Angin sore menerpa wajahku, tak di sia - siakan olehku untuk menghembuskan nafasku yang panjang dan merasakan nikmatnya angin. Aku tersenyum senang saat matahari mulai terbenam, warna jingga yang membuat mataku silau. "Selamat datang senja, "
Ini yang kusuka. Duduk di atap gedung sambil menikmati pemandangan yang indah. Tak lama dari itu, suara ponselku berbunyi. Dan ini yang paling kubenci. Kekasihku menelfon ku.
"Halo? Ada apa?"
"Lu dimana? Nanti malam jadi kan?"
"Enggak bisa ya besok aja? Aku lagi males keluar malam soalnya, "
"Kenapa? Ini penting, bokap ngadain pertemuan bisnis, dan dia nyuruh bawa lu sebagai pasangan gue, "
Dan lihat? Ini yang paling tidak kusuka. "Baiklah, aku bersiap - siap nanti kamu jemput aku, "
"Siip, dandan yang cantik! "
Aku mematikan sambungannya. Jujur aku merasa terkekang jika seperti ini terus. Kekasihku ingin aku menjadi gadis yang fashionable, gaul, dan berdandan setiap ia mengajaknya keluar. Dan itu membuatku merasa tidak nyaman.
Aku langsung bergegas pulang menggunakan angkutan umum. Sebetulnya aku diberi mobil oleh papaku, tapi aku malas, aku merasa papaku berlebihan.
Sesampainya aku dirumah, aku diam menatap isi lemariku.
Gue pake baju apa?! Yakali pake bikini!
"Nyari apa kak?"
"Oh ini bun, Dara lagi cari pakaian buat nanti malam, "
"Loh, emangnya kakak mau kemana malam - malam?"
"Dara mau ke rumah Bagas Bun,"
Bundaku menatap lemariku juga, sepertinya dia juga ingin membantuku mencari pakaian untuk pergi bersama Bagas. "Ini aja deh kak cocok, "
Dan pilihan bundaku jatuh pada dress hitam yang dihiasi pita menambah kesan manis. Aku pun setuju dengan pilihan bunda. "Yaudah, Dara mau solat dulu habis itu mau mandi, "
"Iya, kamu solat maghrib ya, terus mandi dan siap - siap, "
"Papa belum pulang kan?"
"Belum, udah gih, nanti Bagas-nya keburu dateng, "
"Siip! "
Setelah semua kegiatan petang sudah selesai, seperti solat maghrib dan mandi karena aku telat pulang, kini aku menatap ke arah cerminku. Aku mulai berdandan, tidak terlalu tebal, agar tak terlihat pucat saja.
Aku pergi turun ke ruang tamu dan duduk di kursi, sambil menunggu Bagas, kekasihku datang. Rasanya bosan jika terus menunggunya. Dan sampai akhirnya sebuah mobil sport hitam datang di pekarangan rumahku, sudah biasa jika mobil itu datang, pak joko membukanya. "Dara! Cepat sedikit!"
Decakan kesal keluar
Begitu saja dari mulutku. Hei! Dia pikir aku yang salah? Bukankah dia yang lama sekali datang?"Sabar! Kamu yang telat datang! Jangan pernah menyalahkan aku! Karena seorang cewek tabiatnya selalu benar!"
"Iya! Terserah lu! Cepetan! "
Aku langsung masuk dan diam menatap Bagas yang sedang memarkirkan mobilnya. "Untuk hari ini aku mau menjadi pasanganmu di acara pertemuan perusahaan papa-mu itu, tapi hari lain aku harap kamu mencari gadis lain, "
Bagas menatapku dengan sengit. "Hei! Bukan kah kau ini kekasihku? Apa kau tidak ingin aku akui lagi sebagai kekasih? "
Gak mau, gue capek di kekang terus sama lo Bagas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara & Elang
Ficção AdolescenteDara tahu bagaimana rasanya berjuang dan jatuh. Dara pernah berjuang untuk kekasihnya, tetapi yang Dara dapat hanyalah amarah. Cinta itu sebuah proses yang memakan waktu. Dara telah banyak memakan waktu hanya untuk memperjuangkan cintanya yang tak t...