Tak kusangka kepergian Theo selama dua minggu membuatku merasa kehilangan. Padahal, masih ada Aubrey dan Luce yang tidak pernah absen memperhatikanku.
Seperti, pagi ini. Sebuah pesan singkat dari Luce dan Aubrey.
Aubrey S.: Hei bangun! Aku ingin berenang pagi ini. Kau harus menemaniku.
Erasmo Lucero: Klub novelis berencana berpiknik weekend ini. Kau mau ikut?
Aubrey yang tidak bisa berdiam diri ditambah Luce yang punya banyak acara. Aku tidak merasa sendiri karena kehadiran dua orang itu di hidupku.
Tanpa sadar, aku mulai terbiasa tanpa kehadiran Theo di sisiku.
Pria itu rasanya seperti menghilang ditelan bumi. Jarang sekali menghubungiku, kami pun tidak chattingan secara intens. Entah apa yang sedang dihadapinya disana. Semoga bukan hal buruk.
Mengabaikan sejenak pesan dari Luce dan Aubrey, kuputuskan untuk membuka room chatku dengan Theo. Miris. Pria itu bahkan tidak membaca pesanku selama dua hari.
Mainaka: U ok? Reply me asap.
Singkat, padat, dan jelas. Semoga tidak ada kendala yang berarti selama dia membereskan apapun yang menjadi urusannya disana.
Aku memilih untuk membalas pesan Aubrey terlebih dahulu.
Mainaka: Ok. See you at 7.
Kami biasa bertemu di kolam renang yang berada di halaman belakang flat kami saat memiliki janji temu untuk berenang.
Waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada setengah jam bagiku untuk rebahan dan bersiap-siap. Jemariku kini membuka room chatku dengan Luce.
Mainaka: Ikut! By the way, pagi ini Aubrey mengajakku berenang. Mau ikut?
Luce langsung membalasnya.
Erasmo Lucero: Oke. Aku data. Jangan lupa datang ke meeting nanti sore.
Erasmo Lucero: Maaf, aku sedang ada urusan sampai siang. I'd love to come but I can't. Maybe next time :)
Mainaka: That's ok. Have a nice Friday!
Erasmo Lucero: You too :)
Aku mematikan layar ponselku dan melompat dari kasur. Lima belas menit lagi jam tujuh, aku akan bersiap-siap karena tidak ingin disangka ngaret.
"Lupakan sejenak kekasih idiotmu itu. Mari berendam bersamaku di whirpool ini." tanpa aba-aba Aubrey menarikku hingga terjatuh di kolam air hangat sedalam satu meter ini.
"Aw panas!"
Aubrey cekikikan. Mungkin puas melihat ekspresi suram di wajah pucatku. Aku kembali naik ke pinggiran sebelum mencelupkan kakiku perlahan-lahan. Membiarkan tubuhku sedikit demi sedikit beradaptasi dengan suhu kolam ini.
"Theo benar-benar tidak menghubungimu selama dua hari?" tanyanya dengan ekspresi tidak percaya. "Aku tidak percaya ini, tapi mungkinkah pria itu tidak setia?"
Aku mengangkat bahu. "Aku hanya mencoba untuk percaya. Tidak ada salahnya bukan?" Gadis bersurai cokelat itu hanya berdecak mendengar jawabanku yang mungkin kurang memuaskan.
Soal latar belakang Theo, aku belum mengatakannya pada Aubrey. Mengingat sifatnya yang suka ceplas-ceplos, akan sangat berbahaya jika latar belakang Theo tersebar kemana-mana.
Aku akan memberitahunya nanti, di waktu yang tepat. Tapi itu bukan sekarang.
"Kau tahu," pipi gadis blasteran itu merona merah. "Aku memutuskan untuk berkencan dengan Luce."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince of Greece (TERBIT)
RomanceMainaka Sunjaya, gadis berdarah jawa pemilik julukan pemimpi akut itu berhasil membuktikan ke semua orang bahwa dirinya mampu mendapatkan beasiswa master di salah satu universitas di Australia. Semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana Mai, sebelu...