First Visit

6.9K 54 0
                                    

Rumah Roni dan Farah tidak sebesar rumah milik Alex yang sudah bisa dibilang istana kaum papan atas modern. Walau begitu Alex kagum karena kecantikan arsitektur dan taman yang dimiliki mereka. Tipe suburb high class yang didesain apik dan ditata rapi oleh pemiliknya. Keluarga Roni hanya memilki satu mobil, karena Farah tidak bisa menyetir. Berkebalikan dengan rumah Alex yang memiliki 3 mobil sport mewah dan 3 motor ninja, masing-masing satu motor dan satu mobil untuk dirinya dan dua adiknya. Ayah Alex, yang juga dokter ternama, tinggal di luar kota. Setiap pagi, bila sempat, Roni mengantar Farah serta putri mereka, Citra, yang berumur 10 tahun dan sekarang duduk di bangku kelas 4 SD, ke sekolah kemudian ke Universitas V, tempat Farah bekerja sebagai Wakil Rektor di bidang administrasi. Tapi biasanya Farah dan putrinya pergi sendiri dengan angkot bila Roni yang bekerja sebagai manajer sektor pengolahan di perusahaan industri perkebunan harus berangkat pagi-pagi suntuk.

Farah menyuguhinya jus jeruk dingin. Ketika dia menunduk saat menaruh gelas, Alex tahu bahwa buah dadanya memang indah. Farah tersenyum ke arahnya kemudian duduk. Dia sedang memakai neck turtle sweater berwarna hijau dan celana kulot. Sayang, pikir Alex. Dia tidak bisa menikmati pemandangan paha mulus Farah seperti saat pertama kali bertemu. Saat itu Farah berpakaian kemeja resmi dan rok kerja sepaha. Setelah berbincang-bincang dengan Roni dan Farah mengenai diagnosis dan langkah yang harus diambil dalam perawatan, mereka mulai menjurus ke obrolan pribadi sampai akhirnya Roni dan Farah tahu kalau Alex masih bujang.

Roni berkelakar kalau Alex boleh berkenalan dengan adik perempuannya yang sepantaran dan juga masih single. Dalam benak Alex sempat terbesit kemungkinan mendapat durian runtuh dobel, tapi dia mengurungkan niat untuk menanyakan lebih lanjut mengenai adik Roni karena sekarang dia fokus pada satu mangsa di depan matanya, istri Roni.

Roni kemudian menerima panggilan telepon dari kantornya, sehingga dia permisi sebentar meninggalkan Farah dan Alex berdua di ruang tamu. Alex tak tahu apa bisa lebih senang lagi ketika keberuntungan datang menerus kepadanya. Dia memuji keindahan rumah Farah yang sederhana tapi indah sehingga membuat Farah tersipu sedikit. Farah kemudian bercerita kalau desain taman dan style dari rumah mereka adalah pilihan pribadinya. Dia sempat berdebat dengan Roni soal itu, sampai akhirnya Roni mengalah. Furnitur-furnitur di rumah mereka juga kebanyakan pilihan dirinya, yang didapat setelah berdebat dengan Roni mengenai pilihan-pilihan yang ada. Farah bilang Roni orangnya old school sementara dia lebih suka yang contemporary dan kurang lazim. Dia juga bercerita banyak soal perbedaan-perbedaan lain yang dimiliki Roni dengannya seperti selera makanan (Roni benci seafood, sementara Farah sebaliknya) dan selera musik. Farah bercerita kalau Roni senang dengan musik-musik barat dengan genre gelap seperti post punk dan hardcore sementara dia menyukai musik-musik ceria indie pop dari negeri sakura. Tapi kemudian Farah berkata, malah perbedaan-perbedaan tersebutlah yang membuat dia dan Roni makin bisa saling memahami dan mengerti. Di usia mereka berdua yang sudah 37 tahun, rumah tangga mereka sudah berumur 10 tahun, persis seperti umur anak mereka, dan selalu harmonis. Farah kemudian mengatakkan satu hal lain yang membuat dia dan Roni dapat saling mengerti secara batin sebagai pasangan, yaitu mereka berdua adalah tipe orang yang introvert. Farah dan Roni sudah saling mengenal sejak SMA dan di saat itulah mereka mulai menjalin hubungan, walau Farah mengakui bahwa dia tak pernah tahu akan menikahi Roni di kemudian hari. Baginya seperti mimpi menjadi kenyataan.

Alex hanya mendengarkan dan menjadi responden yang baik selama Farah bercerita, sebuah kemampuan yang membuatnya disukai para wanita. Dalam hati kecilnya dia merasa kasihan juga kalau harus merusak cinta Roni dan Farah yang sudah dijalin sejak remaja, tapi nafsunya yang membara membuat dia malah merasa kalau ini tantangan seseungguhnya. Kalau boleh jujur, Alex belum pernah bermesraan dengan wanita yang pemalu dan suci seperti Farah. Dia memang beberapa kali main api dengan perempuan yang sudah punya pacar dan tunangan, tapi tidak pernah dengan perempuan bersuami. Jika melihat dari gerak gerik Farah dan obrolan tadi, Alex bisa menyimpulkan kalau Farah adalah wanita yang punya hubungan kuat dengan suaminya sehingga akan sulit ditaklukan. Di situlah keseruan berada.

Roni kembali lagi dan setelah beberapa obrolan basa-basi, Alex pamit pulang. Pergilah sang dokter dengan ducati hypermotrad kesayangannya. Beberapa meter dari rumah pasutri tersebut, Alex melihat di kaca spion kalau Farah memperhatikannya pergi dari sana. Mungkin kagum dengan dirinya dan kuda besinya yang gagah.

Cheating is (Not) a SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang