Jeno berangkat ke kantor seperti biasa sebelumnya ia mampir ke kedai milik teman Abangnya.
Kringg....
Jeno masuk keledai itu
"Widih,direktur kita tumben kesini"Ujar Yuta
"Lagi pingin aja"Ujar Jeno
"Lagi lenggang kalo sibuk mah,beuh inget sini aja kagak"Ujar Jhonny"Doyyy,ada Adek kesayangan Lo nihh"Ucap Jungwoo membuat Jeno terkekeh dan duduk di tempat biasa ia duduki. Tak lama ada yang misah-misuh dari dapur.
"Mana? Mana?"Tanya Doyoung
"Itu apa gep"Ujar Yuta sambil menunjuk Jeno yang Tersenyum pada Doyoung"Oohh iyaa,eh Jan lupa ya kasih yang spesial buat adik kesayangan gue"Ujar Doyoung sambil jalan ke arah Jeno.
"Pakabar?"Tanya Doyoung sambil duduk dihadapan Jeno
"Kurang baik"Jujur Jeno
"Kenapa? Masalah lagi ama taeyong? Atau kepikiran pacar Lo itu?"Tanya Doyoung"Bukan pacar,calon."Ujar Jeno terkekeh karna mengingat Rara selalu ngomong seperti itu.
"Iya,iyaa."Doyoung
"Bag Taeyong mau jodohin gue Ama adik temennya"Ujar Jeno menundukkan kepalanya"Lah baguslah,Lo jdi gak jomblo lagi"Ujar Doyoung
Sebelum menjawab Yuta datang membawa secangkir Coffe khas kedai ini.
"Lah kok cuman satu,buat gue mana?"Tanya Doyoung
"Lah bikin aja endiri"Ujar Yuta
"Lah nanti gua haus gimana?" ucap Doyoung"Lah emang gue peduli?"Ujar Yuta
"La..."omongan Doyoung dipotong"Lah..lah..lah,daritadi lahh Mulu" Protes Jeno
"Hehehe,udah lanjut. Gue kebelakang dlu"Pamit Yuta
"Laknat emang Yuta"Grutu Doyoung
"Oh iya tadi sampe mana?" Tanya Doyoung"Lo ngomong bagus gue dijodohin"Ujar Jeno
"Ohh iya iya,bagus si. Lo nolak perjodohan itu?"Tanya Doyoung
"Iyalah,Orang gue masih berharap dan nunggu Rara "Ujar Jeno"Kata gue ya,mendingan Terima aja"Ujar Doyoung
"Gak bisa bang,Gue masih pingin nunggu Rara balik lagi."Ucap JenoBaru saja Doyoung mau ngomong,Jeno sudah bangkit dari duduknya.
"Gue gak bakal mau sampai kapanpun. Gue pamit "Ujar Jeno sambil pergi keluar kedai
Doyoung menghela nafas Dan menatap Jeno yang masuk kedalam mobilnya itu
"Napa dah si Jeno?"Tanya Jhonny
"Iya biasanya gak gitu"Ujar Jungwoo
"Lagi ada masalah dia"Ucap Doyoung sambil pergi ke dapur.Jeno kesal dan memukul stir mobilnya.
"Kenapa si! Semua nyuruh gue buat ngelupain Rara! Rara masih hidup belum mati! Gue yakin itu" Ujar Jeno
"Gue yakin,Dia pasti kembali... Dia pasti sembuh, gue yakin"Ujar Jeno
Jeno telah tiba di kantornya di depan ruangannya ia bertemu dengan Jisung.
"Baru Dateng lo?"Ujar Jisung
"Keliatannya?"ketus Jeno"Idih,gue nanya baek-baek" Ucap Jisung "oh iya tadi ada yang nyariin elu"Lanjut Jisung sambil menatap kertas di meja sekertaris Jeno
"Siapa?"Tanya Jeno ke sekertarisnya
"Dia tidak memberi tahu siapa dia? Dan maksud tujuan bertemu bapak. Karna Dia hanya menanya bapak ada atau tidak langsung pergi lagi"Ujar Sekertaris Jeno"Laki-laki? Perempuan?"Tanya Jisung
"Seorang perempuan"Ujar Sekertaris Jeno
"Hah? Widih Jeno dicari Perempuan siapa tuch"Ledek Jisung
"Diem Lo"Ujar Jeno ke Jisung
"Kalo dia balik lagi,kabari saya"Ujar Jeno ke sekretarisnya lalu masuk ke RuangannyaJeno duduk dibaangkunya
"Apa Jangan-jangan Perempuan itu, Perempuan yang bakal di jodohin sama gue?"Ujar Jeno"Hufftt,maksa banget Bang Taeyong ngejodohin gue sama perempuan yang gak gue kenal"Ujar Jeno sambil Fokus ke Kertas yang ada didepannya tapi ia melirik ke Foto Rara,ia tersenyum.
"Cuma elo Ra,yang nenangin hati gue. Walaupun cuman foto"Gumam Jeno sambil tersenyum
Tak lama ada yang mengetuk pintu Ruangan Jeno
"Masuk..."Ujar Jeno sambil fokus ke kertas yang ia pegang
"Maaf pak,Perempuan tadi ada didepan dan ingin bertemu bapak."Ujar Sekertaris Jeno
"Udah ditanya dia siapa?"Tanya Jeno
"Katanya tunangan bapak"Ucap Sekertarisnya membuat Jeno kaget menatap Sekertarisnya itu."Suruh dia masuk"
Love History
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓗𝓲𝓼𝓽𝓸𝓻𝔂 (Revisi)
Random🦄Suatu saat kamu akan merasakan bagaimana rasanya tidak dihargai. 🦄Adakalanya seseorang yang tulus itu lebih memilih pergi ketika ketulusannya tidak pernah dihargai. 🦄Mencoba menerima yang mencintai kita lebih baik dari pada menunggu yang kita...