The Contemplation

4.3K 31 0
                                    

Farah mulai memkirikan kembali mengapa dia sangat miskin dalan pengalaman cinta. Apa karena ayahnya yang tak pernah menyanginya? Farah dan Laura sama-sama membenci ayah mereka. Jika Farah sebab hubungan dirinya dengan sang ayah yang dingin, maka Laura karena hubungan ayahnya dengan ibunya. Laura sendiri tak pernah dekat dengan ayah Farah, yang memang sifatnya seperti Farah dan Roni, penutup. Apakah Farah jatuh cinta kepada Roni cuma karena proyeksi dirinya kepada sang ayah? Farah mulai mempertanyakan hal tersebut belakangan ini. Dulu Roni sendiri menunjukkan kesan kalau dia muak dengan Farah di awal-awal mereka baru saling mengenal. Dulu Farah menganggap itu sebagai reaksi biasa akibat rasa canggung Roni terhadap lawan jenis. Sesuatu yang Farah bisa mengerti.

Ayah Farah meninggal beberapa minggu setelah sidang disertasi Farah untuk gelar doktornya. Ayah Farah datang waktu itu bersama ibu Laura dan Laura untuk menyaksikan sidang. Farah sendiri terkejut begitu mengetahui kehadiran sang ayah di barisan penonton. Dia sudah punya firasat, seberapapun penting momen ini untuk dirinya, sang ayah tetap tak akan peduli. Di akhir sidang, teman-teman Farah, Laura, dan ibu Laura menyelamatinya. Ayah Farah tidak ikut. Ibu Laura menyampaikan kepada Farah bahwa sang ayah menitip pesan selamat dan mengatakan bangga terhadap Farah. Farah selalu percaya kepada ibu Laura tapi memang ayah Farah berkata begitu tetap sesuatu yang sulit dipercaya bagi dirinya. Farah datang di pemakaman ayahnya dengan perasaan tegar tanpa isak air mata sekalipun. Farah tidak tahu apakah dia masih menyimpan dendam atau tidak kepada sang ayah hanya saja yang jelas dia sudah mengikhlaskan kepergian sang ayah. Ayah Farah tidak sempat menyaksikan sang putri kandung naik ke pelaminan.

Yang Farah tahu semua orang tuanya, baik Ayah, Ibu, Ibu Laura, maupun kakek dan neneknya tak pernah sekalipun serong. Dia hanya bisa bersimpati saat Laura curhat mengenai sang ayah yang terus-menerus memainkan perasaan sang ibu dengan berselingkuh dan selingkuh lagi dengan banyak perempuan. Farah bisa mengerti kegundahan hati Laura. Tetap saja dia tak bisa memposisikan dirinya di posisi Laura atau kakak Laura saat menghadapi rumah tangga yang kacau karena perselingkuhan. Yang Farah tahu, kondisi psikologis Laura memang banyak terpengaruh karena masalah tersebut. Sekalipun lebih aktif dan bisa bergaul normal dengan anak cowo, tak membuat perasaan curiga, benci, dan jijiknya terhadap laki-laki hilang. Bagi Laura, laki-laki adalah mahluk egois yang tak bisa membedakan nafsu dengan perasaan. Dia tak pernah punya hubungan dengan laki-laki sebab demikian. Sekarang Laura aktif sebagai penggiat lingkungan di sebuah organisasi internasional di mana dia juga memegang posisi penting di organisasi tersebut. Laura sudah dua belas tahun berpacaran dengan rekan sejawatnya di organisasi tersebut, seorang wanita yang lebih tua beberapa tahun dari dirinya dan sama-sama berasal dari Indonesia.

Farah malu karena pikirannya ini bila mengingat perkataan Laura. Dia tak ingin nafsu mengambil alih pikirannya sehingga dia tak bisa lagi membedakan mana perasaan yang kekal atau perasaan yang cuma sesaat. Farah kadang berpikir, mungkin saja dorongan ini memang wajar. Farah hanya masih asing untuk mengendalikan dorongan tersebut karena selama ini dia memang sudah nyaman dengan satu orang, hampir sepertiga dari seluruh hidupnya. Jika memang ini cobaan, Farah hanya berharap semua gangguan ini cepat lenyap. Lenyap bersama sang penyakit. Penyakit yang membawa sosok hantu di benak Farah belakangan ini.

Cheating is (Not) a SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang