HOMOSAPHIENS!

❝ 제 3 회 ❞

-ΔΔΔ-

Kafka meringis disaat adik nya— Maura Septiana Pradipta— mengobati luka lebam setelah dipukul ketos menyebalkan, yang sialnya manis itu.

" Aduh aduh!! Pelan - pelan napa si dek?! Sakit nih! " Maura mendengus sambil menekan luka Kafka.

" Ya salah kamu sih mas! Cari masalah siapa lagi sih ini? Kemarin juga luka karna kepukul, pas ditanya alasan kamu karna gak sengaja jatuhin motor preman. Sekarang apa lagi?! Penasaran ada yang kamu sembunyiin dari aku? "

Yah, tidak sepenuhnya salah juga sih. Kemarin pemuda itu memang babak belur karena terlibat tauran antar geng nya, Kafka berbohong kepada adik kecilnya. Takut, Maura merasa menjadi beban bagi mas nya.

Pasalnya, tauran itu karena mantan kekasih Maura yang tak terima diputuskan begitu saja dengan adik  Kafka. Pemuda itu mengancam akan mencelakai adik manis nya, lalu salahkah Kafka jika ingin melindungi Maura?

" Ini karena ketos baru mu itu loh! Bangsat emang. "

Ini mas kesayangannya terluka karena ketos? Really? Aksara Jingga Liandra? Maura menatap Kafka tak percaya, Aksara itu baik. Manis. Tampan. Berprestasi.

Jika ia sampai berbuat bodoh seperti ini, pasti masalahnya ada pada Kafka.

" Emang mas ngapain dia kok sampai di pukul gini? Aksa itu anak baik - baik loh mas. "

" Dia cerewet, yaudah gue cium aja. "

Sebentar, cium? Mas nya ini yang anti sekali dengan skinship dari temannya dan para mantannya itu. Baru saja mencium ketos? Apalagi yang ia tau, Aksara itu tak suka dan menjaga jarak dengan lelaki ataupun perempuan.

' Tak! '

Maura memukul Kafka dengan remot tv nya, membuat pemuda itu meringis memegang dahi kebanggannya.

" Eh woi! Sakit ini loh mas?! "

" Salah sendiri bego, curiga mas suka sama Aksara ya?!! "

" Najis! Ogah! Cerewet gitu, lagian mas normal! Mas masi suka sama tete nya mbak nicky. "

' Buagh! '

Oh, selamat Kafka Abriansyah. Semoga lekas sembuh perut nya ya?

  -ΔΔΔ-

_______________