Tugas Bersama Kenangan

1.9K 76 3
                                    

Adit membuang putung rokok terakhirnya, kali ini dia hanya akan ditemani secangkir kopi buatannya karena rokoknya sudah habis dan ia terlalu malas untuk membeli di supermarket bawah apartemennya.

Tumpukan kertas sudah siap di meja beserta laptop, Adit menghela napas sejenak. Ia mulai berkonsentrasi dengan tugasnya.

Ting.

Bundaqu ❤❤❤

Jangan banyak ngerokok ya kak, walaupun Bunda udah ngebolehin kamu ngerokok karena terpaksa tetep aja, jangan banyak-banyak. Begadang dikurangin, kalau bisa juga pulang setiap akhir minggu, kalau bisa lo yaaa. Kamu ini, rumah sama apartemen tuh gak jauh-jauh banget, banyak-banyakin pulang.

Iyaa bundaku sayang, aku gak banyakin ngerokok, kalau begadang belum janji, kan tahu sendiri gimana tugas akhir arsitektur iniiii, lagian Ardi suruh pulang juga dong bun, masa aku doangg

Hidih, bunda masih waras kalau nyuruh adik kamu pulang ya! Dia di singapura ya kali bunda suruh pulang terus, tekor duitnya!

😂😂😂😂
Bunda kok perhitungan ke anaknya sihhhh

Bukan perhitungan, udah deh bunda mau tidur sama Tasya aja deh ya, bubay anak bunda yang ganteng❤❤❤❤❤❤❤

Dadah bundaaa, muach❤❤❤❤

Adit mulai meletakkan ponselnya kembali. Fokusnya kini terpacu pada laptop, lembaran, serta karya gambarannya.

Tok. Tok. Tok.

Fokus Adit terpecah, dia berdecak kesal.

"Siapa sih tengah malem gini ke apartemen gue," gumam Adit pada dirinya sendiri.

Dengan ogah-ogahan dia mulai membuka pintu. Dan tampilah wajah Dani dengan cengiran lebarnya.

"Nga-" belum sempat Adit menyelesaikan omongannya, Dani sudah masuk apartemennya, Adit mulai mencium aroma alkohol.

"Mabuk lagi lo?" tanya Adit seraya menutup pintu.

"Hehehe iya, nebeng tidur ya, kalau gue pulang digolok sama nyokap kali." Dani langsung saja terlentang ke arah sofa.

"Nugas lagi? Perasaan nugas mulu lo!" seru Dani. "Lo pikir arsitektur kagak ribet apa?" tanya Adit ketus.

"Hehehe, lagian siapa suruh lo ambil itu," ujar Dani, dia mulai memposisikan tubuhnya agar nyaman tidur.

"Serah gue nyet, udah tidur sana lo! Bacot mulu," sarkas Adit. Berteman selama sepuluh tahun dengan Dani membuat Adit mengenal baik sisi Dani, begitu sebaliknya.

"Iya njing, ini mau tidur. Kalau butuh rokok, gue ada, gue taruh meja lo, wassalam tidur gue."

Adit tersenyum kecil, ia mulai berjalan ke arah rokok yang Dani maksud. Lalu ia pun mengambil satu batang rokok.

"Nambah satu aja gak papa deh, maafkan anakmu yang ganteng ini bunda, terpaksa, hehehe," gumam Adit sendiri.

Adit mencari korek apiknya di meja namun tak menemukan. Ia pun melangkahkan kakinya ke kamar, dan tersenyum puas tatkala menemukan benda yang dicarinya.

Buk.

Adit terdiam, salah satu buku jurnalnya terjatuh. Senyum kecil mulai terbit di wajahnya.

"Gue mengenang lagi gak papa 'kan ya? Gak ada yang ngelarang juga."

Salah satu lipatan lembaran mulai Adit buka, lembaran berisi kegiatan semasa SMA-nya, kegiatan yang sangat ia sukai. Di sana, ada gambaran seorang gadis yang tengah duduk di kursi perpustakaan sembari membaca novel.

Favourite ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang