BAB 8

2.4K 104 9
                                    

SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA VOTE TERLEBIH DAHULU DAN FOLLOW, AND SELAMAT MEMBACA 📖 AUTHOR SAYANG KALIAN❤️)

                                                                                 

RAINDU...

Suasana malam hari di kediaman seorang perempuan cukup lah sunyi, rumah sederhana yang tak terlalu besar dan lampu remang remang di teras rumah nya pun membuat siapa saja mengira bahwa rumah itu sudah tak berpenghuni.

Rebecca sang Penghuni rumah itu tengah membasuh muka agar terlihat fresh dan tidak lesu. Ia membenarkan ikatan rambutnya yang sedikit berantakan itu.

Kriiing...

Panggilan masuk dari handphone nya, ia mengambil dan mengeryitkan keningnya kala melihat nomor yang tak dikenal.

"Siapa malem malem nelpon..."gumamnya. Ia angkat lah.

"Halo.."ujar nya

"Halo..."ucap seseorang diseberang telpon sana

"Ini siapa ya..."tanyanya

"Gua anta...masa lu lupa sama suara gua"

"Ouh..elo"ujarnya antusias.

"Kedengarannya seneng banget Lo re?..."tebak anta.

"Ngga kok...sotoy lu"disini Rebecca tengah blushing.

"Yaudah...gua cuman pengen ngetes doang... nomor Lo atau bukan...udah malem, Lo cepat tidur"ujar anta.

"Anta perhatian banget ya..."batin Rebecca

"Halo...re?..lah gua ditinggal tidur"ucap anta

"Hah!!?...kenapa kenapa??"

"Gua matiin ya.. telponnya?"lalu anta mematikan telponnya sepihak.

Rebecca yang masih speachles dengan perhatian anta tadi, sepengetahuan Rebecca bahwa anta tidak mudah sedekat ini dengan perempuan, jika Karna...ah sudah lah, pikirnya.

Rebecca menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang lumayan empuk dan ia menatap ke arah plafon.

"Anta ternyata ngga seburuk yang gua lihat dan anak anak lihat ya.."ujarnya seraya handphone nya ditaruh di atas dadanya

***

Keesokan harinya dimana menepati hari Selasa, rindu yang tengah menikmati tidurnya, dengan kagetnya membuka matanya.

DIa kesiangan!!

Jam sudah menunjukkan pukul 06.15 ia cepat cepat bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.
Setelah mandi ia bergegas untuk memakai seragam, rok putih dan baju seragam putih serta rambut yang diikat satu dengan rapi menunjukan bahwa dia adalah murid teladan.

Menunggu bus di halte sudah menjadi rutinitas nya, namun kini hatinya tengah gundah, sudah sepuluh menit ia menunggu bus nya tapi tak kunjung datang. Namun ia tetap setia untuk menunggu.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali"

Begitu prinsipnya untuk mengejar pendidikan, dan akhirnya sekian lama ia menunggu dan bersabar, bus tersebut datang juga.

"Pasar Minggu..."

"Pasar Minggu"

begitu teriak sang kernet bus itu, rindu melambaikan tangannya mengisyaratkan bahwa ia akan naik.
Dan bus itu berhenti tepat di depannya.

MY ANTARIKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang