Panasnya Cinta

4.9K 432 21
                                    

Hisyam dan Hani berjalan ke kamar baru yang akan ditempati nanti. Bergandengan tangan, menikmati suasana baru dalam kisah cinta mereka.

"Makasih ya, Mas, kamu mau berkorban seperti ini demi aku. Merendahkan harga diri kamu," bisik Hani menatap Hisyam ketika keduanya telah berada di kamar.

"Demi kamu, apa pun akan aku lakukan. Asal kamu senang," bisik Hisyam sambil mendekatkan wajah. Sudah lama ia tak menyalurkan rasa cinta sedekat ini pada istrinya, karena selalu ditolak.

Kali ini, Hani diam tak mengelak. Menikmati setiap tumpahan rasa rindu dari suaminya. Hasrat yang sejak kemarin menyiksa, terlebih sering dekat dan digoda dokter Aina yang cantik. Tentu saja, naluri laki-lakinya selalu terpancing. Beruntung dia memiliki keteguhan iman dan keyakinan untuk tak menyentuh yang bukan haknya.

"Emang boleh di sini?" bisik Hani saat Hisyam mulai tak sabar dan mengajaknya berbaring di ranjang mewah nan indah.

"Boleh lah, nanti kan jadi kamar kita juga. Pemanasan," bisik Hisyam dengan napas yang mulai tak beraturan.

Hani tersipu, dia melepas kerudungnya dan terbaring dengan manis. Menyambut kedatangan Hisyam yang tadi melepas kemeja mahalnya lebih dulu.

"Kamu ganteng banget pake baju tadi," bisik Hani saat menikmati setiap sentuhan suaminya yang tengah dimabuk rindu padanya.

Hisyam tak menjawab, dia hanya ingin segera bertemu tepi, agar rasa sesak dan menyiksa itu segera hilang dari jiwanya.

"Mas, kamu agresif banget sih, tumben," celoteh Hani saat merasakan suaminya tak seperti yang dulu-dulu. Begitu bernafsu menyentuh dan menggiggit kulitnya.

"Kamu nggak lagi bayangin dr. Aina, kan?"

"Kok kamu ngomong gitu sih?" protes Hisyam sambil menjauh dari leher istrinya.

"Habisnya garang banget hari ini," kekeh Hani sambil menarik lagi suaminya dan mengecap manis bibir yang sejak lama tak pernah dia ingat lagi rasanya.

"Aku kangen banget sama kamu," bisik Hisyam sambil kembali menikmati bibir tipis Hani yang mulai melengus manja. Mendapatkan rangkaian cinta yang sederhana di tengah manisnya bercinta.

Keduanya asik memadu kasih, di ranjang baru yang mewah dan indah. Sementara dr. Aina membuka ponselnya, menatap fotonya dengan Nathan. Pria bermata cokelat yang kini entah di mana, pasca putus darinya.

"I miss you," gumamnya, "please ... come back. I can't life without you."

Dr. Aina memejamkan mata, mengingat bagiamana romansa dia dan Nathan terjadi sejak kuliah. Pria itu adalah seorang dokter yang menjadi pembimbingnya ketika menjadi koas.

Perjalanan cinta keduanya awalnya mudah dan indah. Sampai tiba di mana Nathan bertemu dengan ayahnya. Barulah diketahui, bahwa ada perbedaan besar yang menyebabkan mereka tak dapat bersama. Abdullah Umair menolak Nathan.

Aina tak tinggal diam, dia tetap melanjutkan cintanya dengan Nathan meski tanpa restu orang tuanya. Selalu bersama setiap kali bertugas, tak jarang adegan nakal diam-diam mereka lakukan jika hanya berduaan.

"Semua orang sudah pulang?" tanya Nathan ketika Aina tinggal sendirian berjaga di rumah sakit bersamanya.

"Sudah," jawab Aina yang menemani dr. Nathan praktek.

"Kemari," pinta Nathan.

Aina mendekat, memamerkan wajah manis dan lugunya. Hingga Nathan mengecup bibirnya secara tiba-tiba. Keduanya tersadar, ruangan ini bisa dimasuki perawat kapan saja. Pada akhirnya keduanya memutuskan pulang bersama.

DUA HATI (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang