19. Malam Terakhir

1.2K 199 33
                                    

Seperti apa hubungan Rosie dan Jeka setelah pengungkapan alasan yang selama ini selalu menjadi pertanyaan banyak orang? Jawabannya adalah canggung. Ya benar kalian tak salah baca. Keduanya bersikap layaknya anak ABG yang baru kenal. Padahal semalam mereka saling memeluk satu sama lain.

Kecanggungan itu membuat ruangan yang biasanya seramai pasar menjadi setenang kuburan di pagi hari, kan kalau malam berisik mbak kunti konser. Dan itu cukup membuat kru yang memantau dari ruangan lain bingung.

Jika diam begini apa yang mau ditayangkan esok hari? Tidak mungkin mereka menayangkan dua manusia yang duduk tenang dengan jarak satu meter yang tengah melihat national geographic chanel kan? Yang ada penonton protes atau malah mengganti chanel mereka.

Director mengharapkan ada adegan mengharukan karena mereka sebentar lagi akan selesai acara dan bersiap menentukan pilihan masing-masing. Uang atau cinta. Tapi, keduanya tampak begitu tenang.

"Kasih momen apa ya?" gumam sang director.

Baru saja dia berguman seperti itu, Rosie tiba-tiba membuka suara, membuat fokus yang tadi pada televisi menyala yang menayangkan tentang harimau yang memakan rusa.

"Aku mau ke tempat papa." Jeka langsung tersentak mendengarnya. Ia takut bahwa hubungan ayah dan anak itu akan memburuk seperti hubungan Korut dan Korsel.

"Ngapain?"

"Dia liat tayangan kemaren dan yah minta ketemu. Chill aku nggak bakal ribut sama dia kok."

"Perlu aku temenin?" Jangan kaget saat mereka menggunakan aku-kamu.

"Nggak usah, ini urusan ayah dan anak. Orang gila nggak boleh ikut." Jeka mendengus, Rosie masih saja menyebalkan bahkan setelah mereka berpelukan layaknya Rose dan Jack.

Dasar wanita! pikirannya selalu berubah-ubah.

"Mau ketemu dimana? Biar aku anter, kaki kamu masih sakit kan?" Rosie melirik kakinya yang masih di bebat.

"Nggak usah sopir papa udah deket sini."

Suara klakson menandakan bahwa sopir Rosie sudah tepat berada di depan rumah untuk show mereka.

"Nah itu udah dateng. Aku pergi dulu." Langkah kaki Rosie terhenti tatkala tangan kekar Jeka menahannya.

"Kamu balik ke sini lagi kan?" Sinar mata Rosie seakan menanyakan kata mengapa, karena sekarang yang berada di depan mata Rosie, Jeka seolah-olah berharap Rosie akan kembali lagi.

"Hari ini hari terakhir kita di sini ..." Deg ada rasa kaget, Rosie tak menyangka bahwa kebersamaan mereka berdua harus selesai sampai di sini. 

"... aku pengen kita ngelakuin hal yang dulu belum sempat kita lakuin." Rosie teringat pada wish list yang sempat mereka tulis dulu.

"Untuk terakhir ka—"

"Aku pulang kok." Mendengar kata pulang rasanya sedikit berbeda. Mungkin seperti ia adalah rumah Rosie.

"Aku pergi dulu." Jeka melepaskan tangan Rosie dan membiarkannya pergi begitu saja.

-o0o-

Rosie takut gelap, saat gelap datang seluruh bayangan buruk selalu menghantuinya, entah itu tentang bayangan para setan yang sedang menunggunya atau mungkin juga ada alien yang siap membawanya pergi ke luar angkasa. Intinya Rosie tak begitu suka dengan gelap titik tanpa ada tanda lainnya. 

Alasan kuat itulah yang membuatnya enggan untuk masuk ke dalam rumah yang tampak gelap gulita seperti mati lampu. Padahal rumah-rumah lainnya tak ada yang mati lampu.

✅Story of My Ex (Rosekook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang