Aku melangkahkan kakiku keluar dari lift dengan malas. Semalaman aku tidak bisa tidur karena penasaran dengan si putri disney. Apa aku tanyakan saja ya pada Theo? Daripada hidupku tidak tenang begini.
"Mainaka!"
Aku terkejut saat mendengar seseorang memanggilku dari arah lobby. Theo. Bukankah pagi ini dia akan mengantar Defne ke bandara?
"Kau, disini?"
"Aku baru mendapat kabar kalau Mrs. Neil tidak bisa mengajar kelasmu. Jadi aku berinisiatif mengajakmu mengantar adikku ke bandara." jelasnya dengan senyuman lebar.
"Oh iya?"
"Iya. Kau sudah sarapan?"
"Sudah, dengan sereal. Kau?"
"Sudah kenyang?" tanyanya memastikan.
"Sudah. Kau?"
"Sudah. Yuk." Aku segera mengekori Theo ke arah parkiran luar.
"Kau duduk di kursi belakang dulu ya? Ada adikku di depan."
"Oke." Theo tersenyum manis dan seperti biasa dia membukakan pintu untukku.
"Hai."
Aku membeku saat menyadari wanita yang duduk di kursi depan adalah ... si putri disney.
Jadi, itu adiknya?
"Hai, aku Defne. Mainaka, ya?" ucapnya manis.
Suaranya pun lembut, cocok memainkan karakter putri-putri raja yang anggun.
Kalau aku seorang pria sepertinya aku bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia sangat cantik.
"Iya. Salam kenal, Defne.." balasku ramah.
"Kau cantik." pujinya tulus.
"Aku tidak ada apa-apanya denganmu, Defne." Aku memamerkan cengiran andalanku menanggapi seseorang yang berkali lipat lebih cantik dariku memujiku.
"Jangan begitu." tukasnya. "Anyway, berapa usiamu?"
"Dua puluh tiga. Kau sendiri?"
"Dua puluh satu. Jadi kita hanya beda dua tahun ya?"
Aku mengangguk.
Perjalanan diwarnai dengan celotehan Defne. Sesekali aku dan Theo menimpali selera humor Defne yang ternyata cukup rendah. Gadis itu mudah sekali tertawa. Tipikal wanita yang menyenangkan. Tawanya pun enak didengar.
Tak terasa satu jam telah berlalu. Range rover Theo berhenti tepat di depan pintu masuk. Defne memelukku dan Theo bergantian. Matanya terlihat berkaca-kaca.
"Lain kali datanglah ke Athena. Menginap di rumah kami." teriak Defne sembari melambaikan tangan.
"Pasti. See you as soon as possible, Defne." teriakku tak kalah lantang. Sampai petugas bandara geleng-geleng melihat kelakuanku. Pun Theo, pria itu hanya mengulum senyum kemudian mempersilakanku masuk ke dalam mobilnya.
"Bagaimana?"
"Apanya?"
"Defne. Her first impersonate?"
"Friendly. Humble. Humorous. Kind. Disney princess." kataku secepat kereta ekspres.
"Disney princess?" Theo mengernyitkan alis.
"Defne terlihat seperti putri disney. Aku seperti melihat putri-putri anggota kerajaan inggris saat melihat sosoknya."
Theo tersenyum kecut. Aku tidak tahu kenapa ekspresinya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince of Greece (TERBIT)
RomanceMainaka Sunjaya, gadis berdarah jawa pemilik julukan pemimpi akut itu berhasil membuktikan ke semua orang bahwa dirinya mampu mendapatkan beasiswa master di salah satu universitas di Australia. Semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana Mai, sebelu...