-ΔΔΔ-Banyak sekali teman - temannya yang bingung dengan pemuda Liandra itu. Pasalnya sedari kemarin ia terus bersama Pradipta. Bukankah mereka bermusuhan?
Seperti saat ini, Liandra membawa nampan berisi dua mangkuk bakso dan duduk di dekat Pradipta. Ia tersenyum saat memberikan mangkuk itu. Tak tau saja, pemuda itu sudah mengabsen seluruh bintang bahkan sampai berencana untuk memasukan racun tikus yang ia temukan di gudang osis. Ok itu kejam sekali.
" Ini kak makanannya, selamat makan kak Kafka~ " Aksara menampilkan senyum palsu nya dan meletakkan mangkuk itu dengan pelan.
" Loh minum gue man? Ikhlas gak sih mesenin makanan? " Benar - benar, Pradipta itu menguji kesabarannya seratus persen.
" Oh aku lupa ya? Maaf ya kak, ini aku ambil dulu. Bodoh banget sampai lupa. " Setiap kalimat yang ia ucapkan, sengaja di tekankan. Aksara tersenyum dan berjalan memesan minuman.
" Bangsat, anjing, sialan. " Pemuda itu mengumpat saat sekira nya sudah jauh dari semua orang. Hari ini mutlak kesabarannya hampir saja habis.
Mana saat ia kembali, Pradipta sudah tak ada lagi disana. Digantikan dengan pesan yang baru saja terkirim
Kafka, P. => Pulang tungguin di
ruang dance.Aksara mencoba menahan amarahnya, ia menggenggam erat ponselnya.
-ΔΔΔ-
" Kak Lia! Mau kemana? " Farzan menyapanya dengan senyum manis, ia memberikan kue yang sengaja ia beli dua untuk Liandra.
" Mau ke ruangan dance Zan, sorry ya gak bisa bareng? "
" Oh no prob, lagi nungguin kak Cila ngedance ya? " Pemuda itu mengerjapkan matanya, berani sumpah ia lupa dengan Cila yang juga anak dance. Apalagi gadis itu tadi juga meminta nya untuk menunggu, tapi ditolak begitu saja.
" O-oh? Iya, lagi nunggu Cila ngedance. "
" Yaudah, aku duluan ya kak? "
Sesampainya disana, ia melihat Kafka yang sedang fokus dance. Baru kali ini ia melihat pemuda itu fokus sekali? Aksara meletakkan dua botol minuman dan handuk disampingnya, melihat sekitar. Tampaknya Cila tak ada?
" Loh Sa? Jadi nih nungguin aku? Katanya gak jadi iiih... " Cila mengaitkan lengannya dengan Aksara, pemuda itu tampak jengah. Perlahan Aksara melepaskan lengannya dari gadis itu. Dan memberikan dua botol minuman dan handuk.
" Udah pake handuk dulu, kamu bau keringat. Nih juga, minum dulu. " Gadis itu tersenyum dan mengambil minuman yang berada di tangan Aksara, ikut merebahkan dirinya. Tak lupa gadis itu bersandar di bahu pemuda itu.
" Capek, tapi seriusan. Kamu nungguin aku ya? Katanya gak mau? Aksa mah... "
" Nggak kok, si bangsat ini lagi nungguin gue. Gausah geer. " Pradipta mengambil botol minuman itu dan menatap Cila dengan sengit, dengan sengaja ia menendang kecil lutut Aksara mengode nya untuk menjarak dengan gadis itu.
" Ah gak mungkin lah, emang lo siapa nya- "
" Iya kok, aku udah janji sama Kafka. Tapi nanti kamu ku pesankan go car aja ya? "
Kini pemuda Pradipta itu menatal remeh gadis di depannya, Aksara lebih memilih dia dibandingkan Cila.
Gadis itu merasa ada yang aneh diantara Aksara dan Kafka. Entah kenapa, perasaannya risau sekali. Karena jujur, dirinya sudah jatuh telak kepada pemuda Liandra itu.
-ΔΔΔ-
____________
[] Punten, kok aku jadi pengen buat cerita tentang little space! Begitu ya? Ada yang tau tentang little space? Tapi pasti ceritanya bakal smut banget:")
Apa aku buat nya pas udah free aja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMOSAPHIENS!
FanfictionBadboy dengan ketua osis? [ YeonBin ! ] [School life ] [ Bahasa - non baku - AU Lokal ! ]