Jangan lupa untuk vote, gak bayar dan gak nguras tenaga, tinggal tekan bintang di pojok bawa🖤
•••
Katanya, jika mencintai seseorang yang tentu belum milik kita, rasa sakitnya akan sementara. Tapi, jika kita mencintai seseorang yang telah menaruh kepercayaan, sakitnya akan terasa selamanya. Karena banyak harapan yang terus menerus diimpikan, ketika dia pergi? I know.
•••
"Rin gue gak ngerti sama yang ngirim pesan ke gue, dia itu gak punya kerjaan apa gimana sih? Tiap hari ngintilin hidup gue,"
Kali ini Karin sedang berada di rumah Dara, ia tertipu karena Dara hanya ingin tidur dan tak mau sekolah. Elang telah pamit pulang beberapa menit yang lalu. Jadilah Dara dengan karin.
"Yaelah, bagus kali ada yang ngintilin hidup lo, berasa ada bodyguard," Ucap Karin.
"Lah? Napa jadi bodyguard ? Ni orang puitisnya naudzubillah! Tapi kenapa setiap dia kirim pesan, ada ketertarikan sendiri ke diri gue gitu,"
"Bokap lo kan punya suruhan orang yang bisa memprediksi pemilik nomor, kenapa gak lo suruh aja?" Ujar Karin.
Benar juga. Papanya memiliki teman yang bisa memprediksi pemilik nomor tak dikenal, Dara mengambil ponselnya dan menelfon teman papa-nya itu.
"Hallo Dara? Ada apa telfon om?"
"Om Ardi, Dara tuh ada nomor yang gak dikenal, setiap hari kirim pesan terus, Dara gak tau dia siapa, tapi Dara ingin tahu, om bisa gak cari tahu siapa pemilik nomor itu?"
"Hmmm, tau saja yang biasa om lakukan dulu, boleh, kirimkan saja nomornya,"
"Tapi, berapa la om?"
"Karena memprediksi nomor itu susah, mungkin sekitar sebulan kurang, nanti om kabarin lagi,"
"Oke om, sekali lagi makasih ya?"
"Sama - sama little girl,"
Dara menghela nafasnya. Kemudian ia menatap Karin yang menatapnya dengan takjub, Dara memicingkan matanya ke arah Karin. "Kenapa lo?"
"Gila ya, enak banget jadi lo, kalo mau apa - apa tinggal telfon suruhan bokap lo,"
Dara terkekeh pelan. "Dia bukan suruhan bokap gue, dia temen bokap gue cuy,"
"Gini nih, gue kasih tau, gue sama lo itu udah temenan dari TK, kenapa sampe sekarang gue masih kagum sama kekayaan yang lo punya ya? "
Dara berdecak sebal, paling sebal jika ada seseorang yang membahas masalah kekayaannya. "Uang bukan segalanya bagi gue, lo kenapa sih? Lo sama gue itu udah dari kecil, lo juga kita anggap sebagai keluarga Naomi,"
Karin tersenyum. "Gue emang bangga punya temen kaya lo! Selain cantik dan pinter, lo itu baik banget,"
"Makasih sih atas pujiannya, tapi gak usah lebay ah! Main kuy?" tawar Dara.
"mager ah! entaran aja kalo gue gak mager,"
"yaelah, gue suntuk bat dah!"
![](https://img.wattpad.com/cover/211649819-288-k749696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara & Elang
Teen FictionDara tahu bagaimana rasanya berjuang dan jatuh. Dara pernah berjuang untuk kekasihnya, tetapi yang Dara dapat hanyalah amarah. Cinta itu sebuah proses yang memakan waktu. Dara telah banyak memakan waktu hanya untuk memperjuangkan cintanya yang tak t...