Rumah Sakit

474 32 0
                                        

Kali ini Adit harus bersabar, sebab waktunya bersantai ria harus terpotong karena mamanya menyuruhnya mengantar ke rumah sakit untuk bekerja. Sialnya lagi, dia harus menunggu Netta, sahabatnya dan Ardi sejak kecil juga mantan pacarnya Ardi yang ingin menjenguk temannya.

"Kamu nanti tungguin Tata loh Dit," peringat Zahra. Adit berdecak.

"Kenapa gak pulang sendiri aja sih Bun?" tanya Adit kesal.

"Gue 'kan baru balik Indonesia, kalau gue salah jalan gimana? Lo mau gue tiba-tiba diculik?" sewot Netta yang sering dipanggil Tata.

"Yakali Ta?! Siapa sih yang mau nyulik lo?!"

Memang, Netta dan Adit susah disatukan. Beda cerita kalau Netta dengan Ardi, makanya mereka sempat berpacaran.

"Vareza Aditnya Pramana, gue 'kan cantik nih ya banyak kali yang mau nyulik gue."

Perkataan Netta sukses membuat Adit ingin melempar botol aqua di sebelahnya. Tetapi hal itu tak 'kan terjadi karena masih ada Zahra.

"Arnetta Lesmana, jangan pede deh lo, bacot njing!"

Tak.

"HE?! KOK BISA MULUTNYA KEK GITU!"

"Maaf atuh Bun, aku bercanda doang ih, hehehe," cengir Adit membuat Netta tertawa terbahak-bahak.

Mereka bertiga sampai di rumah sakit tempat Zahra bekerja. Mereka bersamaan keluar, lalu berjalan beriringan.

"Inget ya Dit, Tata jangan ditinggal, kalau ditinggal uang jajan kamu Bunda potong."

Adit mendelik, rasanya lebih baik Netta tak kembali ke Indonesia.

"Bunda duluan, inget loh Dit! Inget!" peringat Zahra sekali lagi, lalu ia segera ke ruangannya.

Netta tertawa puas melihat wajah sengsara Adit.

"Ya gini kalau lo balik, gue sama Ardi terasingkan. Lagian, ngapain sih lo pake balik?!"

Netta memutar bola matanya. "Ya karena gue udah lulus la bego! Ya emang elo? Kagak lulus-lulus!" ledek Netta.

"Anjir. Lagian ngapain sih tadi ke rumah?"

"Habis nganterin makanan dari nyokap gue buat nyokap lo, nah kebetulan gue mau jenguk temen, ditawarin sama nyokap lo, ya gue mau lah, berasa punya sopir pribadi gue."

Adit berdecak. "Gue tunggu di kantin deh, lo jangan kelamaan!" peringat Adit.

"Iya iya, palingan satu jam," goda Netta. "Ya kali!"

Netta tertawa. "Bentaran doang lagian lo kayaknya bakal betah di kantin," ujar Netta saat matanya melirik seseorang di kantin.

"Ha?"

"Tuh, si mantan di sana. Nostalgia gih! Gue mau jenguk temen gue dulu, bubay!"

Adit menoleh ke arah yang ditunjuk Netta, ternyata benar di sana ada Vanessa sedang duduk sendiri, menikmati makanan lebih tepatnya.

Kali ini, dia tak menyesal menjadi sopir Arnetta Lesmana.

***

Vanessa berjalan menyusuri lorong rumah sakit sendiri, kali ini dia menemani Rahma di rumah sakit. Anaknya sakit, jadi ya dia menemani kakak sepupunya saja, dibanding di rumah dijadiin babu dua curut, batinnya sih begitu.

Lalu ia melihat kantin, sepertinya boleh juga kalau ia mengisi perut terlebih dahulu.

Nasi pecel serta es jeruk pesanannya pun datang, ia sempat mengucap terima kasih pada ibu-ibu yang mengantar, lalu ia mulai melahap makanannya.

Favourite ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang