12. Jawab Jujur Dong!

1.3K 243 66
                                    

Rosie dan Jeka duduk manis di sebuah sofa. Mereka cukup tenang atau mungkin karena di depannya ada director yang sedang berusaha untuk memberitahukan hal yang akan dilakukan olah pasangan mantan kekasih itu.

Keduanya sudah menatap curiga setelah ada alat di depan mereka yang sudah sangat jelas itu adalah alat permainan dimana orang yang berbohong akan kesetrum.

Kecurigaan mereka tambah besar saat ada toples bulat berisi kertas-kertas yang digulung. Mereka yakin ini tak hanya sekedar main setrum-setrum saja, tapi ada hal lain.

Saat slate di ketuk dan semuanya dimulai director mulai mengatakan inti dari permainannya itu.

"Ya untuk episode kali ini kalian akan bermain tell the truth." Tuh kan benar Rosie sudah menduga hal itu.

Game ini sendiri adalah wujud dari kekesalan director pada Jeka. Malam itu mereka melihat dan mendengar pembicaraan Jeka dan Rosie.

Mereka memiliki harapan yang tinggi pada Jeka untuk menjawab pertanyaan itu agar mereka tak terus menebak-nebak. Namun, si Jeka sialan itu malah mengalihkan topik dan yang lebih menyebalkannya lagi Rosie tak memaksa Jeka menjawabnya, gadis itu malah meminta Jeka membuatkan teh jahe lagi. Hal itulah yang melatarbelakangi terciptanya game ini.

"Aturannya kami akan memberikan pertanyaan dan kalian harus menjawabnya secara bergantian. Saat jawaban bohong alat akan berwarna merah dan kalian akan mendapat kejutan listrik." Jelas director-nya sambil menunjuk lampu indikator.

"Gue lebih suka kejutan ulang tahun," gumam Rosie dan Jeka mengangguk menyetujui, mereka benci kesetrum.

"Nah, jika kalian tak berbohong kalian akan mendapatkan hadiah liburan ke Bali."

"Serius?" Jeka sudah lama sekali tak ke Bali terakhir kali saat ia masih kuliah dulu, itu pun saat ada KKL.

"Iya."

"Ya udah tunggu apalagi Jeka yang tampan dan jujur ini siap menerima segala pertanyaan."

Rosie mencibir jujur dari mananya dulu Jeka sering ngibulin ibu kantin. Jeka adalah salah satu siswa darmaji-dahar lima bayar siji.

"Tapi, jika kalian ketahuan berbohong maka kalian akan mendapat hukuman lagi."

"Apaan dah? Perasaan udah disetrum masa dihukum lagi," kata Rosie yang anti dengan hukum menghukum.

"Biar seru Mbak."

Seru kepala lo, coba lo yang dihukum seru nggak? batin Rosie.

"Saya lanjutkan ya. Jadi nanti kalian mengambil undian itu untuk menentukan hukuman untuk kalian."

"Kalian ini maksudnya saya dan Rosie?" Staf itu mengangguk.

"Wait maksudnya kalo si Juki bohong berarti saya juga kena hukuman?" Director mengangguk. Rosie hendak protes, tapi Jeka sepertinya tak sabar dengan hadiah liburan ke Bali jadi dia langsung meminta director-nya untuk segera memulai.

"Oke pertanyaan pertama untuk Mas Januar." Jeka sudah siap dia tak akan membuat dirinya kesetrum atau mendapatkan hukuman.

"Awas lo bohong gue jadiin ayam geprek lo!" ancam Rosie. Dia benar-benar tak ingin kalah, tadi Rosie melihat ada belut dan ia yakin belut ada di salah satu hukuman itu.

"Udah nggak usah dengerin dia Pak, langsung ayo pertanyaannya."

"Apakah Mbak Rosie cinta pertama Mas Januar?"

"Bukan, dia udah ada pacar sebelumnya," kata Rosie yakin karena Jeka memang pernah pacaran dengan adik kelas mereka yang kalo kata Rosie lenjeh.

"Mas Januar?"

"Iya, Rosie cinta pertama saya."

"Juki jangan boong! Gue nggak mau kena huku-"

"Ya jujur."

"Huh?" Rosie mengerjapkan matanya tak percaya bahwa itu benar. Jika dia cinta pertama Jeka lalu apa berarti saat berpacaran dengan Sherly, Jeka tak mencintai Sherly?

"Lo!" Jeka tersenyum canggung.

"Itu giliran lo!" Lagi-lagi Jeka mengalihkan topik, tapi seperti biasa Rosie tak akan sadar akan hal itu.

"Mbak Rosie, apa yang buat Mbak Rosie suka sama mas Januar?"

Di sini rasanya dia bertarung dengan harga diri. Jika ia mengatakan itu maka sudah dipastikan Jeka akan kesenengan sementara jika ia tak mengatakannya maka ia akan mendapat hukuman.

"Mbak Rosie."

"Cakep, perhatian, badannya bagus." Wajah Rosie memerah saat mengatakan badan Jeka bagus. Lampu hijau menyala berarti Rosie jujur.

"Lo ngintip gue nggak pakai baju ya?"

"Gue nggak ngintip ya! Lo suka pamer dulu. Lo lupa? Lo ngirim foto topless lo ke gue?"

"Kapan?"

"Ada pokoknya. Ih udah ah pertanyaan ke tiga udah ayo pertanyaan ketiga!" Rosie benar-benar seperti gadis mesum saat mengikuti acara ini, belum habis kemarin masalah kondom sekarang masalah topless-nya Jeka.

"Pak ayo lanjut!"

"Dih, Rosie mesum!" Rosie mencubit pinggang Jeka kesal lelaki itu terus saja membuatnya kesal.

"Pertanyaan ketiga, Mas Jeka. Mas pernah selingkuh dari mbak Rosie?"

"Nggak." Lagi-lagi tanda itu menjadi hijau.

Diam penulis acara itu mencoret salah alasan kenapa Jeka putus dengan Rosie.

"Tanyain yang sama dong ke Lastri." Jeka benar-benar bertingkah sesuka hati, tapi itu malah membuat director senang.

"Lah kok gue. Gue nggak pernah selingkuh."

"Udah tempelin tuh tangan." Rosie berdecak, tapi ia menempelkan juga tangannya ke alat deteksi kebohongan dan lagi-lagi hijau.

"Tuh liat kan gue nggak selingkuh. Gue itu setia." Para staf kini malah saling lirik satu sama lain. Jika keduanya tak selingkuh, lalu kenapa putus?

"Pertanyaan buat Mas Januar, siapa yang mutusin waktu itu?"

"Saya," jawabnya dan semuanya sudah menduga.

"Mbak Rosie, kenapa Mbak nerima keputusan putus Mas Januar?"

"Saya kira itu prank karena mutusinnya tepat banget April mop dan ya nge-prank balik bilang iya dan ternyata malah putus beneran."

Rosie malah menceritakan semuanya yang menampakkan betapa bodohnya gadis itu.

Jeka sendiri melihat ke arah Rosie, kayak seriously lo iyain karena lo pikir itu prank?

"Terus tau itu bukan prank kenapa lo nggak marah dan nanya alasannya ke gue?"

"Kenapa perlu? Lo mutusin gue itu kesimpulannya." Jeka diam tensi di ruangan itu semakin tinggi. Rosie yang masa bodoh dan Jeka yang tampak kesal entah apa yang membuatnya seperti itu tak ada yang tahu. Yang mereka tahu sepertinya Jeka mungkin yang akan kalah dalam permainan ini.

"Lanjut please, diem-diem aja kayak nungguin bayi tidur." Rosie memecah keheningan dan director kembali memulai pertanyaannya intinya.

"Mas Januar kenapa Mas mutusin mbak Rosie?"

Rosie bersendekap melirik Jeka yang juga melihat ke arah Rosie.

"Bosan."

Rosie benar-benar kesal dengan jawaban itu, ia merasa bahwa alasan itu adalah alasan yang paling jahat. Ia akan baik-baik saja jika Jeka berselingkuh atau menyukai orang lain katakanlah Rosie aneh, tapi ia benci orang yang menjadikan bosan sebagai alasan putusnya sebuah hubungan.

"Kalo sampai lo jujur karena alasan ini, gue bakal benci banget sama lo," bisik Rosie tajam.

"Jawabannya.... "

-o0o-

Gantung? Emang wkwk
See you in next chapter
bye bye

✅Story of My Ex (Rosekook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang