"Bukan tentang banyaknya persamaan, tapi tentang bagaimana cara menghargai perbedaan."
*
*
*
*
*Geo menopang dagu, memerhatikan lembar soal di depannya, sulit. "Gue gak ngerti, bisa jelasin gak?" Dia meminta bantuan pada Ian.
Ian mengangguk, dia mulai menjelaskan dengan rinci bagaimana memecahkan soal fisika tersebut.
"Ok, gue kerjain dulu sabar." Geo mulai menulis setelah mendapat penjelasan dari Ian, sedangkan ian kembali pada soal biologinya.
Geo memberikan lembar jawaban, "Nih, udah."
Ian meneliti, memeriksa dengan seksama apakah jawaban Geo benar atau kurang sempurna, untung saja jawaban nya benar.
"Lo nyadar gak sih, kalau Rey mulai suka sama Divanka?"
Ian mengangguk, pikiran nya sama dengan Geo.
"Sekarang Rey dimana?"
Ian menggeleng tidak tahu.
"Rey sama Divanka cocok gak menurut lo?" Geo bertanya lagi.
"Cocok."
Geo kaget, bukan ini jawaban yang dia inginkan. "Cocok gimana? Rey sama Divanka itu bertolak belakang banget."
Ian menghela napas kasar, lagi-lagi dia bertemu dengan manusia sejenis Geo yang pikirannya sekecil biji apel.
"Emang ada teori yang bilang kalau banyak kesamaan artinya cocok?" Ian balik bertanya.
"Nggak sih, tapi kan kalau banyak kesamaan mereka keliatan lebih serasi."
Ian memukul kepala Geo dengan buku biologinya, Geo mengaduh kesakitan. "Apaan sih yan!"
"Pikiran lo bocah." Ucap Ian, "Punya banyak kesamaan gak menjamin kecocokan." Lanjutnya.
"Jelasin!" Geo menuntut.
"Gue harus banget ngomong panjang nih?" Ian mencibir.
Geo mengangguk setuju, kesempatan untuk membuat Ian bicara layaknya manusia.
"Orang bilang, banyak kecocokan artinya jodoh. Menurut gue itu teori konyol. Contoh kecil, Si cowok orang nya emosian, si cewek juga emosian. Memang yang begitu bisa cocok? Yang ada saling adu bacot. Bukan tentang persamaan, tapi tentang gimana caranya menghargai perbedaan." Ian menghela napas panjang, pandangannya masih terfokus pada lembar soal biologi didepannya.
"Cocok itu bukan dinilai dari kesamaan. Cewek dan cowok yang punya banyak perbedaan dan sifat bertolak belakang justru lebih cocok menurut gue, karena mereka bisa saling melengkapi. Buang pikiran kuno lo, otak sekecil biji apel." Lanjutnya.
Geo menganga tidak percaya, Ian bisa punya pemikiran sebaik itu belajar dimana? Bahkan Geo sedikitpun tidak pernah berpikir sampai sejauh itu.
Jika masalah hati, Ian memang jagonya. Pengalaman yang membuat Ian belajar, semua karena Cheril.
"Cakep bro! pikiran lo mantap." Rey mengacungkan jempol.
Sejak tadi dia berdiri mendengar percakapan antara Ian dan Geo.
"Eh kutu beras, sejak kapan lo disitu?" Geo menoleh kaget kearah ambang pintu perpustakaan, Rey berdiri tegap dengan tangan yang terlipat didepan dada.
"Kepo!" Jawab Rey ketus.
Rey melangkah mendekat dengan kedua sahabatnya dan ikut duduk. Kali ini dia menoleh kearah Ian, "Lo belajar semua itu dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldarez (On Going)
Fiksi UmumCewek seperti dia memang mirip singa, iya singa buas yang siap menerkam siapapun, termasuk keluarga nya. Aldarez adalah salah satu keluarga yang mempunyai tahta, kekuasaan, dan tentunya harta yang berlimpah. Tapi siapa yang menyangka, Divanka Ghresy...