Denting lonceng memberikan sebuah nada yang selalu ditunggu oleh Rosie. Ada orang datang yang mungkin akan membeli beberapa baju rancangannya, walaupun kebanyakan mungkin hanya akan datang, melihat-lihat lalu pergi, tapi setidaknya dia senang saat ada orang datang.
"Selamat datang di Rosie's Trend," ucap seorang pegawai ramah pada 3 anak ABG yang datang berkunjung.
Ini adalah butik milik Rosie yang ia bangun setelah acara Story To My Ex selesai. Tak sulit memperoleh customer karena setelah acara itu selesai Rosie memiliki kalangan fans yang sering update ikon fashion Rosie yang selalu cantik di setiap kesempatan. Memang kadang menjadi cantik dan fashionable memberikan sebuah manfaat tanpa diduga.
"Ros," panggil Marsya yang kadang tak tahu diri suka meminta harga kawan plus gratisan hingga kadang membuat Rosie meng-unfriend Marsya dari hidupnya.
"Apa?"
"Lo masih belum kontak-kontakan sama si Jeka?" tanya Marsya tiba-tiba.
Sejujurnya hanya dengan menyebut nama Jeka, mood Rosie langsung jatuh ke dasar jurang. Jadi jangan salahkan dia jika memilih untuk mengabaikan Marsya yang membuntutinya di belakang, tak lelah untuk memburu jawaban dari Rosie.
"Katanya dia hubungin lo terus, tapi lo nggak ngangkat telpon sama sekali." Rosie meletakkan baju yang ada di tangannya ke gantungan lalu berbalik untuk memberikan tatapan membunuh pada Marsya dengan tangan yang bersendekap di depan dada ditambah bumbu senyum miring.
Jika ditanya apa Marsya takut, maka jawabannya adalah iya. Rosie yang marah itu lebih mengerikan dari Lisa. Lisa hanya akan berteriak lalu setelah selesai gadis itu akan menangis. Sedangkan Rosie, gadis itu akan memberikan tatapan kesal, dan seluruh gestur menunjukkan bahwa dia adalah bosnya ditambah dengan ocehan yang berisi sarkas dan dalam tingkatan marah tertentu Rosie akan menggunakan bahasa Inggris yang jelas membuat otak Marsya yang tak seberapa itu mengalami pusing-pusing saking sibuknya men-translate-kan isi dari ucapan Rosie.
"Dibayar berapa lo sama dia?" Marsya susah payah menelan ludah membasahi tenggorokannya yang mulai terasa kering.
"Itu— ah udah lah nggak penting."
"Pentingkah, jadi gue bisa tau berapa persen yang harus gue ambil dari jawab seluruh pertanyaan lo." Virus gila uang Rosie memang belum benar-benar hilang bahkan setelah dia memilih Jeka empat tahun lalu.
"Matre lo." Marsya memberikan selembar uang seratus ribu rupiah pada Rosie.
"Anjir murah amat dia bayar lo."
Jika saja dia tak butuh Rosie untuk menuntaskan tugas dari bapak Januar Kuntoro pasti dia memilih kabur dan menonton Netflix.
"Udah minta dia aja yang banyak duit jangan ke gue." Rosie merotasi bola matanya. Meminta uang pada Jeka? Duh sorry ya, dia masih marah pada Jeka bahkan mungkin akan berlanjut kedepannya.
"Udah lah Ros, jangan marah kasian anjir dia."
"Lo nggak kasian sama sahabat lo ini hah? Pengkhianat lo! Bisa-bisanya belain dia ketimbang gue. Coba lo pikir gimana perasaan gue pas dia milih ninggalin gue!" Marsya kicep, berpikir apa sebaiknya dia mengembalikan uang saja ketimbang bersiap mendengarkan nyinyiran sang sahabat tentang si kelinci setan.
"Ros, dia nggak ninggalin lo, dia—"
"Nggak ninggalin gimana? Gue sibuk ngurusin segala keperluan nikah dia malah enak-enak ke Singapura buat foto siapa tuh cewek yang suka pamer paha dada kayak ayam KFC."
Jika kalian bertanya apakah Jeka dan Rosie akan menikah, jawabannya adalah iya. Mereka akan menikah beberapa hari lagi. Mendengar berita ini maka kemungkinan akan muncul pertanyaan kok bisa? Bukankah Jeka memilih uang? Jawabannya ada di empat tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Story of My Ex (Rosekook)
General FictionJanuar Kuntoro atau sering dipanggil Jeka dan Rosie adalah mantan kekasih yang putus tidak baik-baik. Keduanya kini di pertemukan kembali dalam sebuah variety show Story of My Ex. Sebuah acara tentang dua orang mantan kekasih dipasangkan kembali den...