# 17 #

6 2 0
                                    

Ceklek.....

Suara pintu terbuka dan menampilkan seseorang berjas putih menghampiri mereka, mereka tersenyum canggung saat melihatnya.

" Oke kedatangan saya kesini ingin memberi tahu kan kalau pasien sudah di persilahkan pulang " Ucap Dokter.

" Makasih dok " balas mereka serempak.

°°•°°•°°•°°

" Yakin mau sekolah, nanti kamu kecapean sayang " tanya Laras pada Putri.

" Mah, Putri dah gede Putri bisa jaga diri baik-baik " jawab Putri.

" Yaudah Papa anter " ucap Abi angkat bicara.

" Putri mau bareng sama Nazwa, Selly, sama Nita aja " jawab Putri.

" Yaudah hati-hati " balas Laras dan Abi serempak.

Putri bergegas keluar karna yang lain sudah menunggu di mobil, tak lama mereka menjalankan mobil mereka dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil bukan hening tapi malah berisik oleh suara Selly yang terus bernyayi. Sampai lah mereka di sekolah, dan melaju kan mobilnya ke parkiran. Sudah ku bilang mereka berempat sudah bertaubat, jadi mereka tak telat seperti awal-awal masuk sekolah.

Mereka berjalan melewati lorong demi lorong sampai akhirnya sampai di kelas yang sangat di rindukan oleh Putri, untung masih sepi kalau sudah ramai jangan di pastikan telinga kalian baik-baik saja.

Makin siang kelas semakin ramai dan tak lama guru pun mendatangi kelas 11 IPA 2 dan mengajarkan pembelajaran Fisika, serasa lelah harus mendengarkan guru yang terus-terusan mengoceh rumus.

Kring...

Suara riang terdengar saat bel istirahat berbunyi, hampir semua murid berjalan menuju kantin. Putri terdiam saat ini ia akan pergi kemana pasalnya kantin akan riuh dan bising, berhubung baru bangun dari Kritis nya dia tak mau mendengar suara gaduh.

" Put, kantin gak " tanya Nazwa.

" Kalian aja, gue mau ke perpus " balas Putri.

" Yaudah di temenin sama Nita " ucap Selly.

" Enak aja lo, gue juga laper kali " balas Nita tak terima atas usul Selly.

" Kalian pergi aja gue gak papa kok, lagian kalo si Nita ikut bisa-bisa dia makan semua buku sama rak nya " jawab Putri.

" Songong ya, kalo udah sehat mah ngebully gue " balas Nita.

" Udah gue duluan " ucap Putri sangsung pergi.

Berjalan melewati koridor-koridor dan menurunni anak tangga untuk sampai bawah, langkah terhenti saat berada di depan perpus. Dengan perasaan santai Putri membuka pintu dan berjalan mencari buku yang ingin dia baca, tapi nihil buku yang ingin ia baca seakan mengumpat dari nya.

Tiba di rak paling pojok yang belum dia kunjungi untuk mencari buku yang dia incar. Suasana memanas, mata perih, dan tak ada niatan untuk membaca, serasa sedang berjalan dengan hati yang tertusuk beribu-ribu jarum saat melihat Reza dan Sinta sedang tertawa bersama.

Saat Putri hendak pergi, Reza bangkit dari duduknya dan berjalan menujunya. Karna tak ingin merasa lemah, Putri berlari dengan air mata yang terus mengalir. Reza terus mengejarnya sampai akhirnya mereka berada di halaman belakang sekolah, Putri duduk di kursi yang terletak di sana lalu di susul oleh Reza yang duduk di sampingnya.

" Put, lo kemana aja " ucap Reza.

Berharap dirinya akan dipeluk dan mendengar penjelasan dari Putri yang jarang masuk kelas, tapi itu semua hanya mimpi Putri bahkan tak bergema dan tak menghiraukan ucapan Reza.

' Gue sakit Za, ingin gue cerita sama lo tentang penyakit gue tapi gue belum siap buat memberitahu lo. Gue yakin lo sayang dan suka sama gue tapi setelah lo tahu tentang gue, apa lo terima. Rasanya gak mungkin cukup gue aja yang rasain suka sama lo " batin Putri.

" Put, jawab gue. Kemana aja lo akhir-akhir ini, di saat gue udah suka sama lo tapi lo selalu ngehindar apa itu balasan cinta lo sama gue. Gue kesiksa rasa penasaran gue, gue yakin lo juga suka sama gue " ucap Reza lirih.

" Maaf Za, lo gak akan bahagia sama gue " balas Putri.

" Loh kenapa, kita aja saling suka pasti kita bahagia " jawab Reza.

" Sukanya seseorang tak harus bersamanya tapi bagaimana membahagiakannya " ucap Putri dan meninggalkan Reza dengan berbagai pertanyaannya.

' Maaf  ini bukan saat nya gue cerita sama lo, gue lebih baik di benci dari pada harus ngeliat lo sedih ' Batin Putri.

~~'°'~~

Tempat yang nyaman untuk tidur dengan pulas dan rebahan dengan santai, tapi saat ini pikiran gadis ini selalu memberikan tempat ini tetesan air mata. Entah kenapa saat ini dia selalu terpuruk, yah itu semua karna takdir nya.

Tak di sangka ada yang mendengar tangisan itu di balik pintu kamarnya, tergores hati Renata ketika selalu mendengar anak nya menangis. Apa boleh di buat jika takdir berkehendak lain, pasalnya anak nya ini selalu ceria kepada semua orang agar menutupi deritanya.

Terlebih saat Renata tahu kalau anak nya ini sedang berada di masa remaja nya, begitu sesaknya melihat anak nya jatuh cinta tapi dia harus terdiam dan tak bisa berbebas seperti remaja yang lainnya.

~~,......,~~

" Pagi mah, pah " sapa Putri saat berada di ruang makan.

" Pagi sayang " balas Renata sedangkan Abi hanya tersenyum.

Mereka makan dengan hening karna berasa tak sopan jika makan sambil bicara, mereka terlalu lahap memakan masakan Renata tanpa di sadari air mata Renata jatuh namun dia segera menepisnya.

' Diam nya Papa dan Mama bukan tak peduli tapi Papa dan Mama masih mencari pencegah penyakit kamu ' batin Renata.

Terasa kenyang dengan sarapan paginya Putri menyalimi pundak tangan kedua nya karna bunyi lakson mobil sudah terdengar memandakan bahwa 3 kutu kupret sedang menunggu di luar.

Mobil melaju dengan santai melewati jalanan jakarta yang mulai agak macet, tak lama mereka sampai di parkiran sekolah. Dan menyusuri lorong kelas hingga mereka melihat pemandangan sangat-sangat membuat mereka mengepalkan tangan.

Nazwa memberi isyarat pada Selly agar pergi duluan mengajak Putri pergi, sedangkan Nazwa dan Nita akan mengurus ini. Mereka berdua berjalan menuju kedua orang berbeda jenis itu dan langsung memberikan tatapan tajamnya.

" Za, bisa ikut kita sebentar " tanya Nita.

" Gak bisa " balas Sinta.

" Prasaan kita gak ngomong sama lo " jawab Nazwa dan langsung membawa Reza ke halaman belakang sekolah.

Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang melihat nya, yang penting mereka harus berhasil mengobrol dengan Reza. Tak segan-segan mereka menarik Reza semakin kasar layaknya bagai kan bukan tangan seorang gadis, sampainya mereka di tujuannya yaitu taman halaman belakang sekolah.

Brughh...

Vote terus ya, dan jngan lupa coment?

    Mohon maaf kalo ada kata-kata yang gak pantes atau kata-kata yang gak layak untuk di baca tapi saya lagi berusaha agar lebih baik!!!

See you.........." sayonara "............. Byeee




You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang