PROLOG

616 68 6
                                    

"Sering terjadi. Yang nyata dianggap tiada, yang di depan mata dianggap fatamorgana."

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

"KAKAK!!!" teriakan Darren begitu keras nya.

Yang dipanggil kakak, hanya bisa menangis melihat sang adik dibawa paksa oleh segerombolan orang tidak di kenal. Melawan atau mengejar pun percuma, saat itu Divanka terlalu kecil untuk melawan. Apalagi orang orang brengsek itu mencoba menghabisi Darren jika Divanka berani maju selangkah saja, pistol di tangan salah satu penjahat itu akan menghabisi nyawa adik nya.

"KAKAK!!!" Teriak lagi

"TOLONG KAK, DARREN TAKUT!" Anak kecil itu terus memohon.

"KAKAK, DARREN MAU SAMA KAKAK AJA!" lagi lagi Divanka hanya bisa menangis melihat adik kesayangan nya.

"KAKAK!!!"  Terakhir kali nya, itu teriakan terakhir dari Darren sebelum tubuhnya dibawa paksa masuk kedalam mobil berwarna hitam bersama beberapa orang di dalam nya.

Divanka berlari, berteriak nama adik nya berkali kali, namun hanya sia-sia. Yang di teriaki tidak akan mendengar.

"TOLONG DARREN KAK!"

Mata  Divanka terbuka lebar, akibat mimpi buruk nya lagi, ia harus terbangun. ditambah mata nya yang terganggu oleh sinar mentari yang masuk melalui celah jendela kamar nya. dan juga suara gaduh yang tercipta dirumah nya.

Tidak memerlukan waktu lama bagi Divanka untuk bersiap sekolah, cewek itu hanya membawa 1 tas kecil dan membiarkan rambut nya terurai sempurna, tanpa basa basi Divanka segera berjalan cepat ke arah jalan keluar dari gedung menyeramkan ini, dia membanting pintu rumah dengan kasar kemudian bergegas masuk ke dalam mobil, hanya dalam hitungan detik cewek itu menancap gas dan meninggalkan pekarangan rumah nya. Oh tidak, itu bukan rumah bagi divanka, melainkan sebuah gedung megah yang memiliki banyak peraturan.

Cewek itu melaju dengan kecepatan tinggi, emosi nya memuncak hingga saat ini siapa saja yang berani mengganggu nya dipastikan orang itu akan tamat. Bukan mati, melainkan di hajar habis oleh Divanka. Kelopak mata indah cewek itu mengeluarkan kristal bening, ia tidak mengerti sejak kapan dan bagaimana bisa hidup nya sekacau ini.

Dengan tiba tiba ada motor yang melesat di depan mobil Divanka, cewek itu menginjak rem dengan cepat, namun disayangkan tetap saja terjadi kecelakaan kecil, mobil mewah nya menabrak motor sport milik seorang lelaki yang entah dari mana asal nya.

"Kalo bawa motor hati hati! kalo mati juga gue yang repot!" Rasanya Divanka ingin memaki lebih kejam, apalagi respon cowok di depan nya ini sangat tenang, tidak terganggu sedikitpun oleh ucapan Divanka.

Aldarez (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang