2. - DIA LAGI

2.9K 99 0
                                    

"Dek, kamu kenal sama Satya udah berapa lama sih?"

"Aku kenal Satya ituuuuuu....."

"Mas, ada pikeco (pisang,keju,cokelat)," mataku tertuju pada pedagang pikeco.

"Yaelah, nanya apa jawabnya apa. Nggak nyambung kamu Dek."

"Ih Mas Abdi, beliin pikecoooo!."

"Mas nggak bawa uang Dek."

Lalu, kenapa dia ngajak aku main? Eh, jalan-jalan? Lebih baik tadi pulang sama Satya.

"Boong!"

Aku pun langsung mengambil tas di jok belakang. Karena biasanya, dompet mas Abdi ada di tas nya. Langsung aku buka dan ku ambil dompetnya.

Ternyata dia membawa uang. Dia nya saja yang pelit. Tidak mau berbagi kepada Adiknya. Padahal kan, aku adik satu-satunya.

"Ini apa?" Tanyaku sambil menunjukkan uang yang ada di dompetnya.

"Hehehe, iyaiya beli."

Yes! Akhirnya kesampaian juga buat beli pikeco. Setelah sekian lama aku tidak membeli pikeco, karena aku belum melihat ada yang jualan pikeco.

Mas Abdi yang beli. Karena ramai, jadi aku malas. Sebenarnya mas Abdi juga malas, tapi aku memaksanya dan mengancam akan aku omongin ke Bunda.

Disitu, banyak perempuan yang baru pulang sekolah dan kerja. Sebagian besar melihat ke arah mas Abdi, karena ia masih memakai baju dinasnya.

Lalu, aku memoto nya dan ku kirim ke Bunda. Kebetulan Bunda online.

Gendhis Muthia
send a picture

Bunda
Online
Ya ampun, itu kakang mu lagi ngapain?

Gendhis Muthia
Lagi aku suruh beli pikeco Bun haha

Bunda
Jahil banget sih kamu Dek. Kasian mas Abdi, sana samperin. Masa jadi kerumunan cewek-cewek gitu

Gendhis Muthia
Salah dia lah Bun, jalan-jalan kok masih pake baju dinas

Bunda
Ya mungkin baru selese jaga kali Dek. Sana samperin, kasian dia

Gendhis Muthia
Iyaiya Ibunnn

Akhirnya aku keluar dari mobil dan menghampiri mas Abdi. Dan perempuan yang ada disitu pun, langsung agak menjauh dari mas Abdi.

"Adek ih, jahil banget sama kakaknya."

"Haha, maaf Mas. Abis kamu sih masa masih pake baju dinas, kan buat Mata cewe itu gimana gitu."

"Ah, untung kita dapet giliran habis ini. Sebel aku sama kamu Dek."

"Jangan sebel-sebel dong Mas," ucapku sambil bersender di pundaknya sambil memainkan tangan kanannya.

Manja betul ya. Aku memang sikapnya seperti anak kecil kalo sedang bersama dengan kakak ku. Apalagi dengan mas Abdi. Kalau mas Adi, sama juga sih hehe.

"Udah tuh, ambil sana pesanannya."

Aku pun langsung mengambil pesanannya sambil memegang tangan mas Abdi. Biar kaya aku nggak jomblo gitu. Padahal, dia kakak ku.

Sesampainya di mobil, aku menceritakan kenapa aku bersikap seperti tadi.

"Gini deh Mas, kamu tadi kan pake baju dinas nih ya. Nah cewek-cewek yang ada disana tuh ngeliatin kamu."

ABDINEGARA KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang