Kali ini Dara sedang duduk diam di Halte bus sekolah, ia bukan menunggu bus sekolah untuk menjemputnya, tetapi ia sedang menunggu papa-nya menjemput. Dara memasang aerphone-nya dan mendengarkan musik favouritenya, tak ada yang berani mengganggu Dara yang sedang menyendiri. Padahal disana banyak lelaki yang kurang asupan.
Pernah saat Dara kelas X, kakak kelasnya yang sering disapa Alex datang menghampiri Dara yang sedang menunggu jemputan, ia menggoda Dara, Dara yang kesal ia langsung menghantam wajah Alex sehingga ia tersungkur kebelakang. Yap, Dara sewaktu SMP mengikuti ekstrakurikuler taekwondo, Selatan yang menyuruhnya. Saat itu dia berkata. "Jika kamu ingin menjaga dirimu dari bahayanya dunia diluar, kamu harus menjadi gadis yang bisa bela diri, ikut ekstrakurikuler Taekwondo, ". Insiden Dara saling memukul dengan Alex pun tersebar begitu saja.
Akhirnya sebuah mobil mewah berhenti di hadapan Dara, Dara tersenyum senang. Selatan keluar bersama Sasha. Sasha memeluk tubuh Dara. " Kamu nunggu lama, sayang?" Tanyanya.
Dara menggeleng. "Enggak, ihhh aku seneng banget bunda sama papa jemput aku kaya waktu aku kecil,"
Selatan tersenyum seraya mengacak - ngacak rambut putrinya. "Kan papa udah janji mau jemput kamu, kita ke mall dulu yuk, ada yang mau papa sama bunda beli,"
Dara membulatkan matanya senang, hatinya bersorak gembira. "Yes!"
Banyak sekali murid yang menatap keharmonisan keluarga Naomi dengan tatapan iri, banyak sekali yang ingin diposisi Dara. Bagaimana tidak iri? Dara termasuk anak beruntung, anak satu - satunya yang dilahirkan di keluarga berada, Dara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Di mobil, Dara duduk sendiri di jok belakang. Ia menatap kedua orangtuanya yang sedang bermesraan. Dara menghela nafasnya terkadang tingkah orangtuanya masih seperti saat muda dulu. "Bun, pa, gak liat anaknya yang sendirian apa dibelakang?"
Sasha dan selatan tertawa renyah melihat kekesalan putrinya itu. "Hahaha, sabar kak, nanti adikmu lahir kamu bisa ada teman,"
"Ya beda! Dia kan masih kecil, gak bisa Dara aja ngomong,"
"Yaudah - yaudah, sebagai tanda maaf karena kamu kesal, kamu boleh beli apa aja deh nanti disana," Ucap Selatan.
"Ya iyalah harus! Kapan lagi Dara belanja sama papa sama bunda?"
Sasha dan Selatan kembali tertawa mendengar penuturan anak gadisnya itu. Sasha senang mendapatkan anak yang humoris mirip seperti Selatan, suaminya.
"Oh iya, bun, besok Karin mau nginep di rumah, gapapa kan?"
"Gapapa dong, Karin kan sering nginep di rumah waktu kamu kecil,"
"Hehe, iya,"
Waktu dihabiskan banyak oleh keluarga kecil tersebut. Dara benar - benar sangat senang, moodnya kembali membaik saat Selatan dan Sasha mengajaknya berjalan - jalan. Setelah puas, Selatan membawa mobilnya ke rumah sakit untuk melihat keadaan mama-nya. Dara bersemangat untuk masuk ke dalam ruangan dan melihat nenek kesayangannya. "Kakek!" Dara memanggil Kakek Naomi juga memeluknya.
"Dara cucu kesayangan kakek, gimana sekolahmu?"
Dara tersenyum. "Baik kek,"
Selatan menghampiri Naomi dengan perasaan yang khwatir. "Yah? Gimana keadaan mama?"
"Mama-mu masih belum sadar, dokter berkata kemungkinan kecil untuk mamamu sadar, "
"ENGGAK! Kakek gak boleh ngomong kaya gitu! Nenek pasti bisa sadar dan sembuh!" Teriak Dara menggelegar.
Sasha membekap mulut Dara dengan pelan. "Sayang, jangan teriak, ini rumah sakit!" Tegur nya.
"Tapi nenek gapapa kan bun?" Tanya Dara parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara & Elang
Teen FictionDara tahu bagaimana rasanya berjuang dan jatuh. Dara pernah berjuang untuk kekasihnya, tetapi yang Dara dapat hanyalah amarah. Cinta itu sebuah proses yang memakan waktu. Dara telah banyak memakan waktu hanya untuk memperjuangkan cintanya yang tak t...