4.lelaki misterius

76 8 0
                                    

Dara sedang duduk dikelasnya dengan ponselnya, ia masih terus menatap pesan misterius itu, kontaknya telah Dara namai dengan inisal nama 'Setan kali ah!', entah mengapa  Dara memberinya nama itu. Tak lama dari itu, Bagas masuk ke dalam kelas Dara yang membuat seiisi kelas berjerit. Dara berdecak sebal. "Gue udah bilang sama lo, gue sama Lo gak ada urusan apa - apa lagi kan?"

Bagas duduk di bangku Karin, Dara mendengkus sebal, mengapa Karin belum datang?

"Ngapain lagi lo duduk disitu? Itu tempat si Karin!" Kesal Dara.

"Lo bener gak mau kasih gue kesempatan kedua?"

Yahhh Bagas, mending sama aku aja yuk, aku kasih kamu kesempatan!

Yah auto di tolak Dara lagi ini mah!

Udah Gas! Sama gue aja kalo Dara gak mau, buang - buang tenaga bujuk si Dara mah!

Ya ampun! Bagas sweet juga ya? Kenapa sih Dara sia - siain cowok kaya Bagas?

Brak!

Dara menggebrak mejanya. Ia menatap tajam para perempuan di kelasnya. "Lo semua dengerin gue, kalo lo semua pengen nih cowok! Ambil! Emangnya apa sih spesialnya dia? Cuma cowok Fakboi sama Playboy! Ambil nih, gue gak butuh!"

Dia bales dendam ternyata sama gue. Batin Bagas.

Bagas pernah berkata sekasar tadi di depan teman - temannya saat Dara menghampirinya ke kelas dan meminta maaf atas kesalahannya. Sekarang Dara telah melakukan yang dulu Bagas lakukan kepadanya. "Balas Ra, balas semua yang udah gue lakuin sama lo, gue cuma mau Lo kasih kesempatan sama gue,"

"Oh ya? Jadi gue boleh nih bales perbuatan lo itu?"

"Boleh Ra,"

Plak

Dara menampar Bagas. Dan Bagas ingat, ia pernah menampar Dara di depan teman - temannya. Bagas hanya tersenyum saja kepada Dara, sementara teman - temannya dan Karin yang baru sampai hanya bisa menganga terkejut. "Ini! Lo tau rasanya kan ketika pacar Lo sendiri tampar Lo di depan teman - temannya! Gue benci lo Bagas!"

Karin memegang pundak Dara dan menenangkannya. "Udah Ra, udah, tahan emosi lo!"

Karin menarik lengan Bagas dan mengajaknya keluar. "Lo gila apa gimana sih?! Berani banget lo samperin Dara dan bikin dia emosi?!"

"Gue cuma minta kesempatan kedua aja Rin,"

"Gak gini caranya! Dara itu lagi down karena neneknya meninggal! Dengan lo datang kesini aja, lo sama aja bikin dia tambah down!" Ujar Karin.

"Segitu bencinya dia sama gue? Jujur emang dulu gue gak suka dia, tapi entah kenapa saat gue putusin dia, gue ngerasa kehilangan dia,"

Karin tersenyum sinis. "Gimana? Kejilat ludah lo sendiri kan? Lo yang udah sia - siain cewek sebaik Dara! Dara terima saat Lo tembak, walaupun dia tahu lo lagi taruhan, dia itu di serang sama fans - fans alay, tau gak lo?! Jangan ngerasa paling penting di hidupnya Dara, jangan bikin beban buat dia,"

"Gue beban? Kenapa sih? Gue rindu Dara,"

"Alah basi lo! Bener kata Dara, lo itu cuma playboy yang bisanya cuma nyakitin hati perempuan! Lo itu kasar tau gak sama Dara, lo udah tampar dia, ngomong kasar sama dia, paksa - paksa dia, dan bodohnya temen gue masih bertahan aja sama lo? Gue curiga kalo Lo pake pelet! Enyah Lo dari sini!"

Bagas seperti tertampar oleh ucapan Karin, Bagas mengakui bahwa ia salah. "Oke, gue salah, gue akan temui Dara dan gue akan minta maaf sama dia,"

Bagas pergi meninggalkan Karin yang kegirangan. "Anjir! Gue bisa juga ya ngomong kaya gitu ke si Bagas? Hahaha! Karin gitu loh!"

 Dara & Elang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang