16. Liana is injured, all panic

5K 239 9
                                    

Happy reading ❤️
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🌟
SATU VOTE BERHARGA UNTUK AKU🙏🏻
...

Matahari pagi merambat ke celah-celah gorden membuat Liana yang terlelap dalam tidurnya harus membuka matanya lantaran cahaya matahari yang menyilaukan mata. Gadis itu berdecak sembari melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 07.00 WIB. Liana segera beranjak dari tempat tidurnya dan pergi mencuci muka serta sikat gigi. Selanjutnya, gadis beranjak ke dapur dan menyeduh teh hangat untuk di nikmati.

Duduk di balkon, menatap langit yang sangat cerah seolah hari ini adalah hari yang paling bahagia. Tapi, semua hari tampak sama dimatanya, tidak ada hari yang memancarkan aura lain bagi seorang Liana. Ia menatap ke bawah, banyak anggota Black Devil yang sedang mengerjakan berbagai pekerjaan. Liana memang sengaja tidak pulang karena jika ia pulang, pasti akan mendapat ceramah panjang lebar dari ayah dan ibunya.

Hazel Liana menangkap satu titik, dimana anggota Black Devil sedang berlatih menggunakan senjata yang sangat tajam. Bukan berlatih, lebih tepatnya meningkatkan kebolehan mereka dalam bertarung, membuktikan pada semuanya jika organisasi Black Devil adalah yang terbaik. Sejenak, Liana ingin meningkatkan kemampuannya dalam bertarung. Ia segera menelpon Mark yang mungkin sedang mengawasi anggota dibawah. Setelah itu, Liana bergegas mandi dan mengambil Rookie nya yang selalu setia menemaninya.

"Kau benar-benar ingin bertarung?" tanya Mark dingin dan diangguki oleh Liana.

"John!?" panggil Mark pada salah satu anggota yang sedang nganggur.

"Ada apa tuan?" tanya John sambil menunduk, tak berani menatap mata nyalang dari Liana dan Mark. Tanpa mereka ketahui, Mark dan Liana sudah dijadikan couple didalam organisasi kejam ini.

"Tingkatkan kemampuan bertarung mu bersama Nona Liana," ucap Mark, John langsung berjalan dibelakang Liana. Mereka akan bertarung dengan tangan kosong, baru nanti menggunakan senjata.

Pelatihan dalam organisasi mafia bukanlah hal yang mudah, jika sudah menggunakan senjata mereka akan bertarung tanpa memperdulikan rasa sakit dan nyawa. Yang jelas, Do not stop before it dies. Tidak berhenti sebelum mati. Jika diperjelas, akan ada dua orang yang masing-masing sudah menggunakan senjata, kemudian mereka tidak akan berhenti sebelum yang salah satunya mati.

Liana terus berfokus pada gerakan John yang siap melawannya, kali ini tak ada ikatan bos dan anak buah, tapi musuh dengan lawan.

"Jangan membuang waktu John!" ucap Liana karena John belum juga menyerangnya.

John langsung memberikan serangan mendadak untuk Liana, berupa tendangan berturut-turut mulai dari kaki kanan lalu kiri dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya Liana menangkis serangan menggunakan otot lengannya mulai dari kanan lalu kiri seperti yang dilakukan John. John memberikan perlawanan yang begitu brutal, ia hendak memelintir tangan Liana tapi Liana yang begitu gesit langsung memelintir balik tangan John kemudian menginjak punggung pria itu sampai menimbulkan suara seperti patah tulang. Liana menghentikan perlawanannya ketika merasa John tidak melawan. Damn! Pria itu pingsan. Liana memanggil anak buahnya untuk membawa John ke dalam markas untuk diberi penanganan oleh dokter khusus didalam organisasi mafia.

Latihan tadi belum membuat Liana puas, ia kembali memanggil satu bawahannya untuk bertarung menggunakan senjata.

"Steven!"

"Ada apa nona?" tanya pria yang bernama Steven sambil menunduk.

"Ambilkan aku senjata, kau juga ambil. Kita akan bertarung," ucap Liana dan tanpa basa-basi Steven langsung berlari ke dalam ruangan yang dibuat khusus tempat senjata. Steven keluar dari ruangan membawa sebuah samurai yang sudah di perbarui motif gagangnya agar jika ada pertarungan, samurai tidak melesat kemana-mana.

"Let's fight!" ucap Liana dan mulai melayangkan samurai itu untuk Steven yang siap menangkis.

Pertarungan kali ini membuat aktivitas anggota lain teralihkan karena suara decitan samurai yang menandakan betapa tajamnya benda itu dan betapa menyakitkannya benda itu jika menusuk kulit.

Liana bertarung dengan emosi membuat bola matanya berubah menjadi merah darah, ia terus fokus pada Steven yang terus memberikan perlawanan yang tak kalah sengit. Steven berjongkok kemudian meloloskan samurai itu dikaki Liana, namun Liana langsung melompat dan kembali menodongkan samurai itu tepat diwajah Steven membuat pria itu terkejut.

Liana menyeringai puas, Steven kembali menyerangnya seakan dirinya adalah mangsa yang akan hilang jika dibiarkan. Sampai saat dimana, Samurai yang Steven pakai menggores lengan mulus Liana menimbulkan darah dan luka yang amat dalam. Para anggota sudah mulai panik, Mark sendiri sudah berusaha untuk menghentikan Liana yang sepertinya sudah tenggelam dengan emosinya.

Bahkan, wanita itu tidak meringis sama sekali, tapi emosi Liana semakin bertambah ketika melihat wajah Steven yang dipenuhi dengan penyesalan. Seakan pria itu mengatakan 'maaf nona, aku tidak sengaja'. Tapi, kata maaf tidak akan berarti didalam pertarungan. Ingat kalimat sebelumnya, tidak berhenti sebelum mati. Steven sepertinya sudah mencari ajal.

Liana berjalan maju dengan seringaian yang tak pernah hilang dari wajahnya, Steven sendiri sudah ngesot ditanah tanpa samurai. Anggota lain ingin menahan, tapi instruksi dari Mark menghentikan mereka.

"Jangan ada yang membantu jika kalian masih ingin mati dengan badan utuh!"

"M-maafkan aku nona, aku tidak sengaja." Liana semakin mempercepat langkahnya ketika mendengar suara permohonan yang dikeluarkan Steven.

Samurai yang awalnya digenggam Liana, sudah terhempas menembus dada bidang Steven. Liana tersenyum melihat darah segar yang mengalir. Karena pada dasarnya Liana adalah orang yang tak pernah puas akan sesuatu, ia kembali meraih samurainya dan melayangkan benda itu dileher Steven hingga terbelah menjadi dua sampai menggelinding. Benar-benar pertunjukan yang luar biasa membuat pikiran orang waras menjadi gila. Liana benar-benar psikopat.

"Nona kau tidak apa-apa?" tanya Mark dengan raut wajah khawatir. Liana berbalik dan menodongkan samurai itu didepan wajah Mark membuat sang empu terkejut. Sedetik berikutnya ia bernafas lega karena Liana langsung membuang samurainya ke sembarang arah.

"Mark, temani aku ke Rumah Sakit!"

"Biar saya yang mengobati lukamu nona," ucap pria berpakaian layaknya dokter. Memang dokter, lebih tepatnya Dokter Alex. Orang yang berjasa dalam hal kesehatan di markas Black Devil.

"Bukan aku yang mau di obati bodoh. Tapi aku ingin mengecek kondisi tahanan ku," ucap Liana kemudian masuk ke dalam mobil Jeep Wrangler diikuti oleh dua bodyguard dan Mark tentunya.

"Nona, kau benar-benar tidak mau mengobati lukamu?" tanya Mark lagi, kali ini Mark benar-benar berbeda, ia tampak cerewet membuat Liana ingin menghabisinya.

"Baiklah jika kau tak mau," cicitnya pelan ketika mendapat tatapan nyalang dari Liana.

...
Kok aku ngeship Liana sama Mark ya:v
Kalo kalian gimana?
Mark-Liana
Rael-Liana
Atau Mark, Rael-Author.
"Rakus banget dah,"
"Ska ska author dung,"
Dah ya, author mau lanjut part dulu, pantengin jangan dianggurin.
Vote nya juga, biar author spam up kayak kemaren-kemaren.

See you next chapter ❤️
~Putri~
Makassar, Sulawesi Selatan

Gelap(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang