"Mainaka Sunjaya."Gadis bersurai ebony sebahu itu masih acuh tak acuh karena headset yang menyumpal kedua telinganya.
"Mai—pantas saja." Pria tampan bersurai madu itu segera menarik headset milik gadis yang dipanggilnya sampai terlepas. Membuat si empunya headset mendelik sebal.
"Apa?"
Gadis itu mencebik. Dia sedang tidak minat berdebat dengan pria menyebalkan berjarak usia tujuh tahun di atasnya itu.
"Aku mau bicara." Pria itu mendekat, berdiri persis di depan gadis itu.
"Aku mendengarkan, sir." Mainaka, nama gadis itu, memilih bergeser ke kiri dan membiarkan pria itu duduk di sebelahnya.
"Jangan cemberut." Mainaka memaksakan senyumnya ke arah pria yang sudah beberapa bulan terakhir ini menjadi kekasihnya. Pria yang tak lain adalah dosen PA-nya sendiri.
"Dengarkan baik-baik." Mainaka membiarkan maniknya tenggelam di dalam emerald milik Theo, nama pria itu.
"Orang tuaku ingin bertemu denganmu."
"Kau yakin?" Theo mengangguk mantap. Jemarinya menggenggam erat jemari milik gadis yang dicintainya itu.
Mainaka menggigit bibir. Apakah dia siap untuk ini?
"Aku yakin."
"Aku.." Gadis itu mengalihkan pandangan dari tatapan teduh sekaligus mengintimidasi milik Theo. Bibirnya bergerak lirih. "..takut dengan penolakan."
Theo mengusap surai lembut milik gadis itu. "Percaya padaku, kau tidak akan ditolak." Ia meletakkan kedua tangannya di bahu Mainaka, berusaha meyakinkan keraguan yang terpancar di mata gadis itu.
"Kapan?"
"Dua hari lagi. Aku sudah membelikanmu tiket ke Athena." Mainaka melotot. Tidak menyangka kekasihnya akan bertindak tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Theo menyunggingkan senyum tanpa dosa.
"Kau gila."
"Memang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince of Greece (TERBIT)
RomanceMainaka Sunjaya, gadis berdarah jawa pemilik julukan pemimpi akut itu berhasil membuktikan ke semua orang bahwa dirinya mampu mendapatkan beasiswa master di salah satu universitas di Australia. Semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana Mai, sebelu...