Kali ini Adit berjalan bersama Prita menuju ruangan Rega, kalau Adit jelas ia akan menyerahkan proposalnya dan menunggu persetujuan Rega, kalau Prita? Ya jangan ditanya lagi, pastinya dia masih bimbingan.
"Kenapa lo?" tanya Adit, dia melihat wajah Prita yang tertekuk. "Gue sebel, kemarin tuh dosen ke rumah soalnya bokap gue kenal sama tuh dosen."
"Widih, bagus dong?"
Prita mendelik, lalu dia memberikan tatapan tajam seraya berkata, "apanya yang bagus?!"
"Udah kenal sama camer, jadi jalan kalian buat tahap selanjutnya semakin lancar." Adit menyengir lebar membuat Prita melayangkan satu cubitan ke lengan Adit.
"Babi! Orang dia ngadu ke bokap kalau skripsi gue kagak selesai-selesai, jadinya gue kemarin malem ngerjain sama dia! Asu gak sih?"
"Jadi, asu apa babi nih?" tanya Adit berusaha menggoda Prita. "Au ah!"
Adit tertawa, namun tawanya terhenti tatkala melihat seorang wanita cantik dengan mata berbinar.
Cantik banget. Batin Adit.
Tetapi, ia mengeryit heran, sepertinya wanita ini selalu menatap ke arah Prita. Siku Adit mulai bergerak.
"Lo kenal tuh cewek?" bisik Adit. Prita menggeleng, tatapannya juga tertuju ke wanita itu. "Lo kali, pacar lo ya?" selidik Prita.
"Aamiin, cantik gitu, gue mah mau!" seru Adit semangat membuat Prita menjitak kepalanya.
"Kalian muridnya Rega ya?" tanya wanita itu saat Adit dan Prita berdiri di depannya. Mereka saling lirik, sebelum mereka mengangguk.
"Alhamdulillah! Kalian mau ke ruangannya dia?" tanya wanita itu lagi. Prita memutar bola matanya, saat Adit malah fokus ke wajah cantik wanita di depannya ini.
"Iya." Binaran mata wanita itu semakin terpancar saat Prita menjawab pertanyaannya.
"Boleh ikut gak? Dari tadi udah aku cariin gak ketemu-temu."
"Boleh," jawab Adit cepat, membuat Prita memutar bola matanya lagi.
Akhirnya wanita itu mengambil tempat di tengah-tengah Prita dan Adit.
"Nama aku Rahma, nama kalian siapa?" tanya Rahma, senyumnya selalu merekah. "Adit, gue Adit."
Dasar, buaya. Batin Prita.
Kening Rahma berkerut. "Kayak kenal deh?" gumam Rahma, lalu dia menoleh ke arah Adit, meneliti wajah Adit.
Adit yang diteliti seperti itu menjadi salah tingkah. Prita yang melihat itu rasanya ingin menjitak kepala Adit karena saking kesalnya.
"Loh, kamu 'kan mantannya Nessa?"
Prita mencoba menahan tawa tatkala wajah Adit masam.
"Iya, kok tahu?" tanya Adit, senyumnya mulai kecut. "Kamu lupa aku Dit? Haduh, masih muda juga udah lupa," cibir Rahma. "Ha?"
Rahma menyentil dahi Adit.
"Aku Rahma lo, kakak sepupunya Nessa. Dah lupa?" dahi Adit berkerut, ia mulai mengawasi Rahma dengan seksama.
"Kak Rahma yang dulu sering aku anter ke makam?"
Rahma mengangguk semangat membuat Adit melongo. "KOK BEDA?!" serunya. Rahma berdecak kesal.
"Gue tahu, gue dulu buluk Dit, gegara patah hati! Lah gue sekarang udah punya pujaan hati, jadi cantik kenapa?" tanya Rahma dengan nyalang.
Yah, gak kalem lagi. Batin Adit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Favourite Ex
Подростковая литератураAdit, mahasiswa tingkat akhir yang sedang gencar-gencarnya menghadapi Tugas Akhir perkuliahan lagi-lagi harus tergoyahkan dengan urusan hati. Apalagi, dambaan hatinya tidak pernah berganti semenjak ia memutuskan hubungannya di kelas 12 SMA. Vanessa...