Udah 10 menit Seulgi berdiri di pinggir jalan kayak orang bego. Pengennya dia sih mending langsung ketemuan di mall aja malah lebih praktis, nggak kayak gini malah bikin dia kayak cabe-cabean lagi nunggu omnya.
DRRRTTTDRRRTTT
"Hallo Kak?"
"Gi, posisi kamu sebelah mana ya?"
"Disebelah kanannya tukang es tebu Kak, terus sebelah kirinya gadis berkerudung merah. Saya pake topi hitam, jaket hitam, celana hitam, sepatu hitam, kaos putih Kak."
"Kamu mau keluar sama aku apa mau ngelayat ya Gi?"
Belum sempet ngejawab, suara klakson mobil Madaz hitam menggema mengagetkan Seulgi dan gadis yang berdiri di samping Seulgi.
Kaca pintu mobil turun, terpampanglah Irene yang menurut Seulgi kecantikannya sungguh paripurna tiada tara.
"Kak Irene sa-saya boleh masuk?"
Irene bengong, natap Seulgi lama banget. Dari atas sampai bawah terus berhenti di wajahnya.
"Kak Irene?"
Seulgi jadi salah tingkah, apalagi dari sini samar-samar kelihatan belahan dadanya Irene. Ini bukan karena matanya Seulgi yang jelalatan, tapi potongan leher bajunya Irene yang bener-bener dalem kayak palung Mariana di Samudera Pasifik sana.
"Kak Irene? Kak?"
"Eng-ngapain disitu aja?! Masuk Gi!" perintah Irene tak fokus.
Seulgi langsung masuk ke mobilnya Irene. Tak lupa mengembalikan jaket Irene yang dia bawa.
1 menit.
3 menit.
5 menit.
Irene tak kunjung menjalankan mobilnya. Seulgi udah beberapa kali memanggil Irene, tapi dosennya itu malah diam nggak jawab. Seulgi semakin khawatir, apalagi tampangnya Irene yang kelihatan banget dia gelisah.
"Eh Gi, kamu bisa nyetir mobil nggak?" tanya Irene tiba-tiba.
"Bisa Kak, emang kenapa?"
Irene menghadap ke arah Seulgi.
"Kamu aja yang bawa mobilnya, aku lagi nggak enak badan soalnya."
"Lah! Kakak kenapa? Sakit?"
"Jantung aku Gi..." jawab Irene dramatis sambil memegang dadanya.
Bagai disambar geledek Seulgi denger omongannya Irene barusan. Ini jantung hei tolong! Salah satu organ paling vital punyanya makhluk hidup.
"HAAAAH! Jantung Kakak sakit?! Haduh gimana nih?! Kita ke rumah sakit aja ya Kak!" seru Seulgi kelimpungan, kelihatan banget dia khawatir.
"Jantung aku lagi nggak baik Gi, gara-gara lihat kamu se-charming ini, jantungku berdetak kencang tak terkendali. Tolong~"
Seulgi langsung diem, pengen nampar mulutnya Irene yang ngalusnya sampai nembus membran selnya Seulgi.
Dan Irene ketawa kenceng nggak tau diri karena berhasil bikin mukanya Seulgi jadi merah merona.
xxx.
.
.
.Seulgi bingung kudu gimana saat ini. Ini seperti batinnya bercabang menjadi beberapa bagian. Nggak bisa dipungkiri, lihat Irene yang lagi jalan di sebelahnya bikin darahnya berdesir hebat. Apalagi pakaian terbukanya Irene bikin otak Seulgi kayak nggak bisa mikir waras.
Tapi di sisi lain Seulgi nggak suka ini, apalagi sejak dari tadi banyak sekali pasang mata ngelirik ke Irene. Sumpah ya! Itu matanya mereka pengen dia tetesi merkuri aja. Apalagi yang udah punya gandengan tapi masih ngelirik Irene, pengen dia sunat jakunnya satu-satu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEULRENE || SAYANG DADAKAN
Hayran KurguSexual harassment atau sexual excitement? (End) Seulrene rasa lokal || gxg || non baku || harsh words -230320 -210920