Segala rencana busuk memang biasanya tak berakhir dengan baik, lihatlah bagaimana Rosie yang mengaduh karena kakinya benar-benar mengalami keseleo. Jika saja dia tak melakukan reka ulang kejadian mungkin sekarang dia bisa ikut senam zumba bersama ibu-ibu kompleks yang sudah lumayan akrab berkat Rosie yang ramah dan responsif saat menggibah orang.
Namun, sekarang nasi sudah menjadi bubur tinggal tambahi kuah, ayam, saos dan krupuk. Dia harus memanfaatkan momen sakit kakinya ini untuk mendekatkan diri pada Jeka. Siapa tahu setelah ini Jeka langsung kasihan dan menyatakan cinta. Kan siapa tahu.
"Ini." Jeka memberikan sebuah lonceng pada Rosie dan Rosie yang melihat lonceng itu langsung membuangnya jauh jauh.
"Kenapa?"
"Nggak mau itu lonceng ibu."
Maksud Rosie di sini adalah lonceng yang diberikan oleh Jeka itu seperti milik ibu di film pengabdi setan yang benar-benar membuatnya takut apalagi Rosie bukanlah penggemar berat film horor.
"Bukan anjir! Gue minta ke staf tadi, bukan punya nyokap gue." Jeka memang tak pernah tahu apa yang ada dipikiran Rosie dia malah mengira ibu yang dikatakan Rosie adalah ibunya.
"Bukan tante Wika Jeka, tapi ibu di film pengabdi setan Jeka." Jeka mana tahu, dia jarang melihat film karya anak negeri padahal film Indonesia sekarang bagus-bagus.
"Terus sekarang lo mau apa? Suara lo kalo teriak-teriak juga bakal serak. Atau lo mau gue nempel terus sama lo? Bobok bareng gitu?" Katakan selamat datang pada jiwa bar-bar Rosie. Gadis itu langsung memukuli Jeka tanpa ampun. Benar-benar gadis yang sensitif.
"Ampun-ampun." Akhirnya Rosie melepaskan rambut Jeka dari jeratan tangannya.
"Ya terus gimana cara lo buat manggil gue?" Memang lonceng tadi adalah jalan yang paling tepat, tapi tetap saja ia takut mana tahu saat dia tidur lonceng itu berbunyi.
"Pake mangkok sama sendok deh." Jeka kembali memberikan ide yang tak kalah cemerlang.
"Lo pikir gue tukang bakso?" Rosie memang diciptakan untuk ngegas sedari tadi ide Jeka selalu dibantahnya padahal dia sendiri tak punya ide.
"Ya lo ada ide lain nggak?" tanya Jeka ikut ngegas hingga akhirnya Rosie menurutinya walaupun diikuti dengan bibir yang manyun.
-o0o-
Jeka sedang bermain game online di komputernya saat tiba-tiba Rosie membunyikan mangkok. Agak kesal karena permainan berharganya harus dihentikan yang pastinya akan membuat kemenangan yang sudah ada di depan mata langsung menguap. Tapi, Jeka adalah lelaki yang bertanggung jawab. Dia akan membantu Rosie selama Rosie masa pemulihan yang kata ibu-ibu dokter ortopedi akan membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu lamanya.
Lagi-lagi bunyi itu terdengar dan buru-buru Jeka berlari ke arah Rosie yang terbaring di kasur miliknya. Benar saat Jeka sampai di sana Rosie sedang berbaring sambil memainkan mangkuk itu seperti orang sedang bermain instrumen.
"Ngapain lo di sini?" tanya Rosie tanpa rasa bersalah sama sekali telah membuat Jeka meninggalkan game berharganya.
"Lo manggil gue Lastri!" Jeka mencoba sabar walaupun dalam hati dia sudah ingin menjambak rambut Rosie.
"Mana ada gue manggil lo, Marjuki? Mulut gue diem aja dari tadi."
Jeka sedang mencoba senam pernapasan untuk menenangkan hatinya yang memanas walaupun setan dalam dirinya sudah menyuruhnya untuk mencubit kaki Rosie yang dibebat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Story of My Ex (Rosekook)
General FictionJanuar Kuntoro atau sering dipanggil Jeka dan Rosie adalah mantan kekasih yang putus tidak baik-baik. Keduanya kini di pertemukan kembali dalam sebuah variety show Story of My Ex. Sebuah acara tentang dua orang mantan kekasih dipasangkan kembali den...