SEULGI POV
Cobaan apa lagi ini Tuhan???
18 menit lagi.
Bazheng bener Chungha! Berangkat kuliah berangkat sendiri, udah tau gue kalo tidur kek orang mati malah ditinggal nggak dibangunin dulu. Mana hape semalam hilang, mau pinjem hape orang buat pesen ojol malah dikira maling, sama taksi dari tadi gue setengah jam nunggu disini nggak ada yang lewat.
Sumpah sialaan!
Gue gimana berangkat kuliahnya anjeeeng?!!!
Emang, jarak kosannya Chungha sama kampus nggak begitu jauh, paling nggak kalo naik taksi atau ojol ya sekitar 10-13 menitan aja. Iya deket, emang deket, tapi kalo gue sampe nggak dapet taksi dalam 5 menit kedepan, percuma juga deket, udahlah telat ya telat.
Puja kerang ajaib!
Mata gue emang sipit, tapi nggak buta. Dari kejahuan nampak laju mobil warna biru langit yang sejak tadi gue tunggu. Dengan semangat gue lambaikan tangan ke arah taksi itu, Alhamdulillah, taksi berhenti tepat disamping gue persis.
Gue kaget yaelah, gue yang nyegat ini taksi malah ada cewek antah brantah nyelonong masuk aja.
Anjeng bener! Dia buta apa ya kalo gue udah melambaikan tangan dari tadi. Nggak mau kalah, gue juga masuk ke taksi ini.
"APA-APAAN INI?! Kok kamu ikut-ikutan masuk? Kan saya duluan!" mbaknya ngegas.
"Mbaknya yang terhormat, maaf maaf aja ya, Mbaknya nggak bisa lihat? Saya yang nyegat taksi ini dari tadi loh Mbak, jauh sebelum Mbaknya masuk."
Urusannya panjang ini.
Sekarang wajahnya berubah jadi lebih galak daripada yang tadi saat gue masuk.
"Saya tidak peduli. Yang jelas saya yang masuk duluan, jadi anda silahkan keluar, saya sudah telat kerja."
Sekata-kata ini orang!
"Ya nggak bisa gitu dong Mbak! Kok lo nggak tau diri banget sih Mbak?! Gue juga nggak peduli lo masuk duluan, yang jelas gue yang duluan lihatnya." bales gue ngegas.
Dikira gue nggak berani apa!
"Aduh eneng, punten, jangan berteng-"
"Saya tidak peduli! Sekarang juga keluar!"
Pak sopir belum selesai ngomong Mbaknya langsung nerocos aja. Mana sekarang ditambah dorong-dorong gue biar keluar dari taksi ini lagi. Nggak mau kalah, gue berpegangan erat dikursinya Pak sopir di depan. Dan ironisnya, dia malah mukulin gue bertubi-tubi pakai tas arsip yang dibawanya.
"Kok kasar sih Mbak?! Jangan dipukul-pukul! Sakit!"
"Turun nggak!"
Pukulannya nggak mengendor sedikitpun. Mimpi apa gue tadi malem, pagi-pagi udah kena gebuk sana-sini.
"Aduh eneng, jangan bertengkar di sini neng, nanti taksi bapak rusak. Diluar aja ya neng ya." teriak pak sopir melas.
"Stop Mbak! Sakit tangan gue!"
Mana mau denger dia. Sekarang nggak cuma tangan gue yang jadi sasaran, kepala gue juga ikut-ikut digebuk pakai tasnya.
Udah keterlaluan ini mah.
"MBAK! KALO LO NGGAK MAU BERHENTI, GUE CIUM INI!" teriak gue sambil pegang tas yang dari tadi dia pukulin gue.
Dia berhenti dong.
Tapi cuma sebentar aja, disusul pukulan lainnya yang bahkan jauh lebih keras daripada yang sebelumnya.
Jengkel, gue pegang kedua tangannya erat. Matanya membulat sempurna saat tubuh gue menempel ditubuh rampingnya. Bisa gue rasain nafasnya tercekat saat wajah gue mendadak mendekat ke wajah kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEULRENE || SAYANG DADAKAN
FanfictionSexual harassment atau sexual excitement? (End) Seulrene rasa lokal || gxg || non baku || harsh words -230320 -210920