4. - IN THE HOSPITAL

1.7K 75 1
                                    

Keesokan harinya, aku harus masih di rawat. Tetapi,aku sudah tidak perlu memakai selang oksigen.

Huft, bosan rasanya. Yang biasanya setiap malam aku bergelut dengan laptop, sekarang hanya TV rumah sakit yang ada.

Kebetulan, tadi malam aku ditemani oleh Zara. Dan hari ini pun Zara izin tidak kuliah. Sedangkan Satya, ia aku suruh untuk kuliah saja. Aku hanya titip salam dan meminta do'a pada teman-teman agar aku cepat sembuh.

Dewi, dia lagi sarapan. Dia cuek, dan nggak rubes. Membuatku nyaman saja lah. Tetapi, tiba-tiba dia mendapat telepon dan dia keluar sebentar untuk menerima teleponnya itu.

"Siapa Wi? Sampe keluar kamar segala."

"Pakdhe mbak. Katanya, kita harus pulang dulu Karena ada urusan mendadak dan nggak bisa ditinggal. Siang ini, kita balik. Mbak nggak papa? Atau mau ngomong sama Pakdhe? Ini belum aku matiin."

Aku langsung meminta handphone itu. Dan bertanya pada Ayah.

"Maaf ya Dek, harus kita tinggal ke Semarang. Soalnya tiba-tiba ada tugas mendadak," kata Ayah di seberang sana.

"Iya Ayah, nggak papa kok. Ayah mau dibawain apa?"

"Nggak usah, yang penting kamu sembuh aja dulu. Nanti minggu depan insyaAllah kita kesini kalau kita nggak sibuk ya."

"Oh iya, Ayah. Nanti kunci kost nya bawa aja ya, Yah."

"Siap, sayang."

Aku langsung memberikannya kembali ke Dewi.

"Zar, hari ini kuliah pagi atau siang?"

"Pagi."

Akupun langsung nge-chat Satya.

Satya
Online

Satyaaaa

Iya, gimana Muth?

Sibuk ngga?

Ya sibuk lah, calon dokter kok nggak sibuk

Yaelah sok amat. Oh ya, kalo lo mau kesini, nanti gue titip buah yang Seger ya. Soalnya Ayah sama rombongan mau pulang nanti siang

Oh oke Muth, ini bentar lagi gue selese. Btw nanti temen-temen mau jenguk lo. Siapin makanan ya!

Makanan RS noh,ambil aja di ahli gizi. Gratis, juga tambah sehat lo semua

-___- ya apa gitu kek, pelit amat

Iya nanti gue pesen makanan. Udah ya, bay

Bay juga

Oh ya, aku juga memiliki geng lagi loh. Bukan geng sih, sahabat. 4 orang, dan aku cewek sendiri. Ya memang dulu aku lebih senang bersahabat dengan anak laki-laki. Bukan berarti aku murahan ya.

Tetapi, entah kenapa. Jika bersahabat dengan anak lelaki, kita bisa lebih tenang kalau cerita sesuatu sama mereka. Biasanya kan, kalo sama anak perempuan, kadang bocor. Tapi, nggak semua.

Dia adalah Rasyid, Zulfan dan Fauzan. Tapi, aku tidak memanggil dengan nama mereka, melainkan nama ejekan. Hahaha.

Rasyid biasa ku panggil Acid. Entah mengapa itu lebih lucu dari nama aslinya. Dia adalah seorang dokter. Sama seperti ku, namun kelasnya beda.

Zulfan biasa ku panggil Panjul. Berasal dari aku memanggil Pan atau Zulpan, dan ku tambah 'Jul' karena dia lahir bulan Juli. Dia seorang taruna Akademi Kepolisian.

ABDINEGARA KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang