Video call tanpa S

13.6K 84 0
                                    

Pagi telah tiba, tanda aku harus segera berangkat menuju kampus. Aku lekas saja mandi dan berdandan, saat aku melihat layar handphone ku ada pesan WhatsApp dari "G".
'hm, seneng juga ya kalo diperhatiin gini'. Ucapku dalam hati, tidak terasa senyum tipis menghiasi pagiku. Tidak sempat aku buka, karena aku buru-buru ke kampus. Hellooo, Diana sejak kapan tidak pernah buru-buru?

Setelah sampai kampus, akupun mengecek handphoneku, sembari mununggu lift menuju lantai atas. Ternyata pesan dari G, dia memberikan tangkapan layar isi galeri handphonenya.

((Udah aku hapus ya video semalem, makasih loh))
((Selamat pagi, Chubby))

((Hai)) Aku balas saja sekenanya, karena aku pun sedang terburu-buru mengejar ruang ujianku.

---------------

Usai sudah ujian ku untuk semester ini. Libur pun menantiku untuk rebahan saja dirumah dengan menonton film sebanyak-banyaknya. Aku teringat pesan dari Gunawan tadi pagi belum sempat aku respon tentang semalam. 

((Makasih ya udah dihapus video semalem)) kirimku padanya

Selang beberapa menit pesan dari G masuk ke handphone ku.

((Iya sama-sama, gimana ujiannya hari ini?))

Entah mengapa, semenjak aku bertukar video masturbasi masing-masing dengannya aku merasa aman saja, apalagi dia pun langsung menghapus videoku yang semalam aku kirim. Perhatian-perhatian kecil darinya, walaupun isi hatiku memberontak tak ingin diperhatikan demikian tapi sebagian hatiku menyukai perhatian kecil itu. Tidak terasa senyuman pun tergaris tipis di bibirku kali ini sembari mengetik singkat penjelasan ujianku.

Agak lama aku tidak membalas. Rasanya hari itu aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan menunggu telpon darinya. Hanya saja aku tidak ingin bilang padanya bahwa aku ingin ditelpon. Aku akan menunggu saja kabar darinya. Langsung saja aku bergegas berjalan dari Lobby Gedung kampusku menuju parkiran motor, salah satu temanku Riska bertanya padaku yang buru-buru sekali tidak ikut nongkrong dulu bersama teman-teman yang lain bercanda tawa seperti biasanya.

"Di, mau kemana kok tumben buru-buru amat"
"Mau pulang duluan Ris hehe" jawabku sembari nyengir.
"Gamau cari sarapan dulu? Laper nih"
"Ah engga deh, aku makan dirumah aja ya byeeee" Jawabku ngeloyor langsung berjalan ke arah parkiran motor. Langsung saja aku menyalakan mesin, dan memasukkan gigi satu ke motor bebek kesayanganku ini lalu gas menuju arah rumah.

------------------

Tepat pukul 11 Pagi aku sampai di depan rumah, sebuah keajaiban bagiku bisa menyentuh rumah sepagi ini. Papa sampai heran melihatku sudah pulang pukul segitu.

"Tumben kamu jam segini udah pulang?"
"Iya udah selesai ujiannya Pa"

Segera aku masuk ke dalam rumah menuju singgah sana ku Kamar tercinta. Tanpa berganti baju aku pun langsung saja merebahkan badanku pada kasur empukku. Kali ini aku membuka layar depan handphoneku, belum ada balasan dari G. Mungkin dia sedang sibuk. Aku pun membuka kembali akun media sosialku dan berselancar dalam forum bokep itu sembari menanti kabar darinya.

Pukul 1 siang masih belum ada kabar darinya, aku putuskan untuk menonton Youtube saja. Tidak terasa aku tertidur lelap dengan handphone berada diatas dadaku masih posisi menyala memutar video di Youtube. Saat aku terbangun ternyata Gunawan telah mengirimiku pesan
((Halo by, maaf ya aku seharian sibuk tadi))
((Kamu udah makan?))

((Hai, iya gapapa kok))
((Kamu seriusan nanya itu ke aku?))

((Seriusan lah))

((Aku gaperlu ditanya udah makan atau belum pasti udah makan))

((Huh, iya udah iya))

Tidak lama ada telpon masuk darinya. Tentu langsung aku angkat telpon darinya, telpon yang aku tunggu-tunggu dari jam 11 pagi tadi.

"Halo"
"Hai" sapaku.

Telpon kali ini singkat saja, karena aku ingin segera mandi sudah hampir menjelang magrib. Kata orang tidak baik mandi pas magrib. Jadi lebih baik disegerakan mandi. Akupun pamit untuk mandi. Masih dengan Gunawan yang menawan, ah berima sekali ya. Dia berkata "nanti kabarin kalo udah mandi ya". Aku pun tehipnotis atas ucapannya mengiyakan saja.

-----------------

Mandiku pun sebenarnya sudah lama selesai, hanya saja aku tidak langsung mengabarinya. Aku malah asik menonton YouTube Tonight Show. Hingga tiba-tiba video pun terjeda dan berganti ke kamera depan handphone ku dengan mode panggilan video melalui WhatsApp. Dari Gunawan lagi, gumamku. Entah mengapa aku mengangkat saja panggilan video darinya. Hanya saja kameranya tentu aku arahkan ke arah lain. Aku masih malu menunjukkan wajahku, takut terbuka identitas asliku.

Perbincangan malam itu via panggilan video tanpa wajah. Agak lucu sebenarnya. Karena dia tetap saja mengarahkan kamera ke arah wajahnya, walaupun aku bersikukuh tidak ingin menunjukkan wajahku.  Hingga tak terasa kamera depanku terarah sedikit menunjukkan wajahku. Namun aku tidak menyadarinya. Hingga akhirnya aku bilang ingin melanjutkan menonton video YouTube terlebih dahulu. Usai melakukan panggilan video yang tanpa wajahku itu. Aku fokus menonton saja.
Hingga sejam berlalu. Ada pesan masuk lagi dari Gunawan.
((Masih nonton YouTube?))

((Hm, Udah kelar sih kenapa?))

((Gapapa, kangen aja))

((Apaan sih dasar mulut buaya baru juga videocall udah kangen aja))
((Meskipun tanpa muka))

((Udah liat kok mukamu, cantik))

DEG! Sejak kapan dia tahu mukaku, padahal aku tidak pernah menunjukkan wajahku sekalipun.

((Hah? Kan aku ga nunjukin wajah sekalipun tadi?))

[Gunawan sent a picture]
Sebuah tangkapan layar wajahku saat melakukan panggilan video dengannya tadi. Tidak begitu jelas, tapi tergambar bentuk rupa asliku. Entah mengapa aku kesal sekali melihat gambar yang dikirimkan itu. Amat sangat kesal

((KOK DI SCREENSHOT SIH?!!)) Balasku dengan CAPSLOCK. Lalu aku memejamkan mata dan mematikan handphone. Entah kenapa aku kesal sekali dia tahu wajahku. Entah karena aku merasa gagal menjadi sosok misterius atau karena dia menyimpan gambarku tanpa sepengetahuan ku. Ah entahlah. Aku tidur dengan emosi.
--------------

Candu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang