33. Amel is detained

5K 267 29
                                    

Happy reading ❤️
Stay enjoy and relax!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🌟
...

Senin, hari yang kembali membuat para pelajar harus merasakan teriknya matahari pagi yang membakar kulit. Pupus sudah harapan mereka yang sudah merawat wajah dengan skincare mahal.

Sama seperti Mei, ia harus menggunakan sunblock lebih banyak dari biasanya sebelum pergi ke sekolah. Jika hari biasanya Mei akan melewatkan waktu sarapan, setiap hari senin ia akan makan dulu agar tidak pingsan disekolah. Padahal daya tahan tubuhnya sangat kuat, tapi tetap saja Amira dan Dava khawatir. Mencegah daripada mengobati lebih baik bukan?

"Pagi mah, pah." sapa Mei pada kedua orangtuanya yang sudah berada dimeja makan untuk sarapan.

"Pagi, sayang."

Mei langsung mengambil nasi goreng spesial yang Amira buat untuk sarapan dan melahapnya dengan tenang. Gadis itu tampak tidak terburu-buru untuk menghabiskan sarapannya padahal upacara akan dilaksanakan lima menit lagi, belum lagi jarak dari rumahnya untuk mencapai sekolah membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

"Kamu gak takut dihukum?" tanya Dava memecahkan keheningan.

"Gak."

Amira dan Dava hanya geleng-geleng kepala, Mei masih sibuk mengunyah nasi gorengnya dan sudah mau masuk piring kedua, namun Amira lebih dulu mencegahnya.

"Jangan makan banyak. Nanti kamu ngantuk disekolah. Makan pas pulang lagi, oke!?" Mei menghela nafas pelan kemudian mengangguk. Gadis itu langsung meraih ransel hitamnya dan segera berpamitan pada kedua orangtuanya. Saat akan menghilang dari balik dapur, Dava menghentikan langkahnya.

"Mei!" gadis itu hanya menaikkan satu alisnya.

"Nanti kalo pulang sekolah langsung pulang! Jangan keluyuran!"

"Mau ngapain lagi? Papa mau jual Mei lagi?" Dava tampak menghela nafas pelan, ternyata Mei belum melupakan kejadian beberapa hari lalu. Memang, pada akhirnya ia memutuskan kontrak dengan perusahaan Chandra dan bekerja sama dengan perusahaan milik Mei.

"Kamu masih marah sama papa? Maafin papa dong," Dava tampak memelas dengan tangan yang ia tangkupkan didepan dadanya.

"Gak marah. Cuma kesel,"

"Emang mau ngapain sih?" tanya Mei yang kali ini berjalan mendekati sang ayah.

"Kita ke makam adik papa. Adel,"

"Serius?" mata Mei tampak berbinar, sudah sejak lama ia menantikan ini. Bertemu dengan ratu kegelapan.

"Iya sayang."

"Oke deh. Aku bakalan pulang cepat," Mei langsung berlari meninggalkan sang ayah lalu mengeluarkan motor sport nya dari garasi dan menancapkan gasnya dengan ugal-ugalan. Ia tidak langsung ke sekolah, tapi ia singgah ditoilet umum untuk menganggu pakaiannya.

Perlu diketahui, Mei tampil berbeda hari ini. Dirinya yang biasa menggunakan rok, sekarang menggunakan celana. Bukan celana seragam laki-laki, tapi celana kulit berwarna hitam, kaos berwarna hitam dengan lambang 'BD' namun tertutupi oleh jaket kulitnya. Benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda seorang pelajar.

Gelap(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang