The Feels

5.3K 39 0
                                    

Farah tak tahu kenapa sekarang dia sering berkhayal yang tidak-tidak. Pikiran berusaha menolak tapi hati kecilnya tidak bisa bohong. Tidak, tidak mungkin. Selama tiga puluh tujuh tahun hidupnya dia tak pernah dekat dengan lawan jenis selain sang suami, Roni. Walau jajaran Wakil Rektor didominasi kaum pria pun, hubungan Farah dengan semua Wakil Rektor pria hanya sebatas rekan kerja. Dan Farah tak pernah akrab dengan mereka. Tidak juga dengan teman sekelas laki-lakinya ketika kuliah, SMA, atau bahkan SD. Dia bahkan dulu kesulitan untuk punya teman cewe, jadi teman cowo jangan ditanya. Tidak sampai dia bertemu Roni. Farah jatuh cinta pada Roni pada pandangan pertama dan itulah satu-satunya pengalaman dia merasakan jatuh cinta pada lelaki sepanjang umur ini. Dia malah sempat berpikir kalau dia ini seorang lesbian, apalagi ketika bertemu kakak tirinya di masa awal menginjak bangku sma. First kiss Farah bukan bersama Roni, tapi dengan Laura, sang kakak yang saat itu berada di kelas XI SMA. Ketika SMA juga lah dia mulai terbuka dan memiliki sahabat. Dan saat SMA pula lah dia merasakan jatuh cinta pertama kali dan satu-satunya kepada cowo, yaitu Roni. Walau nanti ketika kuliah mereka berada di jurusan berbeda dan jurusan Farah didominasi oleh laki-laki tetap tak membuatnya berpindah ke lain hati. Bagi Farah hanya Roni yang punya sifat yang identik dengan dia -- pemalu, pendiam, sensitif -- yang bisa mengerti perasaanya tentang segala hal.

Di lain pihak memang tidak banyak cowo yang tertarik kepada Farah. Sifat Farah yang tertutup dan kurang populer membuat dia memang tak pernah diindahkan laki-laki lain sehingga tak pernah ada yang mencoba untuk menembak, mengajak jalan, atau sekedar basa-basi PDKT kepada dia. Sekalipun Laura dan sahabatnya memiliki beberapa teman dekat cowo tak pernah membuat Farah pernah akrab dengan mereka. Farah memang lebih senang hidup di dunianya yang kecil. Hanya dia, Roni, Citra, Laura, sahabat-sahabatnya ketika SMA dan kuliah, serta mungkin kakek, nenek, dan ibu Laura. Farah tak pernah bertemu ibu kandungnya secara langsung. Beliau meninggal ketika melahirkan Farah. Ayah Farah adalah salah satu direktur manager perusahaan ternama yang terobsesi pada kerja dan jabatan. Dia menikahi ibu Farah karena dijodohkan orang tua mereka. Sebenarnya dia tak pernah mencintai ibu Farah (walau ibu Farah sebaliknya). Dan dia juga tak pernah mencintai Farah yang dia anggap sebagai beban. Kalau dia mau, dia ingin menikahi ibu Laura, cinta masa mudanya, yang sayang saat itu sudah menikah dengan pria lain. Pada akhirnya ibu Laura bercerai dengan sang suami setelah hampir dua belas tahun berkeluarga karena tak kuat dengan kelakuan sang suami yang player. Ibu Laura mendapatkan hak asuh kedua anaknya di pengadilan. Dua tahun setelah perceraian, anak pertamanya meninggal dunia karena sakit meninggalkan ia seorang dengan Laura. Ibu Laura hampir kehilangan harapan saat itu hingga ia dipertemukan kembali dengan ayah Farah.

Farah bersyukur Roni tak seperti ayahnya walau dia memang merasa dia tertarik dengan Roni karena beberapa fitur sang ayah ada pada diri Roni. Dingin, serius, dan kadang tidak bisa diajak bercanda. Walau itu dulu, saat mereka masih remaja. Roni sudah lebih hangat sejak mereka menikah. Dia bersyukur dapat memiliki Citra bersama Roni. Dia tak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu ketika berada di usia tumbuh kembang oleh sebab itu dia sangat menyanginya. Farah bahagia karena Citra tumbuh bukan hanya bersama seorang ibu, tapi ayah yang menyayanginya. Dia makin mencintai Roni karena hal itu.

Tapi entah apa yang merasukinya. Melihat dokter muda yang tampan dan gagah itu membuat pikirannya melantur kemana-mana. Ketika Farah berkata bahwa perbedaan lah yang membuat dia dan Roni saling melengkapi, Farah merasa bahwa dia berkata begitu karena ada gejolak di alam bawah sadarnya. Bahwa sang dokter tampan yang ada di depan mukanya itu adalah sosok yang benar-benar berbeda dengan sang suami. Yang berarti bahwa keberadaan sang dokter adalah pelengkap utama bagi kehidupan Farah. Entah kenapa Farah merasa begitu.

Alex memang tampan setampan-tampannya. Alex (yang bapaknya setengah jerman) memiliki wajah blasteran yang sempurna. Struktur hidung, bibir, dan matanya eropa, tetapi memilki kulit sawo matang. Wajah yang tampan itu dipadukan serasi dengan potongan rambut pompadour yang rapih dan lebat. Beda dengan Roni yang rambutnya gondrong dengan potongan acak-acakan. Tubuhnya tinggi, lebih tinggi dari Roni. Tangan dan kakinya menunjukkan kekuatan otot yang hebat. Badannya pun kekar. Dada bidang Alex dan potongan badan yang menggiurkan itu didapat dari perpaduan genetik dan latihan fisik yang teratur. Farah tak bisa melihat jelas, tapi dia tahu bahwa badan Alex bila dibandingkan dengan badan Roni adalah perbandingan yang tak adil. Roni memang sudah berlatih fisik dan memperbaiki badannya setelah dia mulai bekerja. Sekarang dia lebih berisi dan cukup kekar. Ketika dulu masih SMA, tubuh Roni bisa dibilang kurus. Satu-satunya kelebihan Roni adalah badannya yang tinggi. Tapi itupun tetap kalah sekitar lima sentimemeter dari tinggi Alex. Dan walaupun potongan badan Roni tidak bisa dibilang jelek, potongan badan Alex tetap bisa dibilang unggul jauh daripadanya. Alex sudah mendapat badan yang sempurna sejak dia remaja, beda dengan Roni.

Hal terpenting adalah Alex memiliki kharisma, sesuatu yang kurang pada diri Roni. Farah dapat merasakannya. Sebab itu pikirannya bergejolak. Alam bawah sadar Farah seakan berkeinginan untuk loncat dan hinggap di tubuh Alex yang indah itu. Dia berusaha tidak menghiraukan gerangan itu tapi dia tahu nafsu dan rasa ingin tahunya makin menjadi-jadi setiap berusaha menolaknya. Alex adalah kebalikan dari Roni dan Farah butuh pelengkap dalam hidupnya. Sesuatu yang jauh berbeda dengan dirinya dan Roni, yaitu Alex.

Ketika melihat Alex pergi dengan motor besar, Farah dapat melihat betapa memikatnya pejantan tersebut walau dari jauh. Dia benci perasaan ini. Perasaan nafsu yang dilandasi kekaguman. Yang pasti Farah berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini bukan cinta. Dia tidak bisa jatuh cinta lagi.

Cheating is (Not) a SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang