"ici gua pengen pulang"
"lah kenapa"
"gk papa" ucap renal
"serius dong renal, sumpah ici pengen tau kalian kok bisa kenal, apalagi keliatan banget renal gak suka sama cia"
"sstt" renal menaruh jarinya dibibir ici yang sedang mengomel
"gua mau pulang"
ici menelan ludahnya karena kedinginan seorang renal sudah kumat, "yaudah deh" ucap ici dengan pasrah
"izin mamah ici dulu"
renal hanya mengangguk lalu mereka berjalan masuk kedalam rumah ici "mah.."
"non tadi mamahnya pergi sama cia.." jawab pembantunya sambil membereskan rumahnya
"kemana bi"
pembantunya menggeleng "saya gak tau, coba non telpon aja.." ici mengangguk lalu tersenyum
"kalo renal pulang ici sendirian.." ucap ici sambil menghadap renal, sepertinya cia sangat mengubah mood renal dan karenanya renal kembali menjadi cowok yang dingin.
renal hanya melirik ici sekilas "tapi gua mau pulang"ucap renal keras kepala dia tidak merasa kasihan kepada ici
"yaudah ici ikut kerumah renal aja, dari pada sendirian"
"kan ada pembantu lo"
"udah jam segini, bentar lagi dia pulang"
renal membuang nafas kasar sungguh renal sekarang benar benar tidak mood dan rasanya langsung ingin tidur, ici menyadari pasti renal tidak mau menerima ajakan ici.
"yaudh deh renal pulang aja, ici jg mau pergi" ucap ici dengan senyuman, renal yang mendengar itu tidak mempedulikan dan langsung pergi pulang "ydh duluan"
ici terasa hatinya terbeset, sakit rasanya disikapi seperti ini, tetapi ici benar2 harus terbiasa dengan sikapnya renal, setelah renal benar benar pergi ici pun keluar dari rumahnya "bi ici mau keluar" ucap ici langsung keluar untuk ketempat sebuah taman yang lumayan jauh dari rumahnya.
ici disana duduk dikursi kecil dan melamun, dia masih memikirkan soal renal dan cia, dia merasa ada yang disembunyikan dan tanpa sadar rintikan hujan turun membasahi tubuh ici.
ici benar benar terbawa oleh lamunannya dan tidak peduli dengan hujan yang membasahinya "hai" tiba tiba ada perempuan yang sepertinya umurnya dibawah dia, ici tersentak "eh hai" ucap ici dengan senyum canggung
"kamu ngapain disini? lagi main ujan ujanan ya?" tanya gadis itu, ici menautkan alisnya "kamu sendiri ngapain?"
"oh kalo aku.." gadis itu langsung menundukan kepalanya dan ternyata gadis itu menetaskan air mata, ici sadar dengan hal itu langsung sedikit terkejut "eh kamu kenapa nangis"
gadis itu menggeleng lalu menghapus air matanya "aku broken home, dan juga broken heart" ucap gadis itu sambil menghapus air matanya
ici menatap iba gadis itu, lalu tangan ici menjulur ke punggung gadis itu untuk mengusapnya "nama kamu siapa?" tanya ici kepada gadis itu, gadis itu langsung menghadap ke ici "nama aku naira" ucap naira lalu tersenyum canggung "aku felicia, panggil aja ici" ucap ici sambil tersenyum juga
"eh kamu kelas berapa?" tanya ici kenaira "hm aku--" belom sempat naira menjawabnya "eh bentar kita neduh yuk nanti kamu sakit" ucap ici sambil memegang tangan naira
naira menggeleng "aku suka hujan"
ici hanya membulatkan mulutnya lalu mereka tetap duduk ditaman itu sambil ditimpahi air hujan yang semakin deras "kamu sering ketaman ini?" tanya ici yang merasa sepertinya naira memang sering ketempat ini
"setiap aku kesepian dan sedih aku pasti kesini ngelampiasain rasa nya"
ici menautkan alisnya sambil merucutkan bibirnya "kasian banget"
"aku udah biasa"
ici tertegun lalu menelan savilanya "pasti kamu kesepian banget ya, emang kamu gak ada temen?" tanya ici yang membuat nambah naira sedih terlihat jelas dari raut wajahnya "naira?"
naira tersentak "aku gk sekolah jadi gk punya teman" ici lagi lagi dibuat merasa sangat iba kepada naira "mamah sama papah gk ngurusin aku, aku lahir dijalan yang salah"
jujur ici kurang paham apa yang dimaksud naira, ici menautkan alisnya "maksudnya?"
"mamah aku hamil diluar nikah, papah aku gak bertanggung jawab"
ici meneguk ludahnya dan matanya terbelak,sangat sedih kisah hidup gadis cantik ini, dia sangat cantik dan manis tapi kenapa diberi ujian hidup seberat ini.
"eh tadi kata kamu broken heart juga? kamu punya pacar?"
"hm.. aku punya pacar tapi dia.."
"kenapa?"
"dia malu punya pacar kayak aku, jadi dia akhirin hubungannya, padahal dia sangat ganteng"
ici lagi lagi dibuat iba "aku juga lagi broken heart" ucap ici sambil tersenyum "kamu jangan sedih ya, kita jadih temen deh sekarang" ucap ici lalu menjabat tangan naira seperti anak kecil yang baru mendapat teman, naira tersenyum bahagia.
"ikut aku yuk naira" ajak ici lalu menarik tanganya pergi dari taman itu
"makan seblak yuk" ajak ici sambil menujuk tempat jualan seblak disekitar taman itu
naira menggeleng "kamu aja, aku gk punya duit" ici mendengar pernyataan itu langsung tertegun "aku traktir deh!" seru ici yang padahal duitnya pas pasan untuk ongkos pulangnya juga tetapi ici tak tega kepada naira, masa iya dia makan tetapi naira hanya melihat ici makan. sungguh gak ada hati.
"kamu serius?" tanya naira yang semangat karena ingin ditraktir, ici hanya mengangguk lalu tersenyum.
•••••••
mereka baru saja selesai memakan seblaknya lalu mereka pun keluar dari tempat itu, hujan pun masih lebat menimpah mereka.
"pulang yuk, udah sore" ucap ici lalu dibalas anggukan oleh naira "kamu pulang naik apa?" tanya naira yang melihat ici hanya sendirian dan tidak membawa kendaraan
"jalan kaki aja, rumah ici gk jauh jauh amat" ucap ici
naira membulatkan mulutnya "rumah ku deket, mau mampir?" ici menolak tawaran naira dikarenakan udah sore ia takut mamahnya mencarinya.mereka berjalan bersama dan sudah sampai didekat taman "ici?!"
ici dan naira sama sama melihat lelaki yang memanggil ici dan mereka berdua menautkan alisnya "lo ngapain?"
-xXx-
maap pendek:(
sumpah gua pengen cepet2 tamatin
terus buat cerita baru lagi, udah didraft si..ydh pantengin sampe tamat ya!
tq, see u next part
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY
Dla nastolatkówFelicia alzhafira - renaldo zacherry menceritakan seorang lelaki yg dingin, judulnya saja 'ice boy'. lelaki itu yang disukai oleh gadis hangat dan manja, seperti bocah, renal pun berusaha membuka hatinya. tetapi renal bertemu kembali dengan mantanny...