❝ 제 5 회 ❞

4.3K 674 39
                                    

  -ΔΔΔ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  -ΔΔΔ-


Aksara melirik ruangan itu, tampak siluet yang ia kenal. Perlahan ia membuka pintu ruangan, tercium aroma obat - obatan yang kental sekali.

Ia mendekati tempat tidur disudut sana, melihat Pradipta yang tengah menutup mata. Liandra jadi merasa bersalah, saat dia menghentikan Pradipta. Pemuda itu sedang menuju ke kantin, kan? Apa dia tak sempat? Makanya bisa sakit seperti ini?


" Maaf... Maafin Aksa kak. " Dia sangat gugup! Entah kenapa detak jantung nya tak bisa berhenti berdetak kencang, Aksara juga tak berani membangunkan Kafka. Ia meminta maaf saat pemuda itu sedang tertidur, lalu saat pemuda yang lebih kecil ingin keluar. Tangannya di tahan cepat oleh Pradipta.


" Cara minta maaf lo begitu? Mana sopan santun lo sebagai yang paling kecil? Terlebih lagi sebagai ketos? "

Aksara terperangah, ia menatap balik Kafka yang sedang menatap nya tajam. Tak berani menatap lama, Aksara menundung sambil memainkan jari nya. Perasaan nya kini antara malu dan takut.

Malu karena sudah ketahuan meminta maaf dengan cara yang sangat terkesan tidak gentle, hei! Aksa juga lelaki omong - omong.

Dan takut, takut menatap Kafka yang tampak masih marah apalagi dengan tatapan mata yang seakan ingin memakannya.


" M-maaf, Aksa salah u-udah nuduh macem - macem... " Pradipta menahan senyum nya saat pemuda itu meminta maaf dengan cara yang luar biasa menggemaskan. Tetapi dengan cepat Kafka mengganti raut wajahnua disaat Aksa meliriknya.

" Lo ngomong buat diri lo sendiri? Ga kedengeran. "


Aksara merengit kesal sambil mencebikkan bibirnya lucu, kemana ketos kita yang katanya berkarisma dan tampan itu?


" Aksa minta maaf! Maaf karna udah nuduh sembarangan, iya Aksara emang sumbu pendek. Terlampau panik tadi, Aksara sampai berani narik kerah kak Kafka. Maaf, Aksara minta maaf. " Ia meminta maaf sambil menatap mata Kafka, tampak jelas sekali pemuda itu merasa bersalah. Tapi tetap, yang namanya Kafka kalau tidak jahil. Tidak senang bukan?


" Keuntungan gue buat maafin lo apa? "

" Aksa bakal nurutin mau kakak selama dua hari? "

" Deal! "

Kali ini, Aksara menyesali keputusannya yang berbicara seperti itu. Bodoh sekali!

-ΔΔΔ-

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

[] Semoga semua cerita ku selesai sebelum bulan Februari 🙏😐

HOMOSAPHIENS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang