Video Call pakai S

12.8K 84 1
                                    

Pagi hari tiba, hari ini tidak ada jadwal ke kampus. Saat aku mengaktifkan lagi handphoneku. Ternyata ada banyak pesan dari G dari semalam.

((By kamu marah?))
((Maaf ya aku screenshot wajahmu))
[Gambar dari G]
((Tuh udah aku hapus kok dari galeriku))
((Jangan marah ya))
((Maaf ya))
((By))
((Pagi By, masih marah?))

Jujur pesan itu membuatku terenyuh, pagiku dimulai dengan sesuatu yang tidak kuduga. Aku marah atas hal sepele, tapi dia berusaha meminta maaf padaku.

((Hai))
((Ok, gapapa kok))

Balasku singkat jelas padat padanya. Hari itu menjadi hari dimana aku akhirnya menunjukkan diriku. Saat itu via telpon, aku pun berkata padanya betapa kesalnya aku ketika dia secara diam-diam mengambil gambar wajahku. Lalu dia pun meminta untuk melihat wajahku karena kita sudah lumayan sering berbincang. Singkat cerita aku pun menunjukkan wajahku padanya melalui video call bukan melalui kirim foto.

{Incoming video call from G}
Muncul di layar handphone ku. Segera saja ku angkat, dengan malu-malu kucing karena jujur aku tidak tahu apa responnya saat melihat wajahku. Perlahan aku tunjukkan saja seluruh wajahku dan melakukan video call manusia normal pada umumnya. OH TUHAN ITU TERASA LEGA percaya padaku.

"Nah gitu dong cantik".
Ungkapnya saat melihat wajahku, aku tahu itu hanya gombalan atau mungkin pujian mulut-mulut pemanis semata yang telah dilontarkan pada banyak wanita. Tapi aku tetap merasa tersanjung. Ah dasar tipikal Diana.

Lalu tidak lama dia pun melontarkan pertanyaan yang sering kali aku dapatkan yaitu
"Kamu ada keturunan India ya?". Ah sudah sangat basi sekali, menerima pertanyaan itu. Tapi aku tetap saja menjawab tidak. Karena wajahku tidak terlihat India sama sekali.

Saat telah mengetahui wajahku, badanku dan juga setiap inci dari tubuhku. Tapi ia belum mengetahui namaku. Tampaknya dia bermain santai tidak terburu-buru ingin segera tahu namaku. Mengikuti permainan misterius ku dengan santai. Memang Gunawan tampak menikmati, dan dibawa santai. Seperti sudah melewati berbagai macam jenis wanita sehingga dia tahu harus apa dan bagaimana dengan wanita seperti ku.
-----------------

Beberapa hari setelah mengetahui wajahku, aku dan Gunawan semakin dekat saja. Aku sering mengirimkan foto kepadanya. Bukan foto yang cantik atau cute seperti wanita pada umumnya mencari perhatian lelaki. Aku mengiriminya foto wajahku yang aneh, bahkan dia sampai geleng-geleng kepala hingga tertawa terbahak-bahak melihatnya. Diam-diam aku menyukainya saat tertawa kesal dengan foto yang ku berikan.

Sering kali kita berbagi rasa sange. Menurutku Gunawan partner yang nyaman, karena dia mau saja ketika aku meminta untuk VCS. Dia pun mengajakku berbincang setelah vcs seakan-akan kita dekat tidak hanya sebatas teman coli virtual saja. Membuatku semakin nyaman atas perlakuannya padaku. Sehingga aku pun sering meminta kepadanya.

*Suatu malam saat video call*

"Aku pengen nih". Ajakku malu-malu khas Diana gengsi meminta duluan.
"Pengen apa?"
"Pengen maiiin, hehehe". Jujur wajahku memerah bilang begini padanya.
"Yaudah ayo, mana liat sini tete mu".
Lugas sekali Gunawan langsung minta melihat tanpa basa-basi.
*Perlahan aku angkat kaos oblong yang tengah aku pakai hingga setinggi dada* tampak braku berwarna hitam polos menyembul dari situ. Aku pun mengarahkan kamera menuju dadaku. Aku pun menggigit bibir bawahku, tanda aku sudah mulai terangsang.
"Dibuka bra nya". Nadanya menyuruh sok bossy.
"Tapi kan banyak orang" aku enggan membuka braku saat dia berada di tengah banyak orang. Gunawan tinggal di sebuah mess, Jadi dia tidak selalu sendiri. Banyak orang berlalu lalang.
"Yaudah bentar aku ke kamar mandi"
*Srek srek srek* suara langkah kakinya terdengar dan gesekan handphone dengan saku celananya terdengar jelas di earphoneku.
"Halo". Sapanya saat mencari posisi yang tepat untuk menaruh handphone nya.
"Halo, udah?"
"Udah, buka dong bra nya, dari tadi disuruh buka kamu mah"
"Iya-iya sabar, aku sekalian buka kaosnya ya". Aku pun membuka kaos ku sekaligus braku. Aku melihat pantulan tubuhku di cermin kamarku. Putih molek, gembul, semok. Ku tatap payudaraku yang ku cinta ini. Sembari memegangi putingnya. Lalu aku kembali mengarahkan kamera handphoneku dari wajahku yang kata orang seperti India, turun menuju payudaraku. Tanganku pun tidak tinggal diam saja, aku meremas dengan kencang payudaraku sendiri. Merangsang agar vaginaku bisa basah.

Aku melihat Gunawan menyaksikan dengan seksama. Kontolnya pun sudah tegak berdiri digenggam tangannya yang kekar. Ingin ku berlutut dibawahnya dan menghisap kontol itu hingga air liurku bertetesan. Tapi dia masih jauh disana.
"Kamu suka?" Tanyaku nakal sambil memainkan payudaraku.
"Suka banget, mau liat memekmu doong". Pintanya. Tentu jelas aku akan memainkan memekku. Aku sudah merasa ada yang banjir dibawah, melihat dirinya mengocok batang kontol itu AHHHH.

Aku pun lekas menurunkan celanaku beserta celana dalamnya. Telanjang bulat diriku didepan kamera. Tidak ada lagi yang tersisa dariku. Bulu memek ku, aku cukur habis. Tidak ada yang menghalangi pemandangannya melihat tubuhku. Bukan bentuk terseksi, tapi tubuhku curvy. Lekukannya dipenuhi selulit yang menggoda.

Aku pun menata posisi handphoneku, pas ditengah aku mengangkang. Terlihat memekku menyembul ditengah-tengah. Kulihat ia terdiam sejenak memperhatikan tubuhku. Entah terpukau atau kenapa. Aku pun akhirnya mengarahkan jariku menuju klitorisku. Sumber segala rangsangan. Saat aku menyentuh diriku, klitorisku yang sudah becek. Aku mengitari dan menekannya. Nikmat itu tiada tara, ditambah mendengarkan desahan tertahan dari Gunawan saat mengocok kontol itu. Ah gemas sekali ingin aku entot saja dia.

"Ahhhhhhh" desahku tipis, bermain dengan klitorisku.
"By desah yang kenceng dong, aku suka desahanmu"
"Iyaaaa ahhhhh, aku masukin jariku ya" *jariku mulai memasuki lobang memekku*. Perlahan aku memasukkan dua jari menuju lobang kenikmatan ku sendiri. Anjing becek banget.
"Becek banget sayang AHHHH". Kataku padanya.
"Masukin semuanya by, pelan-pelan".
"Iyaakkkhhh" kedua jariku telah masuk semuanya kedalam memekku. Hangat itu yang kurasakan dan tentu nikmat.
"Keluar masukin by, barengan sama aku ngocok ya".
Aku pun menuruti permintaannya untuk keluar masuk sesuai iramanya mengocok kontol itu.
"Ahhhhh, ahkkhhh, akhhhh, ahhhhhhh enakkk, enaaaakh enakkh bangettth" desahku disetiap aku memompa jariku kedalam memekku.
Ia pun turut mendesah. Kudengar desahan suara yang berat itu, semakin membuatku terangsang.
"Lebih cepet by, lebih cepet ngocok yakkh ". Aku lihat Gunawan mempercepat tangannya mengocok batang kontol itu, wajahnya pun sudah menunjukkan tanda ia menikmati ini semua. Aku percepat lah jariku memasuki lobang memekku. Hingga suara becekan memek terdengar saking beceknya memekku akibat permainan ini.

"By, jari satunya masukin ke mulutmu dong akkhh".
Aku masukkan jariku satunya kedalam mulutku. Cukup tersumpal hingga aku tak mampu berbicara, akhirnya mendesah tertahan "hmmmpphh, enkhhhh, hsmmmmppp".
Tubuhku sudah kelonjotan tidak karuan. Pahaku mulai bergetar menikmati permainan ini, hingga aku merasa aku akan menuju puncak.

"Ah gitu gitu by, iya. By keluarin. Aku mau keluar". Gunawan mengocok penisnya lebih kencang lagi dan lebih kencang lagi. Pahanya mulai mengeras, ia pun mulai memejamkan mata. Merem melek keenakan.
"Liat sini, aku mau keluaaaar, akkkhhh". Badannya meregang, lalu cairan pejuh itu menyembur dari kontolnya. Sebanyak tiga kali. Putih kental banyak sekali.

Aku yang melihatnya, tersenyum. Entah, aku tersenyum senang telah vcs bersamanya. Lalu ia menghela napas dan pamit membersihkan diri terlebih dahulu.

"Fyuuuh, makasih yaa. Aku bersih-bersih dulu. Nanti aku telpon ya".
"Okee".

Jarang sekali ada lelaki yang menelpon lagi setelah pejuhnya keluar. Aku pun tidak terlalu ambil pusing dengan yang ia janjikan. Aku juga membersihkan badan dan langsung mengenakan bajuku.

*15 menit kemudian*

{Incoming Call from G}

DEG! dia benar-benar menelponku lagi. Wow.
-------------

Candu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang