# 20 #

4 2 0
                                    

" Dia pingsan nak " jawabnya dengan air mata yang mengalir.

" Kenapa "  kini Selly yang bertanya pada Mama nya yang juga sudah menangis.

" Ini semua kenapa sih, mah jawab Nazwa " teriak Nazwa pada mama nya.

Tingkah mereka membuat nya geram tak hanya Mama nya Nita, Dan Selly saja mama nya Nazwa juga hanya bisa diam.

" JAWAB NAZWA, MAH " teriak Nazwa menahan kesal.

" Kamu telat " jawab papa nya Nazwa.

" Telat, maksud papa apa " tanya Nazwa bingung.

" Ikhlas kan Putri, nak. Dia udah tenang disana " jawab Papa nazwa yang membuat mereka semua Syok.

Bruk...

Nazwa pingsan seketika sedangkan Nita dan Selly mereka hanya bisa terduduk di lantai karena sudah tak bisa berbuat apa-apa.

" Trus Putri dimana, Om " tanya Reza.

" Dia berada di ruang jenazah " tanya papa nya Nita.

Dengan langkah seribu Reza menghampiri ruangan itu, disana terlihat Abi dan seorang pria paruh baya yang di tebak adalah sahabatnya atau ia adalah papa nya Selly.

Reza membuka kain yang memyembunyikan wajah Putri, dan benar disana Putri sudah dengan wajah pucat dan kedua hidung di tutup oleh kapas.

" TIDAK, ini bukan Putri. Put, bangun put ini gak lucu lo, kerjain gue kan Put " Teriak Reza memeluk jasad Putri sambil mengguncang tubuh yang sudah tak bernyawa itu.

" Bangun Put. Ini gak lucu, lo marah sama gue kalau lo marah lo bisa tampar gue tapi pliss jangan kerjain gue kaya gini " ujar Reza yang terlihat sendu. Ia masih tak percaya jika cinta nya akan pergi dan tak akan kembali.

" Ikhlasin Za, biarin dia tenang " ujar Dito menenangkan.

~~~~

Tiba lah disini tempat yang penuh batu nisan, mereka sedang berada di tempat pemakaman untuk melihat kepergian Putri.

Kepergian nya membuat semua yang berada di sana penuh dengan suara isakan terutama Renata mama dari Putri itu sangat lah terpukul.

Reza pun tak lupa membawa mama dan papa nya untuk melihat pemakaman Putri, mereka sangat kaget atas yang menimpa dengan keadaan Putri.

Satu-persatu mereka pergi meninggalkan pemakaman ini hanya ada Reza, Dito dan ketiga sahabatnya yang masih setia berjongkok sambil menangis disini.

" Maaf ini ada surat untuk nak Reza dan ketiga sahabat non Putri " ujar bibi yang datang memberikan surat.

" Surat apa ini bi " tanya Nita yang melihat dua amplop warna putih.

" Sebelum non Putri pergi ia sempat memberi bibi surat ini, katanya kalau ia sudah tiada kalian harus membacanya " jelas bibi dan langsung pergi dari pemakaman.

Nazwa memberi satu amplop yang bertulisan nama Reza dan langsung di ambil oleh Reza, tapi ia tak membacanya melainkan di masukan dalam saku celananya. Mereka yang melihat pun hanya bisa memakluminya, karena siapa yang tak akan hancur jika cintanya pergi dan bahkan takkan kembali.

Nita dan Selly mendekat ke Nazwa dan mereka membaca surat dari Putri.

Sahabat yang Putri sayang.

Gue mau tau seperti apa wajah kalian sekarang?

Gue yakin pasti mata kalian sembab dan hidung kalian merah kaya badut hehe..

Tapi kalian jangan sedih gue baik-baik aja kok dan jangan lupa belajar yang giat katanya mau ngejar impian kalian, ouh ya gue do'a in kalian biar cepet dapat jodoh. Gue bosen nih, liat kalian jomlo mulu.

Nazwa : gue do'a in lo gak galak biar cepet dapat cowo.

Nita : lo itu kan orangnya perhatian gue do'ain lo biar dapat suami yang baik.

Ehhh kaya ada yang lupa

Selly : sahabat gue yang paling cerewet tapi gue sayang gue do'ain lo biar punya anak yang sama cerewetnya biar setiap hari ribut.

Dahh ya cuma  itu yang mau gue tulis semoga kalian hidup bahagia dan bisa jadi istri yang sholehah ehhh masih lama ya gak papa deh byee...

                                                      Putri keyen..

Ketiganya terkekeh saat membaca surat itu dan mereka pun beranjak pergi dari pemakaman dan berpamitan pada Reza dan Dito yang masih setia disana.

Lega setelah membaca surat dari Putri ya, setidaknya mereka tak luput dari luka mereka.

~~~

Reza sampai di rumah nya dengan keadaan buruk, penampilan yang biasa nya rapi sekarang berbanding menjadi acak-acakkan.

Reza berjalan menuju kamar nya untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai ia merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya. Mata nya terpejam seketika, tapi ia baru ingat ia belum membaca surat dari orang tercinta nya yang sudah meninggal, tangannya beralih pada surat itu.

Reza..

Mungkin setelah baca surat ini, gue sudah gak ada tapi gue mau ngucapin makasih sama lo karena sudah pernah hadir dalam hidup gue.

maaf Za, gue juga sebenernya sayang sama lo bahkan lebih dari cinta dan sayang lo ke gue. Gue jauhin lo agar lo bisa cari perempuan yang bisa bersama lo setelah gue gak ada, yang bisa jagain lo dan ngehargai perjuangan lo.

Tadi nya gue berfikir kita akan bersama tapi takdir berkata lain, takdir telah merenggut nyawa gue tapi gue bahagia setidak nya di dunia gue pernah bahagia.

Gue terkena penyakit yang tidak memungkinkan, penyakit kanker lo tau kan itu penyakit yang bisa merenggut nyawa kapan aja. Lo inget waktu gue dulu di perpustakaan lagi baca buku soal kanker, itu gue cuma mau cari obat nya tapi ya lo tau gue itu gak seberuntung orang-orang yamg sembuh.

Gue gak punya semangat, yang ada badan gue selalu sakit. penyakit Kanker otak setaduim akhir adalah penyakit mematikan dan gue alami itu selama bertahun-tahun.

Maaf gue ninggalin lo Za.

Jangan lupa bahagia.

                                                              from

                                                        Putri cantikk

" Kanker otak... setadium akhir, lo kuat Put bisa jalani hidup lo dengan penyakit itu " lirih Reza.

" Tapi lo gak lupa kan sumpah gue yang di taman yang ada danau nya itu, gue bakal ada di samping lo meski lo mati " lanjut Reza.

~~~

Sedangkan di rumah Renata terdapat banyak orang yang mengucapkan berduka cita atas kepergian anak semata wayangnya.
Keluarga Nazwa, Nita, dan Selly juga ada di sana, mana mungkin sahabat tidak datang di saat anaknya meninggal apalagi jika alasan kerja sungguh munafik.

Renata menaiki tangga menuju kamar anaknya di susul Nazwa, Nita, Selly dan tentu juga mama dari ketiganya. Disana terdapat foto Putri yang tersenyum manis, foto itu di ambil ketika ia sedang berada di bogor kota kelahirannya.

Renata menatap sendu foto itu dan memeluknya erat, dia tidak menyangka tuhan mengambil anaknya sangat cepat bahkan anak nya itu belum merasakan dunia percintaannya.

" Mama sayang kamu, Putri " ucap Renata menangis memeluk foto Putrinya itu.

" Tante harus ikhlasin Putri, kalo engga Putri gak akan tenang. Masih ada kita yang akan temenin tante dan kita bertiga juga janji akan sering-sering nginep di sini.

____________________________________________

Gimana cerita nya, author sendiri sih nangis.

Hahaha iya tahu gue lebay jangan ngumpat gitu lah!!!!

paan sih gaje? iya maaf author gaje tapi Vote dong ceritanya.

You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang