9. Masuk Kelas!

155 28 0
                                        

"Aku baru sadar, kamu diciptakan dengan kesabaran yang besar dan aku diciptakan untuk menguji kesabaranmu."

*
*
*
*
*

Hari ini Divanka tidak membawa mobil. Karena pagi buta tadi Rey sudah menjemputnya, berkali-kali Divanka mengumpat di hadapan Rey, dia menolak mentah-mentah ajakan Rey untuk berangkat sekolah bersama.

Tapi lagi-lagi Rey mengelurkan kalimat andalan nya, "Lo, babu gue." Ok baik, Divanka menurut. Dia cukup tahu diri soal itu.

Sekarang masing-masing murid menggenggam ponselnya, mengabadikan moment langka yang terjadi di Chamzig Aldarez School. Ini yang ditunggu-tunggu warga sekolah, pukul 6.45 pagi Divanka menapaki koridor bersama Rey.

Mata nya melempar sorot tajam bagi siapa saja yang memandang dirinya, jangan coba-coba memberi tatapan aneh, sebab Divanka benci itu.

Yang membuatnya semakin kesal adalah Rey. Satu-satunya cowok brengsek yang berani mengatur Divanka. Pagi tadi dia sudah membangunkan Divanka, memaksanya sekolah, dan yang lebih kejam, Divanka dipaksa memakai rok.

Gerak nya jadi tidak bebas, cewek itu mengumpat kesal. Selama sekolah dia tidak pernah pakai rok, dia memilih celana karena dianggap tidak ribet.

"Hm.."  Rey sibuk memainkan rubik di tangannya.

Dia duduk dibangku taman dengan Divanka, tapi adanya Divanka seperti hanya bayangan bagi Rey.

"Gue mau ganti pake celana, pake rok gak enak!" Divanka menggerutu kesal.

"Gak boleh." Rey masih sibuk memainkan rubiknya.

Divanka pasrah, dipaksa seperti apapun Rey tidak akan menurutinya. Memakai rok itu ribet, tidak bebas, dan pastinya panas.

"Lo selalu pake celana tah ke sekolah?"

"Gak, ini gue pake rok." Cibir Divanka kesal.

Rey justru terkekeh geli melihat kelakuan unik cewek ini. "Gak normal lo."

"Hm." Divanka memutar bola mata malas.

Bel sekolah berbunyi nyaring, itu tandanya Divanka harus masuk ke kelas. Rey menyeringai, akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba.

"Sana ke kelas."

Divanka hanya mengangguk.

"Jangan coba-coba bolos, gue banyak mata-mata." Rey memperingatkan.

Lagi-lagi hanya dibalas anggukan dari Divanka.

Rey berjalan tenang menuju kelas, setidaknya dia akan jauh dari Divanka untuk sementara waktu selama jam pelajaran di mulai. Itu lebih baik. Cowok itu duduk santai di bangku nya bersama Geo, sesekali dia berpikir apa si badgirl itu masuk kelas, atau tetap melakukan aksi bolosnya.

"Lo pacaran sama Divanka?" Tanya Geo mendadak.

"Dapet gosip dari mana lo?"

Geo menggeleng, "Gue liat, lo kesekolah bareng Divanka." Jawabnya.

Rey berdecak kagum pada pemikiran Geovan ini, apa semua orang yang pergi kesekolah bersama adalah sepasang kekasih?

Yang berpikir seperti itu tolong otak nya di cuci dulu.

"Selera gue bukan dia."

Kelas yang riuh mendadak hening saat seorang cewek masuk dengan membawa satu tas ransel hitamnya.

Kejutan untuk Rey! dia nyaris tidak percaya, cewek ini sudah gila. Ternyata yang dimaksud Divanka kelas, adalah kelas Rey, bukan kelasnya sendiri. Celaka.

Aldarez (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang