❝ 제 7 회 ❞

4.1K 618 67
                                    

 -ΔΔΔ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-ΔΔΔ-

  Waktu perjanjian mereka sudah habis, tetapi dengan ajaibnya mereka menjadi semakin dekat. Yah walaupun dekat dalam artian Kafka yang selalu mengganggu Aksara.


Membuat Cila menjadi sedikit was - was. Ini Pradipta tak berencana membuat pacarnya belok kan?


" Mas Kafka, Cila mau bicara. " Gadis itu mendatangi Pradipta, aneh sekali. Mereka memang cukup dekat teringat saudara nya Arjuna berteman baik dengan pemuda di hadapannya kini.


" Apa? Mau ngomong apa? "

" To the point aja, mas suka pacarku? " Pradipta menaikan salah satu alisnya, menatap bingung gadis mahawira itu.


" Kalau iya kenapa, kalau nggak kenapa? "

Prisscila menghela nafas panjang, ia menatap kembali onyx mata tajam milik pemuda Pradipta itu.

" Kalau iya, tolong. Buang pikiran sama perasaan mu itu, tau kan itu gak normal? Mas tolong ngerti, aku. Aku suka sama Aksara beneran. " Keberanian gadis itu patut dipuji, Kafka tertawa mendengar ucapan Cila.


" Awalnya gue gak bertujuan kesana, tapi kek nya menarik. Buat si ketos keras kepala jatuh bertekuk lutut jadi uke gue? Ah, gak asik kalau dijelasin- " Kafka mendekatkan diri ke telinga gadis itu, membisikan sesuatu yang membuat nya semakin was - was.



" - Liat aja nanti kedepannya, si ketos milih gue, atau lo dek? "


                            -ΔΔΔ-


" Oy Jing, buru - buru bener. Gak mau gitu jalan bareng gue? " Pradipta memasukan kedua tangannya ke saku dan berjalan mendekati Liandra yang sedang membatin.


' Kenapa ketemu lagi sih sama si anjing?! Sial mulu gue. '


Ya, begitulah isi hati nya. Pemuda itu mempercepat langkahnya, yang sial sekali Pradipta sudah menarik lengannya untuk berjalan mendekat. Ia berbisik sambil menggigit pelan daun telinga Aksara.



" Main game yuk, lo sama gue pura - pura pacaran. Yang baper duluan yang kalah gimana? "


Aksara mematung, sedangkan pemuda dengan surai biru dan piercing serta baju yang dikeluarkan itu berjalan santai meninggalkannya.



" Bangsat Pradipta! "


" Aksara Jingga Liandra, kelas sebelas ipa tiga. Pengurangan point lima karena mengumpat. " Salah satu temannya yang termasuk anggota mpk mencatat pemuda itu, dan menepuk pundaknya.


" Gue liat tadi, good luck bro. Anyway. Pengurangan point pertama selama menjabat jadi ketos. "

Aksara menatap temannya yang telah berlalu meninggalkannya, wah. Bangsat kembali untuk Pradipta. Tolong ingatkan Aksara untuk menendang nya jika bertemu.

-ΔΔΔ-

-ΔΔΔ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOMOSAPHIENS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang