAU APA NYANYI BUAT PUJAAN HATI? BENGONG MULU? " Dirga sengaja berteriak mengejuti Pradipta yang sedang asyik memandangi Aksara, membuat semua nya menoleh kearah Pradipta yang terkejut.
Aksara menyikut malu Dirga, oh benar saja. Jika kini tak ada guru, mungkin ia sudah mengumpat kepada pemuda ini sekarang juga.
" Boleh juga? " Mendengar balasan Pradipta itu, seluruh siswa langsung bersorak semangat. Mereka benar - benar penasaran, siapakah pujaan hati pemuda itu.
" WOOOOOOAHHH! KAK DIPTA UY BF ABLE BGT. HADUH PENGEN JADI DOI NYA. "
" ANJIR ANJIR SOSWEET. "
Hah, Aksara semakin merasa malu saja telah mendengar sorakan mereka. Pipi nya benar - benar merona merah, oh bagus sekali Dirantara.
' Bodooo! Awas ya Dirga ya! '
" Mau nyanyi apa emang nya bang? "
" Tau lagu Sejati hati kagak lu? " Mereka bersorak kembali setelah Pradipta mengatakan lagu apa yang akan ia nyanyikan.
Ia tersenyum kecil menatap Aksara yang sedang menatap nya malu, bahkan rona merah itu masih tampak jelas pada pandangannya. Pemuda itu sangat manis, ah sepertinya Pradipta sudah tau pasti. Oleh siapa hatinya menemukan rumah.
" Sebelum nyanyi, gue cuma nau bilang. Masa bodo tentang apa yang udah terjadi di masa lalu lo. Gue gak peduli, dan juga gue cuma mau lo tau, lo hebat bisa buat gue ngelirik lo. " Ia kembali melirik Aksara yang menunduk.
Bunyi melodi piano yang berasal dari speaker itu terdengar indah, jujur. Pradipta sedikit gugup bernyanyi dihadapan banyak orang, tapi entah mengapa. Keberanian itu muncul dengan sendirinya setelah menatap lekat Aksara.
Kau buat hatiku kini kembali
Setelah lama pergi
Kucari sosok yang dapat mengerti
Hati kutemuiIa mengingat disaat mereka selalu bertengkar karena hal kecil, memang sedari dulu. Jika dilihat, Aksara dan Pradipta bukan lah orang asing. Mereka saling mengetahui tentang diri masing - masing. Saling memahami tentang diri mereka masing - masing. Namun, ego yang membuat mereka menepis segala rasa yang pernah singgah walau sebentar.
Sudah terlalu lama mencari
Cinta yang sejati
Kutahu kali ini kusadari
Kau yang pantas temani
Cobalah kau pahami hati ini
Yang lama sendiri
Hingga kutemui kau sejati hati
Kucari sosok yang dapat mengerti
Hati kutemui
Sudah terlalu lama mencari
Cinta yang sejatiNamun, sepertinya rasa itu bukanlah suatu yang dapat dengan mudah mereka tepis. Semakin dekatnya mereka, membuat rasa itu semakin besar setiap waktunya. Pradipta kini memahami apa yang terjadi padanya.
Ia menyukai Aksara, tidak. Ia mencintai Aksara, bagaimana cara ia tak bisa melupakan segala hal manis tentang dirinya. Tentang kenangan mereka.
Bahkan ia dan Aksara tak sadar telah hanyut dalam melodi indah yang dinyanyikan Pradipta. Perasaan itu sangat nyaman, hangat dan menenangkan. Bolehkan Pradipta sedikit egois untuk menyukai orang lain selain Bulan nya dulu?
Bulan yang sangat mirip rupanya dengan Aksara. Yah, setidaknya hanya rupa mereka yang mirip. Aksara dan Bulan, adalah pribadi yang sangat berbeda satu sama yang lainnya.
Kutahu kali ini kusadari
Kau yang pantas temani
Cobalah kau pahami hati ini
Yang lama sendiri
Hingga kutemui kau sejati hatiHingga lirik terakhir ia nyanyikan, perasaannya benar - benar bercampur aduk. Ia menatap langit yang dihiasi oleh bintang dan bulan, bahkan bulan sebenarnya pun bersinar terang mendukung mereka berdua.
' Bulan, bolehkah aku untuk berpindah hati dan ingkar pada janji kita berdua? Aku merasa sangat berkhianat padamu. Tapi, perasaan ini tak bisa berbohong, bulan. Semoga kau dapat mengerti.'
Sorak- sorakan terdengar keras pada gendang telinganya, ia hanya dapat tersenyum kecil. Hingga tatapan mereka beradu, dimana titik pusatnya sudah tak lagi pada bulan. Melainkan sudah jatuh pada pemuda itu, kepada Aksara.
-ΔΔΔ-
______________
[] Susah bgt nyari yang suaranya mirip yeonjun :") tapi akhirnya ketemu juga, yah walaupun gak mirip bgt...
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMOSAPHIENS!
FanfictionBadboy dengan ketua osis? [ YeonBin ! ] [School life ] [ Bahasa - non baku - AU Lokal ! ]