13. Marah

94 9 6
                                    

Hai, udah lama gak update lagi, I'm sorry. Kalian tau kan belajar dirumah itu lebih ribet daripada belajar disekolah, iya emang. Btw, gue udah ada stok buat update, enjoy reading all❣️

-
-
-

"Jangan memandang harta untuk menentukan derajat. Menjadi baik itu pilihan, dan menjadi kaya itu bonus kehidupan atas kebaikan yang kamu lakukan."

*
*
*
*
*

"Kita gak ada kelas tambahin nih, gak ada niatan buat maen PS?" Geo bertanya, kedua matanya melirik Ian dan Rey secara bergantian.

Ian menggeleng.

Rey ikut menggeleng.

Ekspresi ceria Geo berubah jadi kecewa. "Gak asik lo berdua!"

"Cari aja temen yang lebih asik." Ian bicara datar tanpa ekspresi.

Rey terkekeh pelan, dia tahu Geo jenis manusia baperan, dalam hitungan ke tiga dia akan segera minta maaf pada Ian.

satu..

du..

"Gak, gue tetep temenan sama lo berdua, maaf yan."

Benar kan? Geo baperan. Padahal Ian hanya bercanda. Rey tertawa kecil, Geo mendecih pelan, dan Ian hanya memasang wajah datar.

"Yaudah gue pulang." Rey pamit lebih dulu.

Dijawab anggukan Ian dan Geo secara bersamaan.

"Rey, gak pulang bareng pacar?" Tanya Geo sedikit berteriak sebab jarak mereka cukup jauh.

Rey menoleh, "Gak punya pacar!"

Setiap pulang sekolah Rey lanjut bekerja disebuah kafe, dia sengaja mengambil jam sore agar tidak mengganggu sekolahnya. Terkadang Rey juga memilih jam malam, agar dapat istirahat sejenak setelah pulang sekolah.

Rey melakukannya untuk hidup mandiri, status  sebagai anak yang dibesarkan dilingkungan kaya tidak membuat Rey bermanja dengan harta. Sebaliknya, Rey berusaha untuk membangun semua sendiri.

Terlebih jika mengingat ayahnya yang perhitungan, selalu melibatkan uang dalam pertengkaran jenis apapun. Rey tidak suka itu.

Memilih untuk bekerja demi menghasilkan uang dari tenaganya sendiri adalah pilihan yang tepat. Dia tidak harus bergantung lebih banyak pada orangtua nya selain tentang kebutuhan sekolah.

"Tumben dateng lebih cepet, lo gak ada tambahan kelas hari ini?" Tanya Leo saat menyadari Rey datang lebih cepat untuk bekerja hari ini.

Rey menggeleng, tangannya sibuk mengelap meja kasir didalam kafe.

"Rey! itu ada yang nyariin lo diluar." Dhefy sedikit berteriak.

"Bilangin gue sibuk." Rey tidak peduli siapa yang mencarinya. Ini jam kerja, dia tidak suka diganggu.

Leo selesai membuat kopi untuk pembeli, aroma yang sangat disukai Rey adalah aroma kopi. Mungkin ini salah satu alasannya betah bekerja di kafe.

"Tolongin dong, ambil kardus diatas lemari." Sambil membuka kardus lain Dhefy menunjuk kearah lemari. "Setelah itu, temuin pacar lo." Lanjutnya

Pacar?

Rey mengerutkan dahi heran, sejak kapan status jomblo nya berganti?

"Ya, sabar." Tidak heran jika Rey sering diminta mengambil benda-benda pada tempat tinggi, sebab postur tubuhnya memang mencukupi.

Aldarez (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang