12. Vellyta Rynjani

70 6 0
                                    

Jangan lupa untuk memberikan vote, gak bayar dan gak nguras tenaga, tinggal tekan bintang pojok bawah 🖤

•••

Di kelas Bahasa 1, seluruh muridnya sedang terfokus mengerjakan tugas. Dara menenggelamkan wajahnya di tumpuan tangan yang dilipat. Miss Nayla mengganti jamnya kemarin dan mengambil pelajaran yang kosong di kelas Bahasa 1. Dara malas sekali belajar bahasa Inggris, bukan karena pelajaran, tetapi gurunya.

Ponsel Dara berbunyi membuat Miss Nayla menatap Dara tajam. "Dara! Ponsel you bunyi! I sudah peringatkan selama pelajaran di langsungkan, tidak ada yang boleh menyalakan ponsel,"

"Aduh miss! Penting nih! Dari pemimpin negara,"

"Hah? Presiden?"

"Haduh! Kayanya lebih deh! Dara angkat ya miss?"

Miss Nayla berdecak sebal ke arah Dara. "Baiklah, di luar dan jangan lama,"

"Oke makasih Miss!"

Dara langsung beranjak keluar dan mengangkat telfon tersebut, nama bunda tertera disana dan membuat Dara was - was. "Halo bun kenapa? Dara lagi belajar,"

"Haduh kak, perut bunda sakit banget ini!"

Dara membulatkan matanya. "Hah?! Ada supir? Ada om jaka gak? Haduh gimana ini?"

"Dia lagi ada jadwal oprasi hari ini, pak joko kan lagi antar papa ke luar kota, pak wisnu anaknya sakit, haduh, bunda pusing minta tolong siapa lagi,"

Dara menggigit jarinya. "Oke - oke, bunda tunggu ya? Dara sebentar lagi pulang,"

"Iya cepet ya?"

Dara mematikan ponselnya, kemudian ia masuk ke dalam, Dara merapihkan buku - bukunya yang membuat para murid disana menatap Dara aneh. Miss Nayla menatap Tajam Dara yang sudah memakai tas. "Heh! Kamu mau kemana?"

"Haduh miss, bunda Dara mau lahiran, mau di bawa ke RS, Dara izin pulang ya?"

Miss Nayla memutar bola matanya malas. "Bunda mu manja banget sih? Kan banyak supir,"

Dara menggebrak meja dan membuat Miss Nayla terkejut. "Gak usah sok tau deh miss! Udah deh miss, Papa saya gak akan suka sama miss!"

"O-oke Dara, kamu boleh izin, saya minta maaf,"

Dara menatap Elang, kemudian ia meminta bantuan kepada Elang agar ikut izin bersamanya. Elang pun langsung membereskan bukunya dan izin. Elang langsung membawa Dara ke parkiran dan membawa motornya ke rumah Dara.

Sesampainya disana, Elang langsung mengeluarkan mobil yang Dara berikan kunci mobilnya. Dara menuntun Sasha menuju mobil dengan perlahan. "Tahan dong bun, jangan disini,"

Saat sudah masuk ke dalam mobil. Elang membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata - rata. Dara terus menguatkan Sasha yang terus menerus merintih kesakitan. "Tahan bunda, tahan,"

"Dara sayang bunda,"

Sasha telah masuk ke dalam ruangan bersalin. Dara terduduk lemas di bangku rumah sakit. Elang tersenyum kecil melihat perjuangan Dara untuk ibunya, itu membuat pesona Dara bertambah bagi Elang. "Lo tenang aja, nyokap lo baik - baik aja,"

 Dara & Elang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang