34. Removing Ringing

4.4K 214 3
                                    

Happy reading ❤️
Stay enjoy and relax!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🌟
...

Mei hari ini tidak masuk sekolah, ia akan pergi ke Bandung selama dua hari untuk mengurus bisnis perusahaannya yang semakin mengembang pesat. Gadis itu hanya membawa ransel hitam kecil dengan celana kulit hitam dan jaket kulitnya. Ayahnya sudah meminta izin pada wali kelas dengan alibi sedang ada acara keluarga di luar kota. Mei juga tidak mengabari Rael, alasannya karena masih malu untuk berpapasan langsung dengan pria yang menjadi cintanya itu.

"Nona, pesawat sudah siap." ucap salah satu bodyguard Mei yang ditugaskan untuk ikut, karena Mark harus menjaga markas.

"Baik." Mei berjalan memasuki ruangan dimana ia akan melakukan penerbangan, banyak pasang mata yang memandangnya takut lantaran Mei yang menyelipkan pistol didekat pinggangnya, terlebih lagi para bodyguard nya yang berbadan kekar dan berwajah sangar, tapi tak menutupi ketampanannya.

Mei langsung memasuki pesawat yang akan lepas landas sebentar lagi, ia memainkan ponselnya untuk melihat perkembangan perusahaannya yang sudah menempati urutan kedua terkaya di dunia, satu langkah lagi ia akan benar-benar menguasai kehidupan dunia.

Disisi lain, Rael berlarian di koridor sekolah padahal PBM sudah dilakukan beberapa menit yang lalu. Pria itu menelusuri koridor kelas 11, dari tadi pagi ia tak melihat Mei. Padahal biasanya Mei akan menemuinya di taman. Apakah Mei masih marah dengannya atas kejadian beberapa hari lalu?

Rael menerobos masuk ke dalam kelas 11 MIPA 2 yang sedang diisi oleh Bu Ratna selaku guru Fisika. Seluruh pasang mata melihat Rael yang masih berdiri didekat pintu dengan mata yang menelusuri setiap bangku-bangku.

"Ada apa Rael?" tanya Bu Ratna.

"Mei mana, bu?"

"Mei izin untuk dua hari. Ada acara keluarga katanya." ucap Bu Ratna, Rael langsung pergi tanpa permisi membuat Bu Ratna berdecak kesal karena tingkah laku Rael yang tidak sopan.

Pria itu memilih untuk pergi ke taman, ia duduk menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Ia menghidupkan ponselnya dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Mei yang ia jadikan wallpaper, foto yang ia ambil secara diam-diam saat Mei memakan es krim.

"Kenapa sih lo tuh kalo pergi gak bilang-bilang? Bikin khawatir aja," gumam Rael. Ia sedikit menghela nafas lelah, apakah Mei menganggapnya ada disini? Ia memang mencintai Mei dan berharap Mei mencintainya balik. Tapi, jika tidak bisa, setidaknya anggap Rael ada sebagai sahabat. Sesulit itukah bagi gadis itu untuk mengabarinya? Apakah gadis itu sadar, dengan kepergiannya yang tiba-tiba membuat Rael khawatir?

¥¥¥

Mei sudah sampai di Bandung beberapa menit yang lalu, dan sekarang ia akan pergi menuju salah satu perusahaan yang mengajukan kerja sama dengan perusahaanya. Hanya dua bodyguard yang ikut bersama Mei, delapan lainnya akan pergi mencari hotel yang akan ditempati Mei.

Gadis itu melangkahkan tungkainya ke arah resepsionis perusahaan, ia sudah membuat janji dan akan mengadakan meeting.

"Dimana Pak Andra?" tanya Mei pada resepsionis tersebut yang menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Siapa anda? Jangan mencoba untuk membuat onar di perusahaan ini!" ucap resepsionis tersebut dengan garang sambil meneliti pakaian yang digunakan Mei, terlihat seperti orang jahat.

Gelap(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang