Farah memang merasa lebih baik setelah meminum obat-obatan yang diberikan kepadanya. Tapi siang itu, napasnya serasa mau meledak. Dia izin pulang ke rumah dan dengan terpogoh-pogoh keluar dari angkot. Dia merasa hampir kehilangan kesadaran karena sesak napasnya itu. Dengan badan lunglai dan sedikit tenaga dia meninggalkan pesan kepada Alex bahwa saat ini penyakitnya kambuh.
Alex saat itu sedang lowong di kantornya. Ketika dia menerima pesan dari Farah dia langsung bergegas dan pergi ke rumah Farah dengan motor ducatinya. Sesampai di rumah Alex melihat bahwa tidak ada mobil di garasi. Roni sedang tidak ada di rumah.
Alex bergegas masuk ke rumah, di mana dia sudah disambut Farah yang sedang duduk di kursi ruang tamu dengan wajah pucat. Alex membawa beberapa peralatan alat bantu pernapasan dan membantu Farah mengurangi sesak napasnya itu. Setelah cukup reda, dia memberikan inhaler asma kepada Farah serta kemudian menyuruhnya meminum sebuah obat cair yang ia bawa. Farah masih bernapas-napas pendek setelah meminum obat tersebut, tapi beberapa menit kemudian dia kembali normal.
Alex hendak bergegas kembali ke rumah sakit, tapi Farah bersikeras supaya dia minum terlebih dahulu sebelum berangkat kembali. Farah kemudian berterima kasih karena Alex datang cepat sekali setelah dihubungi. Alex hanya tertawa kemudian berkata kalau dia memang selalu menggunakan motor bila harus mengunjungi pasien karena tidak mau mereka menunggu. Farah tertawa dan Alex hanya memandanginya tersenyum. Senang karena bisa menyelamatkan mahluk cantik itu dan menikmati keindahannya dari dekat. Alex kemudian berpesan beberapa hal kepada Farah seperti larangan untuk meminum minuman dingin. Ketika Alex menyatakan ingin pergi, Farah menimpali bahwa dia juga ingin pergi lagi untuk menjemput anaknya dan kembali ke universitas.
Mendengar hal itu Alex jadi tahu rutinitas Farah menjemput anaknya tiap siang hari. Alex mendapat rekomendasi baru agar bisa semakin dekat dengan Farah.
Berhari-hari kemudian, semua berjalan seperti biasa. Farah hanya menghubungi Alex bila mengalami keluhan dan terakhir kali Farah menghubungi Alex lewat pesan seluler adalah saat dia kambuh. Dalam jadwal, Alex direncanakan berkunjung dua minggu sekali ke kediaman Farah untuk memantau kondisi penyakitnya. Dan sore itu adalah hari tersebut. Kali ini dia membawa chevrolet corvette abu-abu. Mobil yang membawa Alex menaklukan banyak wanita.
Di kediaman Roni dan Farah, Alex meminta Roni untuk menggunakan kamar mereka sebagai tempat pengecekan. Roni diharap untuk menunggu di luar selama prosedur pengecekan berlangsung. Di kamar, pemeriksaan berlangsung normal, walau Farah tak bisa menampik bahwa dia sangat canggung. Dia ditinggal di kamar berdua, hanya dia dengan pria muda seksi yang beberapa kali berkelebat bersama nafsu di pikirannya. Alex sendiri menikmati setiap langkah demi langkah prosedur pemeriksaan. Dia tak pernah sesenang ini dalam prosedur pemeriksaan. Alex juga merasa kalau Farah mati gaya ketika berada di dekatnya. Mungkin sebuah pertanda bagi Alex kalau Farah mengagumi keagungannya. Tapi Alex sendiri masih memiliki keyakinan kalau Farah masih punya pikiran bersih mengenai dirinya dan pendirian akan statusnya sebagai seorang istri. Dia salah. Pendirian mungkin, karena Farah masih berusaha keras mengartikan imajinasi liarnya sebagai nafsu belaka. Tapi pikiran Farah mengenai Alex sebenarnya sudah makin menjadi-jadi sejak dia menyelamatkan dirinya saat kambuh. Ada kala ketika Farah terlamun sendiri, kemudian muncul gambaran-gambaran badan Alex yang indah di pikirannya. Badan-badan yang sulit untuk disentuhnya karena dia memiliki seorang suami. Farah berusaha meyakinkan dirinya terus menerus kalau Roni adalah pilihan terbaik dan pria satu-satunya dalam hidupnya. Di sisi lain dia mendambakan Alex dan membanding-bandingkannya dengan sang suami. Inilah salah satu hal yang Farah benci tetapi entah kenapa selalu terlintas di pikiran. Alex punya segalanya yang tak dimiliki Roni dan segala kekurangan Roni tak ada pada diri Alex. Apakah dia mengejar kesempurnaan? Bukankah dia sendiri yang bilang kalau perbedaan-perbedaan antara dia dan Roni lah yang menyatukan mereka berdua?
Pemeriksaan selesai dan Alex meninggalkan kamar sambil memberitahukan kepada Farah, bahwa pada jadwal pemantauan yang ketiga, Farah harus periksa di lab untuk rontgen. Farah mengangguk. Alex tersenyum dan pamit. Kali ini dia tak basa-basi karena ditunggu di rumah sakit.
Farah melihat Alex meninggalkan rumahnya dengan mobil sport mewah. Farah tahu bahwa mobil Alex pasti lebih mahal dan lebih bagus daripada milik Roni. Mobil Roni memang bukan tipe sport car walau dia memang memodifnya supaya lebih elegan dan jadi seperti sport car. Tetap Farah merasa kalau yang dimiliki Alex sempurna dan sepadan dengan sang pemilik. Ditambah motor besar yang juga mahal dan ternama, Roni seakan tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Alex. Perpaduan semua fisik dan materi tersebut menciptakan pejantan yang sempurna. Sesuatu yang diidam-idamkan para wanita. Termasuk --walau dia terus berusaha menolak-- Farah.
![](https://img.wattpad.com/cover/219194730-288-k7660b1.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheating is (Not) a Sin
RomanceFarah adalah wanita yang punya segalanya di dunia. Karier sukses, kemapanan ekonomi, dan rumah tangga yang harmonis. Semua kebahagiaan itu teruji ketika penyakit paru-paru ganas mulai menggerogoti raganya. Sang suami, Roni, menghubungi dokter muda p...