Jangan banyak bertengkar, nanti timbul yang manis-manis. Orang biasa menyebutnya Cinta.
-
-
-
-
-"Olimpiade Fisika bentar lagi, lo udah siap?" Geo memastikan semua persiapan dengan benar. Olimpiade ini bukan sembarangan, sudah 3 kali berturut turut sekola Chamzig Aldarez selalu memenangkan olimpiade dengan menggelar juara pertama.
Jika Tahun ini mereka gagal mempertahankan, maka sudah pasti kepala sekolah akan sangat kecewa bahkan lebih dari itu, bisa saja dia mencabut beasiswa Geo, ian dan Rey.
"Udah dong, gue siap!" Jawab Rey.
Olimpiade beregu ini sekitar 1 bulan lagi. 3 sejoli itu selalu menyempatkan diri untuk mengasah otak, saling mengoreksi jawaban dan bertukar soal.
Rey menatap ian, cowok itu sibuk dengan coretan tidak penting di tangan nya. "Ngapain sih lo?"
Ian tidak menjawab, bukan karena tuli atau bisu, ian mengira bahwa Rey bicara pada Geo bukan pada dirinya.
"LIANTICO!" Cibir Rey yang langsung di tatap tajam oleh ian. "Gue tau lo kulkas berjalan, tapi sama temen sendiri ngoceh dong! gue gak bakal naksir sama lo kok." Rey mulai kesal, sahabat nya yang satu ini sangat sulit di ajak bicara, seperti bicara itu sesuatu yang harus di bayar sehingga dia sangat irit dengan kalimat.
"Ha?" Ian mengangkat satu alisnya.
Dengan frustasi Rey menepuk kesal dahi nya sendiri, bodoh! bisa bisa nya dia bicara panjang lebar pada kulkas beku ini, hanya membuang buang waktu.
Sementara Geo hanya tertawa kecil melihat tingkah kedua teman nya, yang satu irit bicara yang satu kebanyakan bicara. Gila.
Para siswa lain telah meninggalkan gedung sekolah, hanya tersisa Geo, Ian, dan Rey sekarang. Ketiga nya masih sibuk dengan buku masing masing di taman sekolah.
Sementara Divanka mengamati dari gudang sekolah. Tidak pantas di sebut gudang sebenarnya, karena gudang itu telah di renovasi oleh Divanka. Cewek itu membersihkan nya hingga ruangan itu terlihat layak kembali, kemudian menjadikan ruangan itu untuk dirinya sendiri.
Ide usil kembali bermunculan, cewek itu mengambil beberapa kerikil untuk di lempar, ini akibat mengganggu singa tidur, maka dia akan selalu mengganggu. Jika orang lain yang melakukan sudah pasti orang itu akan di terkam oleh Divanka, tapi entah mengapa saat ingin melukai Rey tangan nya seolah menolak."Pasti ulah cewe gila itu. Kampret!" Rey mendesis, mengamati sekitar.
Geovan cukup kasihan melihat keadaan Rey yang seperti ini, terus terusan merasa terganggu oleh Divanka, namun apa boleh buat? Dalam beberapa bulan, atau mungkin selama masih berada di sekolah ini Divanka akan tetap mengganggu Rey dalam bentuk apapun.
Cewek ini benar benar tidak mau melepaskan mangsa nya.
"Keluar lo kalo berani!" Rey tidak tahan dengan tindakan Divanka.
Divanka tersenyum miring, tanda kemenangan. Apa yang dia harapkan terjadi. "Emosi terus kayak cewek!" Komentar Divanka.
"Ngaca lo itu apa?!" Bentak Rey membuat Divanka terkagum, baru ini ada yang berani membentak nya setelah keluarga nya.
"Heh anak curut! rendahin nada bicara lo, ini sekolah bukan punya bapak lo!"
Rey masih dalam kondisi tenang, kedua tangan nya tenggelam di saku celana dengan sorot mata tajam menatap Divanka.
Geo dan ian saling lihat-lihatan, masalah apalagi yang akan di hadapi teman nya ini. Berurusan dengan Divanka bukan hal yang biasa, lihat saja bagaimana nanti cewek itu membuat masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldarez (On Going)
Aktuelle LiteraturCewek seperti dia memang mirip singa, iya singa buas yang siap menerkam siapapun, termasuk keluarga nya. Aldarez adalah salah satu keluarga yang mempunyai tahta, kekuasaan, dan tentunya harta yang berlimpah. Tapi siapa yang menyangka, Divanka Ghresy...