Sesampai nya dirumah,Sarah langsung membersihkan diri nya dan langsung turun ke bawah untuk makan malam.
"Abangg?!" Sarah terkejut dan langsung memeluk abangnya.
"Kangen ya?" Abang nya tersenyum,Alexi Aldrich Reygan atau di panggil Al.
"Ekhemm ga kangen sama papa ni?"
"Ehh kok ada papa sih?" Sarah langsung menyalami dan memeluknya sedangkan yang di peluk cuman terkekeh.
"Papa habis dari toilet tadi" Papa Sarah bernama Rafi Reygan.
Mereka sekeluarga mempunyai marga Reygan yang termasuk perusahaan paling besar. Memiliki perusahaan yang cabang nya sudah banyak di dunia. Bahkan kekayaan Reygan tak habis sampai 10 turunan.
Nama Alexi di ambil dari nama belakang ayah Miranda yang berdarah California begitupun dengan Miranda,sedangkan Rafi asli Indonesia. Mereka bertemu saat Ayah Miranda menyelenggarakan meeting dengan beberapa CEO ternama termasuk Rafi. Miranda yang saat itu mengikuti ayahnya ke perusahaan hanya bisa menunggu sampai meeting nya selesai. Setelah selesai,Rafi keluar bersama ayah Miranda dan langsung terpaku dengan gadis cantik di depannya ini.
Rafi dan Miranda sejak hari itu sudah mulai ada rasa antara satu sama lain,pada akhirnya Rafi menikahi Miranda di California. Berlangsung tiga bulan pernikahannya Miranda mengandung anak laki-laki yaitu Al, Al lahir di California sedangkan Sarah lahir di Indonesia karena saat Al berumur lima tahun mereka pindah ke Indonesia walaupun ayah Miranda keberatan akan hal itu.
"Yaudah pelukannya nanti dulu yang penting sekarang kita makan kasian nasi nya minta di makan tu." Semua yang ada di ruang makan pun tertawa,Sarah merasa bahagia karena akhir nya bisa kumpul keluarga.'Semoga bisa seperti ini terus' batin Sarah.
Jam menunjukkan pukul 9 malam,Sarah yang sedang berkumpul dengan keluarga nya dering telfon mengganggu suasana tawa ria mereka.
"..."
"Markas di kepung?"
"..."
"Oke gue otw."
Sarah langsung izin kepada kedua orang tua nya dan bergegas pergi. Tiba di markas nya Sarah melihat musuh nya sedang mengepung markas nya. Sarah langsung mutar lewat belakang agar tidak ketahuan.
"Waspada!" teriak Sarah yang membuat anggota nya kembali semangat mendengar suara si ketua.
"Anjayyy kita menang coyy." teriak Ferdi dan semua anggota pun tertawa
"Jangan seneng dulu,geng Adriell pasti bakalan balas dendam waspada aja dulu."
"Siap bu ketua."
Sarah adalah ketua geng The Viktor. Tidak ada yang mengetahui nya selain keluarganya. The Viktor merupakan geng yang beranggotakan 250 orang.The Viktor rata-rata anggota nya ada yang tidak sekolah,karena faktor ekonomi dan ada juga yang ditinggal orang tuanya,maka dari itu Sarah mengumpulkan setengah dari anggota nya untuk mencari anak yang di pinggir jalan untuk membantu mereka. Anak jalanan tadi di urus,di lindung dan di ajari bela diri,dari situ lah terbentuk nya The Viktor. Sarah juga mahir dalam bela diri dan paling tidak suka dengan orang yang melakukan tindakan jahat semena-mena.
"Gue pulang dulu,jaga-jaga kalo geng Adriell datang." Sarah langsung menaiki motornya dan berjalan pulang.
Markas The Viktor adalah bangunan tua yang kosong tak berpenghuni,saat itu lah tempat itu di jadikan markas, dari luar memang terlihat seram dan gelap tapi di dalam seperti rumah pada umum nya. Bangunan itu menampung setengah anggota yang tidak punya rumah karena Sarah memang memberikan nya tempat tinggal.
"Baru pulang nak?"
"Iya ma."
"Jadi gimana?ada yang luka?" tanya Miranda
"Aku menang dan ga ada luka sekali pun."Sarah tersenyum dan pergi ke kamar nya.
###
"Oii,ngapain lo telat mulu busett dah" Sarah tidak membalas omongan Liona dan langsung duduk di bangku nya.
"Iya ett dah ngapa lo kusut amat tu muka mau gue setrika biar kinclong lagi." sahut Dea
"Ye si goblok lo kira muka si Sarah baju apa maen setrika aja." sahut Valen yang menjitak kepala Dea,Dea hanya meringis lalu tertawa.
"Pagi anak-anak." ucap bu Ani memasuki kelas dan memulai kelas.
Jam istirahat pun tiba,Sarah dkk pergi ke kantin untuk makan karena cacing di dalam perut nya sudah berdisko meminta makan.
"Pesan apa"
"Nasi goreng sama es jeruk samain semua." Dea pun pergi memesan makanan. Setelah makanan nya datang mereka pun langsung melahap nya.
Tiba-tiba saja ada yang berteriak seperti toa masjid,siapa lagi kalo bukan si nenek lampir.
"Hadehh nenek lampir datang lagi langsung panas ni kantin." teriak Liona.
"Eh lo,jangan belagu lo itu adek kelas jangan serasa paling berkuasa."
"Terus ada hak apa lo berkuasa di sekolah ha?"
SKAKMAT.
"Gue itu kakak kelas di sini jadi lo mesti nurut sama gue." Mona itu selain suka membully ia juga gila hormat.
"Cih najis jing." Dea meludah di depan Mona.
"Kurang ajar bet lo,lo itu adek kelas nyadar diri dong." Mona menjambak rambut Dea. Semua murid menonton membuat kantin ramai termasuk Most Wanted.
"Lo yang ga sadar diri bitch,lo tuh ga cocok di sekolah ini." teriak Liona dan mendorong Mona sampai terjatuh ke lantai.
"Lo ya cari masalah sama gue."Mona ingin menampar Liona tapi tangan nya di cegat oleh Sarah.
"Lo mau main sama gua?" Sarah memang tenang tapi tenang nya menyirat banyak kebencian.
"Eh ada yang sok pahlawan ni upss." Mona dan dayang-dayang nya pun tertawa.
"Eh ada jalang,udah di gilir berapa lo sama om-om?" perkataan tenang tapi menusuk itulah Sarah, niat Mona ingin memancing Sarah agar emosi tapi malah dia yang ke pancing.
"Lo bener-bener ngajak gue ribut ha?" Mona ingin menampar pipi Sarah namun dengan cepat Sarah menepis nya.
***
MAKASIH READERS JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN^_^
![](https://img.wattpad.com/cover/218674083-288-k250159.jpg)