Chapter 1: Paviliun VII

4.7K 454 152
                                    


**

Hari ini usia Shin Kim Ra menginjak usia 18 Tahun. Kim Ra melihat lurus pada jalan setapak menuju pavilion yang sudah hampir satu tahun ini ia tinggali. Pada akhirnya Kim Ra memang bertahan di rumah itu karena terlalu takut. Dia takut untuk melarikan diri dan dia takut jika harus terlantar di jalanan seperti yang pernah ia alami.

Kini kakinya hanya berjalan pelan, langkah demi langkah Kim Ra melalui jalan yang sudah dirancang khusus untuk memasuki wilayah pavilion. Ini bukan jalan utama, karena setiap pavilion akan dibuatkan akses jalan pribadi menuju gerbang keluar yang selalu dijaga ketat. Jadi di area kediaman Jegeom ini terdapat 9 pintu gerbang. 1 pintu gerbang besar menuju kediaman utama, 1 gerbang besar di belakang kediaman utama, dan 7 gerbang kecil yang masing-masing mengarah pada pavilion.

Sudah satu tahun. Dan tidak terlalu buruk.

Selama ia tinggal di pavilion semua kebutuhannya terpenuhi. Tempat yang nyaman dan segala kemudahan fasilitas ia dapatkan. Kim Ra masih tetap bisa melanjutkan sekolahnya, bahkan selalu diantar dan dijemput menggunakan mobil mewah. Dia diberikan akses ponsel dan banyak barang digital lainnya. Pakaian yang ia kenakan tidak pernah murahan. Semuanya, adalah hal yang diimpi-impikan oleh gadis seusianya.

Namun tetap saja, kebebasannya terbatas. Dia selalu diawasi ketika diluar rumah. Ponsel dan semua gadget-nya sudah disadap. Penjara yang mengekangnya, tidak kasat mata. Belum lagi kalau jadwal pelatihannya dimulai. Hal yang paling menjijikkan, dimana dia diajari bagaimana cara berhubungan intim dan cara untuk melayani pria.

Tapi yang membuat Kim Ra bersyukur sampai hari ini adalah; belum sekalipun dia bertemu dengan Tuan Besar yang menguasai Jegeom itu.

**

"Aku pulang.. " Kim Ra membuka pintu paviliunnya dengan tenang.

"Kau sudah pulang. Kenapa sore sekali? Langit bahkan mulai gelap." Han Ahjumma datang dari dapur. "Aku sudah menyiapkan makanmu."

"Ada pelajaran tambahan."

Selama satu tahun Kim Ra dan Han Ahjumma semakin akrab. Mereka bahkan tidak lagi menggunakan bahasa formal. Kim Ra menganggap Han Ahjumma sebagai ibunya sendiri.

"Aku boleh langsung makan?" Kim Ra mendekati meja makan.

"Tidak. Ganti baju dan cuci kaki tanganmu." Han Ahjumma meletakan tangannya di pinggang seakan siap untuk mengomel.

"Iyaaaa. Baiklah." Kim Ra berjalan lemah menuju kamarnya.

"Kim Ra.." Han Ahjumma berbicara dengan suara keras. "Nanti malam aku diberi tugas untuk ke rumah utama dan selama aku di rumah utama besok, kau bisa makan kimchi yang aku buatkan. Semua ada di lemari pendingin."

Kim Ra mendengar, tapi dia tidak menyahut. Dia membenci hari sabtu dan minggu karena selama dua hari itu, Han Ahjumma selalu pergi ke rumah utama. Lalu selama dua hari itu juga, dia akan mendapatkan pelatihan dari seorang ahli yang ditunjuk oleh Tuan Besar. Tentu saja, ahli dalam membuat dirinya menjadi seorang pelacur.

Kim Ra mengganti pakaiannya dengan cepat dan mencuci tangannya. Lalu dia menyusul Han Ahjumma yang sudah berada di meja makan.

"Kenapa ke rumah utama malam-malam? Biasanya pagi-pagi baru pergi."

"Entahlah, sepertinya Tuan dan nyonya besar sedang ingin membuat peraturan baru."

"Selama ini Nyonya besar tinggal di mana?" Entah kenapa.. selama ini Kim Ra tidak pernah menanyakan hal itu.

"Tentu saja di rumah utama."

Kim Ra sedikit terkejut. "Jadi dia mengetahui tentang pavilion ini."

SUGAR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang